Perjanjian

342 32 9
                                    

"Lalu apakah kami harus ditawan disini selamanya?" tanya adikku sedikit ketus pada pria-pria tampan ini. Ya ketus dan mungkin efek dia masih marah karena dituduh sebagai pencuri.

"Itu tergantung kalian dan hai nona..." Pangeran Andy menjeda kata-katanya sambil berjalan perlahan menuju Celia.

"Kenapa nadamu sangat ketus nona? Apakah kau masih marah dengan kata-kataku? Kalau begitu aku minta maaf sayang, aku tidak bermaksud seperti itu" katanya setelah duduk didepan Celia sambil membelai pipi adikku pelan. Sedangkan adikku? Jangan ditanya bagaimana merah pipinya seperti kepiting rebus yang siap dibumbui, ditambah wajahnya yang tersipu malu karena dipanggil sayang dan dibelai oleh pria tampan.

"Jika kalian bisa menjaga rahasia ini, tidak bicara pada siapa pun termasuk bibi kalian itu. Ya, pokoknya tidak boleh beri tau pada siapa pun lah dan" Pangeran Andy menjeda kata-katanya. Dia menatapku sekilas lalu menatap adikku dalam sambil tersenyum "Kalian akan kami lepaskan tetapi harus dihukum dan hukumannya adalah setiap malam kalian harus datang kesini apapun yang terjadi. Ingat... setiap malam kalian harus datang kesini menemui kami, terutama kau Celia sayang, aku akan selalu menunggu mu setiap malam dikamar kita... ah.. maaf dikamar ku maksudku" kata Pangeran Andy sambil mengerling nakal pada adikku.

Apa? Kami harus kesini tiap malam? Apa-apa an ini.. aku tau kami berdua salah tapi apa harus setiap malam? Bayangkan setiap malam aku dan adikku harus kesini? Bukannya apa-apa aku hanya takut pada mereka, walaupun tampan tapi mereka hantu bisa saja mereka memakan kami atau menggunakan tubuh kami alias merasuki kami untuk melakukan sesuatu yang jahat? Ya..ya.. terdengar sangat-sangat hiperbola tapi itu bisa saja kan? Dan satu lagi, aku bisa-bisa punya sakit jantung kalau setiap malam kesini. Bagaimana tidak, baru hampir semalam saja aku sudah mulai tertarik pada Pangeran Jerico apalagi kalau setiap malam harus kesini bisa-bisa aku jatuh cinta padanya. Tidak, tidak boleh ini tidak boleh lebih baik hukum kami yang lain dari pada harus setiap malam datang kesini.

"KENAPA KAMI/MEREKA HARUS KE SINI SETIAP MALAM?" tanya ku dan Jerico bersamaan dengan suara sedikit berteriak protes.

"Hmmm... bukankah kita sudah saling mengenal? Dan kita harus segera terlahir kembali kak"

Terlahir kembali? Maksudnya apa? Dan apa itu tadi? Saat berkata saling mengenal nada bicara Pangeran Andy sangat manis tetapi seketika berubah penuh penekanan saat bicara soal terlahir kembali. Banyak sekali pertanyaan diotakku yang ingin aku tanyakan pada mereka tetapi rasa takut ku lebih dominan dan rasa ingin cepat-cepat keluar lebih besar.

Jerico menoleh sebentar pada ku dan Celia, dia menghela napas berat dan dingin sambil menatap ku dengan pandangan dalam tapi kosong seperti tubuhnya disini tetapi pikirannya ada ditempat lain. Jerico pikir adiknya benar mereka harus terlahir kembali secepatnya dan mereka yakin semua orang yang ada dizaman Joseon sekarang sudah terlahir kembali termasuk kerabat-kerabat mereka.

"Kakak... apa maksud mereka terlahir kembali? Apakah mereka akan membunuh kita saat bulan purnama dan menjadikan tubuh kita sebagai tubuh mereka yang baru?" pertanyaan Celia sedikit membuat ku takut tapi segera ku tepis semua itu.

"Sepertinya setelah ini kakak harus membereskan semua film-film fantasy mu itu Cel" jawab ku jengah. Sang adik yang mendapat jawaban itu hanya mencibir sambil berkomat-kamit sedikit menyumpahi kakaknya.

"Baiklah... kalian kami lepas tapi kalian harus rahasiakan pertemuan kita dan setiap malam kalian harus kemari tampa ada satupun yang tau" suara bass Jerico memecah keheningan dan sedikit mengagetkan ku dan Celia

"Maafkan kami sebelumnya pangeran. Maaf kalau pertanyaan ku kali ini lancang tapi apa hubungannya kami dengan kalian terlahir kembali?" tanya ku dengan wajah serius. Aku benar-benar tidak tahan untuk menahan pertanyaan itu, ya... walaupun rasa takutku besar tapi bagiku ini berurusan dengan kehidupanku dan juga adikku jadi aku harus benar-benar tau maksud mereka. Aku berdiam sebentar tetap memperhatikan kedua hantu pangeran didepanku dengan serius, merasa tidak ada jawaban dengan menghela napas aku mulai buka suara lagi. "Pangeran, kalian tidak pernah mengenal kami begitu juga kami tidak mengenal kalian lalu apa hubungan kami harus setiap malam kesini dan kalian terlahir kembali?" nada bicara ku sedikit menekan karena benar-benar sudah jengah dan takut secara bersamaan, aku hanya ingin cepat-cepat keluar dari sini dan selamanya tidak kembali atau berurusan lagi dengan pavilliun dan penghuninya yang aneh ini lagi.

Aku sudah akan buka suara tetapi tertahan dengan suara bass Pangeran Jerico "Kalian ingin tau?" aku dan Celia mengangguk cepat. Jerico dan Andy tertawa ringan dengan tawa bass dan berwibawa, tampa mereka sadari tawa kedua pangeran ini membuat kami membatu terpesona, apa lagi Pangeran Jerico yang dari tadi hanya memasang wajah dingin tetapi saat tertawa matanya yang sipit itu membentuk eyesmile yang sangat menawan dan semakin membuat jantung kami berdetak kencang.

"Hai... kalian takut atau terpesona dengan kami? Detak jantung kalian keras sekali hati-hati nanti bisa pindah ke jempol" goda Andy sambil tersenyum menatap Celia menggoda

"KAKAK....AKU MAU KEMBALI KESINI LAGI TIAP MALAM!!" teriakkan tertahan Celia berhasil membuat ku menganga lebar ditambah kulit Ruby yang putih membuat semburat merah pada pipi ku terlihat jelas. Merah pada pipiku sudah tercampur antara malu karena ketahuan jantung mereka berdetak kencang, ditambah godaan Pangeran Andy dan marah karena kata-kata Celia menjadi satu.

"Ohoo... adik mu sudah setuju Rubi Park. Kami anggap perjanjian kita ini sudah disetujui dan jika kalian ingin tahu hubungan kalian dengan kami...." kata-kata Jerico tertahan sambil menunjukan smirk mautnya. Pangeran tampan itu tidak melanjutkan kata-katanya, dia hanya semakin mendekatkan duduknya dengan posisi dudukku sambil memandang mataku dengan dalam, dan setelah itu apa yang dia lakukan membuat jantungku semakin berdetak cepat. Dia mengusap kelopak mata ku pelan sambil tersenyum hangat dan mendekatkan kepalanya ketelinga ku "kalau kau ingin tau manis apa hubungan kita datanglah tiap malam dan kau akan tau nanti." aku yang diperlakukan seperti itu mematung sampai-sampai tidak sadar kalau Pangeran Jerico sudah berdiri dari hadapanku.

"Kalian harus datang karena perjanjian dengan kami harus dilakukan dan tidak bisa dibatalkan. Kalau kalian melanggar dan mencoba melarikan diri kalian akan mendapatkan akibatnya" kata Pangeran Andy sambil berdiri dan berjalan menuju meja didepan kasur dan menuangkan anggur kedalam gelas yang berlapis emas, dan yang membuatku kaget adalah baunya, baunya sangat tidak asing, ya... itu anggur buatan ku, mereka meminumnya juga ternyata.

"Benar... itu anggur buatanmu Rubi dan aku menyukainya. Kalau kau datang kemari bawakan aku sebotol ya" kata Jerico seperti bisa membaca pikiranku.

"Kau harus datang sayang, kami tidak ingin menyakiti milik kami" kata Jerico sambil meminum anggurnya tampa mengalihkan pandangannya dariku.

Sayang? Dia memanggilku sayang? Tuhan jantungku mau meledak... Tadi dia sangat dingin tetapi sekarang dia sangat hangat dan manis. Benar-benar pria aneh tetapi menawan dan mempesona secara bersamaan. Psycho but Sweet mungkin itu sebutan cocok untuk mereka.

SILA || NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang