"KENAPA BISA DISINI?" teriak Celia saat melihat siapa yang ada didalam ruangan itu
"Kenapa kau bisa disini Cel?" jawab orang itu kaget saat melihat Celia datang kepavilliun itu
"Seharusnya aku yang bertanya kenapa bibi bisa disini?" tanya Celia memaksa. Benar, bibi mereka yang katanya tidak tau apapun, tidak tau tentang pavilliun itu ternyata tau segalanya tentang pavilliun itu.
"Kalian... bagaimana bisa ponakanku bisa disini?" desis Chaeyong sambil memandang Jerico tajam
"Mereka yang masuk sendiri Kak" jawab Andy santai sambil berjalan menarik Celia masuk keruangan itu
"K?" teriak Celia kaget. "Bibi bisa jelaskan ini? Kalian bisa jelaskan ini semua?" Celia melihat Bibi Chaeyong, Jerico dan Andy bergantian dengan memasang wajah kaget dan membutuhkan penjelasan
"Chaeyong adalah kakak kami, Putri Hyeonae" kata Jerico pelan sambil melihat Chaeyong.
Celia yang mendengar itu semakin dibuat bingung. Celia segera duduk disalah satu kursi diruangan itu. Oh iya, Celia baru tau tentang ruangan itu, ruangan yang belum pernah dia dan kakaknya masuki, ruangan yang menurutnya mengerikan karena hanya ada tembok batu, beberapa obor yang menempel untuk penerangan ruangan itu dan 2 kursi beserta meja yang diatasnya ada dupa dan buah-buahan seperti sesajen untuk arwah.
"Ada 2 orang didalam keluarga kami yang selamat dalam pembantaian itu dan mereka hidup sebagai orang biasa karena ramuan buatan cenayang leluhurmu" Andy buka suara karena terlihat Chaeyong dan Jerico yang diam saja tidak berniat menjelaskan pada Celia, ditambah wajah Celia yang frustasi karena tidak mendapat jawaban apapun.
"2 orang? Ramuan? Aduh bisa tidak sih kalian itu menjelaskannya secara lengkap aku bingung kalau sepotong-sepotong begitu" marah Celia
Bibi Chaeyong berdehem sebentar dan berjalan kearah Celia, wanita cantik itu berlutut sambil memegang tangan ponakannya dan melihat wajah Celia yang menampilkan mimic wajah bingung dan marah. "Cel... bibi bukan bibi mu, dan yang sebenarnya adalah ayahmu adalah anak satu-satunya keluarga Park." Celia yang mendengar itu tebelalak tidak percaya. Jadi selama ini bibi yang mereka hormati dan sayangi bukan bibi mereka? Benar-benar hal yang mengejutkan.
Chaeyong menarik napas sebentar dan menghembuskannya secara perlahan sebelum melanjutkan ceritanya. "Bibi adalah kakak perempuan Marko, Jerico dan Andy dari ibu berbeda. Ibu bibi adalah selir yang memang dimasukkan oleh nenek tiri mereka supaya bisa menghancurkan rumah tangga Yang Mulia Raja dan Permaisuri, dan saat itu semua orang tau jika bibi bukanlah anak dari Yang Mulia Raja tapi karena Raja tau ini konspirasi ibu tirinya dan jika dia menolak akan membahayakan keluarga, kerajaan dan juga rakyatnya maka dia menerima ibu bibi dan bibi yang saat itu sudah ada dalam kandungan. Saat bibi berusia 8 tahun Permaisuri mengandung Marko, sebenarnya Permaisuri sudah sering hamil tapi keguguran karena ulah ibu bibi yang disuruh oleh nenek tiri Jerico. Tapi saat itu ibu bibi sudah sadar dan tidak mau mengganggu rumah tangga Raja dan Permaisuri. Ibu bibi berniat pergi dari kerajaan dan hidup sebagai wanita biasa bersama bibi tapi rencana kami ketahuan dan ibu bibi dibunuh oleh suruhan nenek tiri Jerico. Permaisuri yang merasa bersalah pada ibu bibi memutuskan untuk mengangkat bibi menjadi putrinya sehingga bibi menjadi kakak mereka. Bibi mendapat kasih sayang yang sama dengan mereka, hidup bibi sangat bahagia walaupun tampa ibu kandung bibi. Tapi semuanya sirna saat bibi baru menikah." Mendengar kata-kata menikah membuat Celia tidak percaya ternyata bibinya itu sudah menikah.
Chaeyong yang melihat wajah kaget Celia tersenyum dan membelai rambut keponakannya itu. Walaupun Rubi dan Celia bukan keponakan kandungnya tapi wanita itu sangat menyayangi dua gadis ini seperti keponakannya sendiri. "Kau mengenal suami bibi Cel" kata Chaeyong lembut pada ponakan kecilnya itu.
"Siapa?" tanya Celia pelan. "Oh tidak-tidak, bibi cerita dulu kenapa masih bisa hidup hingga sekarang? Dan bibi manusia kan?" tanya Celia ragu dan pertanyaan Celia membuat mereka Chaeyong dan Andy tertawa sedangkan Jerico hanya tersenyum kecil.
"Bibi manusia Cel, hanya pertumbuhan bibi melambat dan berhenti diumur segini. Saat itu kerajaan diserang, Permaisuri menyuruh bibi dan suami bibi pergi meninggalkan kerajaan dan bersembunyi disini, karena kami berdua terluka cenayang kakek buyutmu memberikan kami ramuan yang ternyata adalah ramuan yang membuat kami akan berhenti di umur segini dan effect ramuan itu hilang jika mereka berdua sudah berenkarnasi." kata Chaeyong sambil menujuk Jerico dan Andy bergantian dengan dagunya.
"Lalu bagaimana bisa bibi jadi adik ayah? Kan umur bibi pasti lebih tua dari ayah" tanya Celia heran. Chaeyong tertawa dengan kata-kata Celia. Wanita cantik itu tersenyum lebar sambil mengelus tangan halus keponakannya yang dia tangkup dengan kedua tangannya. Chaeyong tau keponankan kecilnya ini pasti ingin tau dan banyak bertanya mangkannya dia sama sekali tidak kaget jika Celia bertanya detail bahkan mungkin kalau bisa keponakan cantiknya ini akan bertanya hari bahkan jam kejadian saat itu.
"Bibi pindah ke luar negeri bersama suami bibi, saat ayahmu sudah menikah dengan ibumu, bibi kembali ke Korea dan saat itu umur bibi masih 25 tahun sedangkan ayahmu sudah berumur 30 tahun. Bayangkan saat kejadian itu bibi sudah berumur 15 tahun sedangkan kakek mu saat itu baru lahir jadi bisa kau bayangkan betapa lambatnya pertumbuhan bibi dan suami bibi" jelas Chaeyong pada Celia.
"Seandainya ramuan itu masih ada mungkin aku bisa meminumnya juga" kata Celia pelan tapi masih bisa didengar oleh bibi dan kedua pangeran. "Oh iya... siapa pamanku bi?" tanya Celia antusias. Jelas dia sangat antusias karena selama ini dia dan sang kakak merasa bersalah karena bibi nya ini cantik tetapi terlalu menyayangi nya dan sang kakak hingga tidak perduli dengan dirinya sendiri.
Chaeyong tersenyum manis pada Celia dan menarik tangan gadis cantik itu keluar dari ruangan dan menuju perpustakaan. Saat pintu perpustakaan terbuka terlihat pria dengan postur tinggi dan gagah membelakangi mereka. Celia yang melihat postur tubuh itu menarik pelan tangan bibinya dan membisikkan sesuatu pada bibinya "Bi... bukannya dia..." bisik Celia ke telinga bibinya. Chaeyong yang melihat itu tersenyum lebar pada keponakan kecilnya, merasa dia tau jika kedua keponakannya akan shock, oh ya dia baru sadar jika hanya Celia yang datang sedangkan Rubi tidak, apakah Rubi tidak tau atau ada sesuatu yang terjadi?
"Halo nona Celia" kata pria itu pada Celia sekaligus membuyarkan lamunan Chaeyong
"BIBI... JADI SELAMA INI...." kata Celia sambil membelalakkan matanya.
"Kau kenal Oh Seunghoon kan Cel?" kata Chaeyong sambil menggandeng lengan Seunghoon mesra
"Pantas bibi tidak mau mengganti sekretaris ternyata kekasih sendiri" cibir Celia sambil bersendekap tangan
"Bukan kekasih sayang... tapi suami sendiri" kata Andy dari belakang sambil memeluk pinggang ramping Celia.
"Lepaskan tangan mu dari keponakan kecilku wahai pangeran Andy" kata Chaeyong datar
"Tapi dia calon istriku" kata Andy tidak mau kalah
Chaeyong yang mendegar jawaban Andy menatap tajam pangeran itu "Tapi dia masih kecil anak muda" sarkas Chaeyong
"Tidak... dia sudah cukup umur untuk menikah, kakak saja minikah saat umur kakak 15 tahun" kata Andy tidak mau kalah
"Dunia sudah berubah ya Andy" kata Chaeyong dibarengi dengan tatapan tajam
Saat Andy akan buka suara Seunghoon segera menghentikan perdebatan kakak adik itu "Sudah-sudah lihat itu Celia bingung". Andy dan Chaeyong yang mendengar itu berdehem sebentar menetralkan emosi mereka.
"Cel... Rubi kemana?" tanya Jerico yang dari tadi diam
Celia yang mendengar itu menoleh pada Jerico dan menjawab "Kenapa cari-cari kakak ku... mau menyakitinya lagi?"
"Kau menyakiti Rubi ku? KAU MENYAKITI PERMATA RUBI KU" Teriak marah Chaeyong. KAU APAKAN KEPONAKANKU SI*L*N" Teriak Chaeyong lagi
Celia yang mau melapor pada bibinya langsung ditarik pelan oleh Andy, sedangkan Celia seperti tau jika dia tidak boleh bercerita apapun tentang kejadian tadi.
"Maaf Kak" jawab Jerico lirih tapi masih didengar semua
"Kakak sakit... dia demam" jawab Celia datar
"APA??!!" Teriak Jerico dan Chaeyong berbarengan
KAMU SEDANG MEMBACA
SILA || Noren
Hayran KurguCerita ini mengandung adegan dewasa 21+ dimohon para readers yang masih dibawah umur bisa melewati cerita ini. Terima kasih... Ketika cinta, kasih sayang dan persahabatan mengalahkan kegelapan dan kejahatan. Rubi dan Celia anak yatim piatu yang haru...