Ch 7.1 - Keinginan Yukikazu (1)

44 20 51
                                    

Tiga hari berlalu setelah kepergian Izumi, yang artinya sudah lima belas hari di dunia nyata. Aku harap saat ini semuanya sudah berjalan lancar untuknya.

Awalnya aku dan Kazu-oji-san bergantian masak tiap harinya, akan tetapi belakangan ini dia memintaku untuk memasak tiap harinya karena ada sesuatu yang dia bilang ingin dia lakukan dan keluar dari pagi sampai sore, padahal di Perbatasan tidak ada apa-apa di luar bangunan ini. Kemungkinan sih dia ada di bawah pohon Sakura. Kurang lebih dia pulang pukul 9 malam dan mendongeng untuk Seira.

Si Kembar masih asyik bermain Collemon dan jarang keluar kamar. Ah, Kazu-oji-san juga membelikan satu konsol untuk Seira. Tentu saja Seira bermain dengan Bahasa Inggris yang dia pahami. Sepertinya dengan bermain game bersama, ketiganya saling belajar untuk belajar bahasa yang asing bagi mereka.

Kazu-oji-san yang gagap teknologi tidak bisa mengajari mereka bermain game konsol yang terlalu maju. Sebenarnya dia ke sini tahun berapa sih?

Setelah menyiapkan makan malam yaitu ayam lada hitam dan sup telur, tidak menyiapkan porsi Kazu-oji-san karena dia bilang telah terlalu banyak membeli jeli ransum yang sedang diskon, aku datang ke kamar bermain alias kamarnya Kazu-oji-san untuk memanggil anak-anak. Mereka turun untuk makan, sedangkan aku mulai membereskan kamar yang masih berantakan.

Kasur kamar ini berbeda dari kamar yang lain. Mungkin dia menggantinya karena kasur default terlalu sempit untuknya. Entah itu untuk anak-anak, atau untuk dirinya sendiri.

Kalau dilihat lagi, kasur ini juga tampak seperti sorok. Tapi tidak ada gagang untuk menggenggam dan menariknya...

Tunggu dulu... Kazu-oji-san kan juga pria dewasa... jangan-jangan dia menyimpan barang-barang mesum di bawah kasur yang terlihat tidak bisa dibuka ini?

Aku segera mencari apakah ada acara untuk membuka kasur itu. Tapi aku tidak menemukannya.

Ketiga anak lainnya kembali dan melihatku sedang mencari sesuatu. Yuuka dengan riangnya seolah tahu apa yang aku cari, lalu menekan tombol yang terletak ada di sela tembok dan kasur, membuat sorok bawah kasur terdorong sedikit keluar dan kemudian Ririka tarik.

"Ini dia, beberapa tas dan kumpulan surat yang tidak bisa kami baca!"

"Kami menemukannya sebulan yang lalu."

... begitu rupanya. Seharusnya aku sudah menduganya. Maksudku, di mana dia akan menyimpan surat-surat yang dia tulis serta tas persiapan untuk mereka yang pulang ke dunia nyata kalau bukan di kamarnya sendiri? Untuk kasus Izumi kemarin dia tidak menitipkan tas berisikan surat dikarenakan Izumi tidak boleh ketahuan akan menyerang balik.

Surat yang berisi banyak kanji itu tidak bisa dibaca oleh Yuuka dan Ririka.

"Bacakan." Ririka meminta dengan mata penuh harapan.

"Tidak boleh, itu namanya melanggar privasi... maksudku hak pribadi. Kita tidak boleh mengintip barang pribadi milik orang sembarangan."

"Tapi tadi Nozomi-nee sendiri mencoba mengintip bawah kasur, kan?"

"Baiklah, ayo kita baca." Tahu tidak bisa mengelak, aku pun tanpa basa-basi menyetujui usulan mereka. Aku sendiri sangat penasaran.

Seira yang tidak tahu apa-apa, mungkin mengira aku akan membacakan dongeng, dan duduk di pangkuanku.

Yuuka dan Ririka pun dengan hati-hati membawa surat demi surat kepadaku untuk aku bacakan, sembari mengembalikan apa yang sudah aku baca kembali secara urut.

Aku berusaha menerjemahkan untuk Seira juga, tapi itu sangat sulit bagiku, dan dari wajahnya aku bisa tahu kalau dia sama sekali tidak paham.

Semakin banyak kami membaca, semakin banyak kami tahu tentang perasaan Kazu-oji-san.

Orang yang selalu bergerak demi kebahagiaan anak-anak di sini, terdengar sangat berbeda di surat-surat itu.

Aku memutuskan untuk berhenti, dan melihat ke Yuuka dan Ririka saat jam sudah menunjukkan pukul 8.

... tidak perlu menyuarakan pendapat kami, sepertinya kami sampai kepada keputusan yang sama.

... tentu saja Seira masih bingung karena kemampuan Bahasa Inggris-ku yang rendah.

<X>

Kazu-oji-san membelikan kami smartphone sendiri saat aku memintanya. Belakangan ini dia tidak ragu membeli barang, karena katanya poin yang masuk semenjak kedatangan Izumi melebihi total perolehan poin selama aku datang ke sini. Itu juga menunjukkan betapa menderitanya Izumi di dunia nyata, karena kebahagiaan yang dia dapat di sini sangatlah besar.

Aku yakin Izumi akan hidup bahagia dengan keluarganya mulai sekarang. Ayahnya tidak terdengar seperti orang yang jahat, akan tetapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada kakak tiri dan ibu tirinya.

Keesokan harinya setelah kami mendapatkan smartphone, kami mulai merekam keseharian kami. Kami hanya menggunakan foto di saat anak-anak bermain game konsol.

Hari ke-2, aku menyarankan semuanya untuk piknik. Sesuai dugaan, kami melihat Kazu-oji-san sedang duduk bersandar di bawah pohon Sakura. Aku pun memintanya untuk membawa smartphone-ku dan merekam kami bermain beberapa permainan dari siang sampai sore.

Hari ini kami pulang bersama pada pukul 6, lalu aku menghangatkan masakan yang sudah kusiapkan tadi siang. Kemudian kami melihat kembali rekaman itu di kamar, tertawa akan kualitas rekaman yang bergetar dan tidak fokus.

Sepertinya agak tersinggung karena kami menertawakannya terlalu keras, Kazu-oji-san mulai berlatih menggunakan smartphone-ku dan terus menawarkan dirinya tiap kali ada kesempatan. Karena merepotkan harus pinjam-pinjam terus, dia akhirnya beli smartphone sendiri pada hari ke-4.

Hari ke-5, dia sampai membelikan Seira, bahkan aku kostum dari dua anggota tambahan Lovely-cure, bilang akan mengambil foto-foto cosplay yang bagus dan akan membuat kami terkagum.

Sepertinya menonton sebuah drama tentang fotografi untuk belajar. Pantas saja kemarin malam kamarnya masih berisik.

Apa pun itu, sepertinya anak-anak senang dengan hasilnya. Kazu-oji-san juga tampak puas bisa memuaskan mereka. Untukku yang sudah terbiasa melihat fotografi yang keren-keren, tidak bisa bilang kalau itu bagus. Akan tetapi yang penting adalah niatnya... kan?

Akan tetapi sepertinya tidak puas dengan reaksiku, dia menanyakan padaku apa yang kurang. Aku kemudian melakukan sedikit editing dengan smartphone-ku, tapi Kazu-oji-san tidak mampu mengikuti apa yang sedang aku lakukan karena dia selama ini hanya melakukan fotografi mengandalkan auto fokus dan memposisikan sudut kamera secara manual. Dia akhirnya menyerah dan menyerahkan soal editing kepadaku.

Hari ke-6, aku meminta laptop dan hard disk eksternal karena penyimpanan smartphone-ku sudah krisis. Aku kemudian menyortir semuanya ke album berdasarkan tanggal, dan membuat catatan tetang apa yang kami lakukan tiap harinya.

<X>

Peraturan Perbatasan sejauh ini:

1. Anak-anak yang kehilangan semangat hidup bisa masuk ke sini.

2. Tidak bisa terluka secara fisik maupun mati. Entah kenapa organ untuk makan masih bisa merasakan panas.

3. Ada listrik, perabotan, dan bahan makanan.

4. Kebahagiaan penghuni bisa menjadi poin untuk belanja di supermarket online instan tanpa kurir.

5. Penghuni punya kamar masing-masing, dan pintu kamar hanya bisa dibuka oleh pemilik kamar. Semua pintu selain kamar bisa dibuka oleh siapa pun.

6. Musim berganti tiap 18 hari sekali, tapi pohon sakura selalu mekar. Waktu di dunia nyata berjalan lima kali lebih cepat dari Perbatasan.

7. Di satu waktu, Perbatasan punya batas maksimal penghuni.

8. Saat pulang dari Perbatasan, barang yang dibawa akan juga ikut sebagai barang bawaan. Mereka akan kembali ke tempat yang sama sebelum mereka sampai di Perbatasan.

<X>

Author's Note:

Mendekati akhir cerita utama!

At the Boundary [Tamat] + ExtraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang