"Kakak...kakak..." aku mendengar suara adikku ketakutan, apa aku sudah mati? Atau aku bermimpi? Aku mulai membuka mata ku sedikit menyesuaikan dengan cahaya lampu yang sangat terang.
"Kakak bangun.. Kak.... Ayo bangun Kak"
Aku berhasil membuka mataku, pusing dan silau menderaku pertama kali. Setelah membiasakan mataku, aku benar-benar melihat sangat jelas dimana kami sekarang. Ini bukan kamar ku ini juga bukan kamar Celia. "Cel ini bukannya kamar?"
"Kalian sudah bangun ternyata" Celia belum menjawab, kami dikagetkan dengan suara bariton yang sangat ya bisa dibilang seksi.
Kami menoleh kearah pintu tempat suara itu berasal. Saat kami akan berteriak mereka dengan secepat kilat dapat membungkam mulut kami. Ini benar-benar bukan mimpi siapa mereka? Mereka benar-benar sangat cepat seperti angin. Jarak kami sangat dekat bahkan aku dan aku yakin adikku juga dapat merasakan hembusan nafas mereka yang dingin dan kulit mereka yang sangat dingin seperti es.
"Jangan takut kami tidak akan menyakiti kalian, kami akan melepaskan kalian tapi jangan berteriak oke"
Kami hanya mengangguk ketakutan. Secara perlahan mereka melepaskan kami dan berdiri agak menjauh.
"Apa kalian cucu buyut Menteri Park Myeon Soo?" tanya pria muda dengan suaranya yang bass dan hangat
"Nama kalian Rubi Park dan Celia Park, benarkan?" tanya pria yang satunya lagi tapi yang ini terkesan sangat dingin
"Iii-iya benar itu nama kami". Jawab ku ketakutan
"Bagaimana bisa kalian tau nama kami" tanya Celia pelan bahkan hampir berbisik
"Jelas kami tau.. bahkan kalian belum lahir kedunia kami sudah tau kalian" jawab pria dingin itu dengan nadanya yang sedikit tinggi.
"Aduh Kak... jangan terlalu dingin, santai saja kak. Lihat mereka ketakutan dengan kita"
"Diamlah Andy mereka harus tahu siapa kita"
"Kak... ini sudah tahun 2023 kita sudah bukan apa-apa, bahkan kita itu sekarang sudah jadi sejarah kak." jawab pemuda tampan yang tadi dipanggil Andy.
"Kami minta maaf karena masuk tampa permisi, hanya saja kami penasaran apa isi paviliun kalian" kata ku menyela perdebatan mereka sambil tertunduk takut
"Kami maafkan kalian tapi lain kali jangan seperti itu, oke" kata pria tampan dengan rambut hitam agak panjang, matanya yang sipit dengan bola mata coklat yang indah, wajahnya yang campuran orang Korea dan orang Eropa ditambah rahangnya yang tegas, hidung mancung bak seluncuran dan bibirnya merah tipis, benar-benar penggabungan yang sangat indah.
"Iya, kami benar-benar minta maaf atas kelancangan kami, tapi bolehkah kami bertanya? kalian....." tanyaku setelah tersadar dari terkagumanku pada mereka.
"Kalian ingin tau siapa kami?" potong pria yang satunya. Pria berambut pirang dan berwajah benar-benar seperti orang Eropa, bola matanya yang biru menambah sexy matanya yang sipit khas orang Korea, hidungnya yang mancung seperti prosotan anak TK, rahangnya yang tegas, kotak dan kokoh ditambah bibirnya yang merah dan sedikit berisi benar-benar seperti bibir yang sangat enak jika berciuman.dan yang entah bagaimana caranya dengan melihat bola matanya yang biru serta tatapannya yang tajam dan dingin, bukannya aku takut tapi cenderung jantungku berdebar kencang.
Kami berdua hanya mengangguk ragu sambil melihat mereka satu persatu.
"Baiklah, kami akan memberi tahu kalian tapi ingat jangan sampai kalian mengatakannya pada bibi kalian atau para pelayan, mengerti?"
Kami langsung mengangguk pasti pada kedua pria itu.
"Nama ku Jerico Windsor sedangkan nama Korea ku adalah Lee Jaehwan, ini adikku namanya Andy Windsor sedangkan nama Koreanya adalah Lee Jaesung. Kami pangeran dari zaman Joseon. Kami adalah anak dari Putra Mahkota Lee Yunho dan kedua istrinya putri Eropa tetapi keturunan Korea yaitu, Putri Mahkota Terea Windsor atau Kim Taeri dan Putri Debora Windsor atau Kim Dami. Kami diungsikan kesini saat Korea diserang oleh penjajah dan...."
KAMU SEDANG MEMBACA
SILA || Noren
FanfictionCerita ini mengandung adegan dewasa 21+ dimohon para readers yang masih dibawah umur bisa melewati cerita ini. Terima kasih... Ketika cinta, kasih sayang dan persahabatan mengalahkan kegelapan dan kejahatan. Rubi dan Celia anak yatim piatu yang haru...