Jadi Seperti itu?

180 19 1
                                    

"Andy aku takut" cicit Celia sambil menangis sesenggukan

"Jangan takut aku disini, aku akan selalu melindungimu" kata Andy sambil terus memeluk Celia.

Andy menutup tirai itu dengan satu tangannya dan tangan satunya masih memeluk erat Celia. Setelah itu dia menggiring Celia kembali ketempat tidur, sambil memeluk erat gadis itu erat-erat seperti menjadi tameng untuk melindungi orang tersayangnya. Andy membisikkan kata-kata penenang untuk Celia sehingga semakin lama Celia makin tenang dan berani merenggangkan pelukannya pada Andy.

"Sudah tenang? Bisa aku lanjutkan cerita ku?" kata Andy sambil menghapus sisa-sisa air mata di pipi chubby Celia.

Celia hanya menganggukkan kepalanya sambil memeluk Andy kembali menyamankan kepalanya didada bidang Andy.

"Kau tau, aku dan Kak Jerico meninggal di pavilliun ini dan kami mendapatkan kutukan paman kami".

"Kutukan apa?" tanya Celia penasaran sabil menyedot ingusnya yang mau mengalir.

Andy yang melihat itu terkekeh pelan sambil menarik hidung Celia hingga ingusnya mengalir ditangan Andy. Andy yang mendapati itu hanya mengambil tissue yang ada dinakas samping tepat tidur dan membersihkan ingus Celia yang ada ditangannya tampa ada rasa jijik.

"Andy itu menjijikan banget ihhhh..." Andy yang mendengar rengekan Celia tertawa geli. Dia berpikir Celia ini lucu, Andy saja tidak jijik malah pemilik ingus yang bergidik geli.

"Sudah bersih lihat". kata Andy sambil menunjukkan telapak tangannya yang sudah bersih pada Celia

"Kamu ini, itu ingus mu malah kamu yang jijik gimana sih" kata Andy terkekeh sambil melempar tissue bekas pakai ke tempat sampah yang berada diujung pintu kamar.

"Ihhhh itu jijik An.. udah-udah malah bahas ingus, buruan lanjut ceritanya" rengek Celia sambil merebahkan kembali kepalanya di dada bidang Andy.

Andy terkekeh mendengar rengekan Celia yang seperti anak bayi. Andy menepuk pundak Celia seperti mempukpuk bayi yang akan tidur

"Kutukan yang diucapkan paman ku sebelum dia dipindahkan ke penjara bawah tanah" lanjut Andy dengan sorot mata menerawang masa lalu

Paman ku melakukan sebuah ritual yang dia pikir bisa membuatnya berkuasa sehingga bisa menjadi raja dan membuat para penjajah bekerja sama dengan paman ku, salah satunya adalah peristiwa malam itu adalah karena paman ku bekerja sama dengan penjajah untuk membuat dia menjadi raja, tapi yang ada, dia menjadi tidak waras dan semua kata-katanya menjadi kutukan. Sebelum paman ku dipindahkan ke penjara bawah tanah karena gila dia mengutuk siapapun yang meninggal diluar istana tidak akan bisa reinkarnasi. Hal itu juga yang membuat kami tidak lari dari istana saat istana diserang oleh penjajah, karena saat itu kami berpikir lebih baik meninggal didalam kerajaan tetapi kami bisa reinkarnasi" Andy diam sejenak sambil menghela napas berat. "Aku dan Kak Jerico meninggal di pavilliun ini. Sebenarnya kami ingin meninggal dikerajaan tetapi suruhan paman menarik kami keluar kerajaan saat kami sudah lemas karena kehabisan darah sehingga kami tidak bisa melawan. Saat kami akan dihabisi kakek buyut kalian menyelamatkan kami dan membawa kami kepavilliun ini" kata Andy melanjutkan.

"Jadi, kalian tidak bisa reinkarnasi? Atau ada cara lain untuk melunturkan kutukan itu? katakan Andy" desak Celia sambil bangkit dari tidurnya dan mengguncang tubuh Andy.

Andy bangkit dari tidurnya dan tersenyum manis pada Celia. "Ada dan yang bisa membantu kami adalah kalian" kata Andy sambil memegang tangan mungil Celia

Celia mengerutkan dahinya sambil menunjuk dirinya sendiri, sedangkan Andy hanya tersenyum sambil mengangguk pelan.

"Saat kami sampai dipavilliun ini, kakek mu menyuruh tabib leuargamu untuk menyembukan kami, tapi karena darah yang kami keluarkan cukup banyak sedangkan saat itu dunia medis belum semaju sekarang mereka tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa pasrah dan saat itu dengan suruhan kakek mu cenayang kepercayaan kakek mu membuat semua pavilliun dirumah ini tidak terlihat termasuk pavilliun ini, hal itu untuk mengantisipasi para penjajah memaksa masuk kerumah kalian ini, dan ternyata benar saat cenayang kakek kalian berhasil menutup semua pavilliun di rumah ini para penjajah mendobrak masuk ke rumah ini dan untung saja kami semua sudah ada didalam pavilliun sehingga para penjajah tidak bisa melihat kami, yang mereka lihat adalah halaman kerajaan tempat peristiwa pembantaian keluargaku terjadi". Kata Andy dengan sorot mata sedih.

SILA || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang