PERINGATAN! GORE DAN EKSPILIT!
HARAP BIJAK SEBELUM BACA!Aku kembali ke dunia nyata, dengan niat untuk menghancurkan sekte abal-abal yang ayahku pimpin. Kembali ke altar gelap tempatku dulu disiksa oleh ingatan para hantu dan juga oleh sekte ayahku. Yah, walau aku kebanyakan melihat altar ini diterangi api obor karena ingatan-ingatan para hantu saat ritual.
Aku kembali sesuai dengan kondisi terakhirku di Perbatasan, tiada luka. Dulu penghuni Perbatasan yang kembali ke dunia nyata dan masuk ke panti asuhan yang diperkenalkan oleh Kazu-nii pernah menceritakan ini kepada seorang anak yang kebetulan pergi ke Perbatasan.
"Hei, lihat!" "Dia kan anak yang dikorbankan itu!" "Dia kembali!?" "Bagaimana bisa!?" "Mustahil! Tidak hanya menghilang secara misterius, dia juga kembali!"
Akh, ocehan para hantu yang langsung bergema di telingaku.
Sebelum aku ke Perbatasan, aku sudah bisa melihat sosok mereka yang agak samar, akan tetapi aku bisa membedakan wajah dan suara mereka.
Ahh... aku masih gemetaran... Sepertinya hari-hari di mana para hantu ini memperlihatkan ingatan mereka kepadaku masih membuatku takut...
Meski sudah memberanikan diri, tubuhku tetap tidak bisa tenang...
"Bisakah kalian berhenti seenaknya sendiri!?"
Aku mendengar suara seorang anak kecil. Suara yang tidak familier.
Aku tidak ingat ada hantu anak kecil di sini. Akan tetapi, di depanku ada sesosok bayangan putih samar, dengan proporsi tubuh yang menyerupai anak kecil.
"Dari yang kudengar, kalian sudah menjejalkan ingatan kalian yang paling menyakitkan kepadanya, seharusnya kalian minta maaf!" kata hantu anak kecil itu, sambil mengangkat tangannya, kemungkinan menunjuk ke arah bayangan-bayangan putih sama lainnya yang jelas lebih besar darinya. "Kalau mau minta bantuan kepada seseorang, mintalah baik-baik! Itu yang diajarkan di sekolah!"
Para hantu yang lainnya terdiam. Ada beberapa gerak-gerik seperti menolehkan kepala melihat ke sekeliling, sebelum akhirnya ada yang memulai berkata kepadaku "Maaf." "Maaf ya~" "Kami menyesal." "Kami terbawa emosi..." "Kami lupa kamu masih anak-anak..." dan lain-lain...
Uhm... sepertinya hantu anak kecil ini berhasil meyakinkan para hantu yang lain?
Sosok kecil itu terlihat besar di mataku.
Hahaha... tidak peduli berapa umurmu, ternyata perkataan tulus itu memang bisa menggerakkan hati orang-orang ya...
"Terima kasih. Terutama padamu, gadis yang pemberani."
"Namaku Shiro!" kata gadis hantu itu dengan riang.
"Baiklah, Shiro. Juga, para hantu sekalian. Waktu kita tidak banyak. Aku sudah mengerti sebagian besar akhir hidup kalian, akan tetapi aku butuh lebih dari itu."
Aku turun dari altar yang agak tinggi dan bersembunyi, supaya aku tidak kelihatan saat ada orang yang masuk. Aku meletakkan tasku, membuka snack keripik kentang dan sebuah botol mineral.
"Sekarang, mari kita bicara. Setelah itu, mari hancurkan sekte ini."
<X>
... Pertama kali aku melihat adegan ini adalah sekitar empat tahun yang lalu. Aku tiba-tiba dipanggil untuk pulang ke rumah setelah lima tahun kuliah di jurusan Ilmu Psikologis Universitas Osaka, berusaha menjauh dari lingkunganku yang dikelilingi oleh sektenya ayahku.
Aku dibawa ke tempat yang tidak pernah aku tahu, tiba-tiba harus menyaksikan bocah yang katanya adalah setengah saudaraku dikorbankan tepat di depan mataku.
KAMU SEDANG MEMBACA
At the Boundary [Tamat] + Extra
Fantasy境界線にて (Kyoukaisen nite) / Di Perbatasan Kehilangan orang tuanya dan semangat hidup, Nozomi terbangun di sebuah tempat misterius. Di sana ternyata adalah tempat berkumpulnya anak-anak yang kehilangan semangat hidup, 'Perbatasan'. Meski dengan aturan...