Aku kembali ke dunia nyata, ke kamar tempatku dikurung. Bulan tampak di jendela pada langit-langit kamar, menyinari kamarku dengan cahaya yang tidak terlalu terang.
Bau busuk kembali menusuk hidungku. Ternyata semua sampah makanan masih ada. Kamar ini tidak dibersihkan bahkan setelah aku menghilang? Juga, apakah ada yang tahu aku menghilang?
Apakah di hari aku menghilang, para iblis itu langsung pergi begitu saja? Apa mereka tidak merasa aneh aku tiba-tiba tidak mengatakan apa pun?
... Tapi, apa pun itu, aku harus melakukan ini. Karena aku telah berjanji kepada Nozomi-san untuk menyelamatkan ibuku...!
<X>
*Dor dor dor* suara pintu dihantam dengan keras, sepertinya berhasil menggema ke telinga penghuni rumah.
"Berisik!" bentak Nii-sama dari balik pintu.
"Nii-sama... aku mohon... izinkan aku bertemu Mama!" Aku melakukan dogeza, memohon kepadanya.
#Dogeza: Bersujud(berlutut sampai menurunkan kepala dan tangan sampai ke tanah). Pose ini digunakan sebagai pose memohon paling tinggi."Padahal belakangan ini kamu diam saja, sepertinya kamu perlu diberi pelajaran!"
Nii-sama membuka pintu kamarku, menggunakan remot untuk menyalakan lampu supaya bisa melihatku. Dengan wajah marah sambil mengenakan piama bercorak beruang, dia menjambak rambutku dan menendang kakiku sampai aku terjatuh.
*BAM* Dia kemudian menghantamkan kepalaku ke lantai.
"Dogeza-mu tidak ada artinya."
"Ada apa ribut-ribut... oh, akhirnya kamu berulah, ya."
"Okaa-sama... aku mohon... izinkan aku bertemu dengan Mama...!" sekali lagi, aku memohon, walau kepalaku sudah ada di lantai bukan karena pose dogeza.
Tentu saja, Okaa-sama tidak mempertimbangkan permohonanku. Dia menginjak kepalaku, kemudian menekankan berat badannya untuk menekan kepalaku ke lantai.
"Punya harga berapa kepala ini? Harga ibumu melacur semalam?"
Ibu dan anak ini sama saja... mereka iblis yang suka melihat penderitaan orang lain...
"Pastikan kamu kumpulkan sampah di kamar ini dan buang semuanya, kemudian mandi dan hilangkan baumu itu. Mulai besok kami akan kembali menyiksamu lagi. Bila kamu bisa tahan selama tiga hari, aku akan mempertimbangkannya."
"... Baik..."
"Bukan. 'Terima kasih atas belas kasihnya, Okaa-sama'. Cepat katakan!"
"Baik. Terima kasih atas belas kasihnya, Okaa-sama."
"Hmph. Makoto, ayo pergi."
"Punya saudara tiri sepertimu... sangat memalukan."
Begitulah, malam pertama kepulanganku dari Perbatasan, mencapai akhirnya. Aku dengar dari Nozomi-san, seharusnya sudah enam hari berlalu. Ternyata memang benar apa yang Nozomi-san katakan.
...
Akan tetapi, hari esok di mana aku disiksa, tidak datang.
<X>
Sebelum pulang dari Perbatasan.
"Tahap pertama, kita harus membuatmu memiliki hak untuk berbicara. Sayang sekali, kini dengan sembuhnya lukamu, kamu tidak akan bisa menuntut mereka atas penyiksaan. Maka dari itu, kita harus buat bukti baru. Tapi untuk itu... kamu harus mengalami siksaan lagi..." kata Nozomi-san, dengan wajah khawatir.
"... Bila Mama bisa selamat... aku akan melakukannya," jawabku.
Nozomi-san memberikan sebuah smartphone kepadaku yang tadi dia minta Kazu-san untuk belikan, dan mengajariku cara memakai fitur kamera serta video.
"Kamu harus letakkan smartphone ini di tempat di mana kamera bisa merekam seisi ruangan, akan tetapi tidak akan disadari oleh mereka. Mereka adalah tipe orang yang senang melihat orang lain kesusahan. Dilihat dari jam kamu muncul di sini, dan ini sudah hampir jam 9 malam, akan baru berlalu sekitar enam hari di dunia nyata semenjak kamu datang ke sini, jadi aku ragu mereka sadar kamu telah menghilang, dan mereka masih membiarkan sampah-sampahmu. Sembunyikanlah di antara sampah."
"Tapi... bagaimana caranya supaya kameranya tidak jatuh?"
Nozomi-san berpikir sejenak, kemudian dia izin ke kamarnya sebentar. Setelah 10 menit, dia kembali.
"Ini penyangga kecil yang kubuat dari tusuk gigi."
Penyangga smartphone, terbuat dari tusuk gigi, berbentuk kotak sempit seperti kotak pensil yang cukup tebal dan dengan tinggi tiga perempat smartphone. Dengan alas persegi yang lebarnya 10 cm dan tebal 2 cm, Nozomi-san menunjukkan bagaimana smartphone tidak akan jatuh bila penyangga diletakkan di permukaan datar.
Kenapa penyangga smartphone dari tusuk gigi? Kenapa papan namanya Seira-chan juga? Kenapa bisa ada banyak tusuk gigi yang bagian tajamnya sudah dipotong seperti itu? Nozomi-san bilang aku tidak perlu tahu.
<X>
Author's Note:
Tidak perlu tahu, terkadang adalah berkat.
Maaf kalian para readers terpaksa tahu :v
![](https://img.wattpad.com/cover/344929428-288-k634645.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
At the Boundary [Tamat] + Extra
Fantasy境界線にて (Kyoukaisen nite) / Di Perbatasan Kehilangan orang tuanya dan semangat hidup, Nozomi terbangun di sebuah tempat misterius. Di sana ternyata adalah tempat berkumpulnya anak-anak yang kehilangan semangat hidup, 'Perbatasan'. Meski dengan aturan...