Ex 1.1 - Masa Lalu Reiji

31 11 30
                                    

PERINGATAN! GORE DAN EKSPILIT!
HARAP BIJAK SEBELUM BACA!

Kalau dipikir kembali, aku tidak pernah merasakan pandangan kasih sayang dari orang tuaku.

Begitu aku bisa berpikir mengerti apa yang orang-orang katakan, ketika ibuku bicara, semuanya tentang bagaimana sebuah 'kepercayaan' yang ayah pimpin telah mengubah hidupnya.

Aku mulai bosan dengan segala sesuatu yang berada di sekelilingku, isinya bicara tentang kepercayaan tersebut dan ajaran-ajaran yang tidak bisa aku mengerti logikanya.

Aku pergi ke sekolah, tapi aku tidak pernah mendengar orang-orang mengajarkan apa yang diajarkan oleh kepercayaan kedua orang tuaku.

Seperti yang orang-orang lakukan, aku mulai terpengaruh dengan lingkungan baruku.

Sampai aku beranjak ke delapan tahun, aku tidak pernah mengerti apa itu hiburan. Aku baru mengerti saat ada seorang murid sekelasku yang mengajakku menonton sebuah acara TV tentang orang yang bisa berubah dan membasmi kejahatan—Pengendara Bertopeng.

Beberapa bulan berlalu, dan satu orang murid yang merupakan pelopor mulai membawa mainan seri lama ke sekolah dan meniru pose perubahan dari acara TV yang dia putar lewat DVD rumahnya. Tidak lama juga sampai aku ikut meminjamnya untuk beberapa menit dan juga meniru pose perubahan sebisaku.

"Berjalan di jalan surga, orang yang akan mengatur segalanya. Reiji. Berubah."

Yah, saat itulah ibuku melihat aku mulai meniru pose perubahan di rumah.

"Apa yang kamu lakukan, Reiji!?"

"Meniru pose perubahan Pengendara Bertopeng Beetle!" jawabku dengan cukup antusias, tidak berpikir apa konsekuensinya.

Aku pikir dia akan senang aku berteman dengan yang lainnya, tapi aku langsung dilarang bermain dengan murid-murid sepulang sekolah dan jam istirahat karena mereka berpikir aku dipengaruhi sesuatu yang buruk.

Saat aku tanya kepada mereka apa hal buruk yang aku lakukan, mereka bilang karena aku "menikmati sesuatu yang duniawi dan terpengaruh oleh itu". Sebagai anak kecil, aku tidak tahu apa salahnya ikut-ikutan dengan lingkungan, bahkan menikmati sesuatu.

"Tunggu saat ulang tahunmu yang ke-10," kata ayah dalam nada menasehatiku.

Aku yang menaruh harapan pada perkataan ayah, percaya dan menunggu sampai saat itu tiba.

Akan tetapi aku yang sudah pernah mengetahui hiburan, diam-diam main ke rumah murid yang menjadi pelopor popularitas Pengendara Bertopeng di sekolahku.

Akan tetapi di dua bulan sebelum ulang tahunku, aku ketahuan diam-diam menyelinap keluar dari kamarku. Aku yang harus menunggu kedatangan ayah, mendapatkan pandangan kecewa. Bukan pandangan kecewa biasa... tapi pandangan kecewa dan murka.

"Sebelum kamu lebih ternoda lagi."

... begitu aku sadar, aku sudah berada di ruangan gelap yang berbau... "besi...?"

... "itu darah..."

Darah? Kenapa bisa? Juga, siapa itu barusan?

Aku berada di ruangan yang sangat gelap, tanpa cahaya. Aku tidak bisa melihat ke mana aku berjalan. Aku tersandung oleh sesuatu, akan tetapi tidak bisa melihat apa yang membuatku tersandung.

"Darah... sesat..." "Cepatlah mati..." "Kau akan jadi korban... haha..." "Kemarilah... Biar kami siksa kau... di alam yang sama dengan kami..."

"Siapa kalian!?" tanyaku sontak kepada suara-suara yang datang dari arah yang berbeda-beda. Tentu aku berputar di tempat, akan tetapi tidak bisa melihat siapa pun.

At the Boundary [Tamat] + ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang