Diluar paviliun terus terjadi peperangan antara kubu para pangeran dan kubu Selir Jang. Mayat-mayat hidup yang kepalanya ditebas akan kembali lagi menyatu dengan badannya dan itu membuat kubu para pangeran seprti kehabisan tenaga mereka, makhlum saja kubu para pangeran hanya manusia biasa yang kebetulan memiliki kekuatan khusus berbeda dengan kubu Selir Jang yang merupakan para makhluk jadi-jadian, mayat hidup dan roh-roh tentara Jepang.
"Kenapa mereka tidak habis-habis?" protes Winhui yang sudah lelah dan tenaga nya sudah hampir habis apalagi dia harus terus merapalkan mantranya untuk menutup rumah itu dari orang luar dan dari orang-orang lain dirumah itu.
"Bertahanlah Winhui kamu bisa," lirih ibu Jaebum yang napasnya juga sudah ngosngosan. "Tapi memang benar mereka tidak habis-habis," rengek wanita cantik itu sambil tangannya masih terus menebas para mayat hidup tersebut.
"Bukan tidak habis-habis tapi mereka tidak mati, kita tebas mereka akan kembali menyatu," geram ibu Jaerim kesal.
"Bagaimana caranya menghabisi mereka? Aku lelahhhh," protes Winhui yang dihadiahi lirikan maut oleh Paman Jang
"Jangan manja Winhui," desis Paman Jang yang membuat Winhui diam tidak protes.
Sedangkan didaerah dekat paviliun para pangeran, Jerico, Andy, paman mereka dan Chaeyong sedang melawan Selir Jang yang sudah berubah bentuk menjadi ular raksasa berkepala manusia.
"Jerico Andy susul Rubi dan Celia mereka pasti dalam kesulitan. Paman tidak melihat mantan pelayan paman, pasti dia mengejar Rubi dan Celia cepat lindungi istri-istri kalian." Jerico dan Andy langsung menuju kedalam paviliun dan benar saja mereka melihat kedua wanita yang mereka cintai akan ditebas oleh pedang. Jerico dan Andy langsung berlari dengan melesatkan tubuh secepat kilat dan keduanya menebas punggung pria itu dengan sekali tebas yang berlawanan sehingga punggung pria itu terdapat sayatan berbentuk X yang lebar dan panjang, darah pria itu terciprat kemana-mana bahkan terciprat mengenai wajah Rubi dan Celia sehingga membuat kedua wanita itu syok.
Rubi dan Celia terdiam seperti masih menelaah keadaan yang baru saja mereka hadapi bahkan sangking tegangnya mereka belum membuka mata dan masih berpikir apakah mereka sudah meninggal sebelum menyelesaikan tugas mereka? mereka tidak merasakan sakit tapi hanya merasakan seperti cipratan berbau anyir dan mereka tau ini darah, tapi darah siapa? apakah darah mereka? apakah tidak ada kesakitan saat mereka ditebas dan hanya merasakan seperti cipratan? mereka bingung dan masih ketakutan tidak berani membuka mata sampai mereka merasakan tangan dingin yang mengusap wajah mereka seperti membersihkan cairan amis diwajah mereka. Mereka berdua mencoba membuka mata dan terlihat jelas Jerico dan Andy berdiri dihadapan mereka dengan tubuh kotor penuh darah dan pria itu tergeletak ditanah bahkan tubuhnya sudah terbelah menjadi beberapa bagian karena sayatan Jerico dan Andy bersamaan.
"Istriku," bisik Jerico dan Andy bersamaan sambil memeluk istri-istri mereka mencoba memberi ketenangan untuk wanita-wanita mereka. Jerico dan Andy bisa merasakan tubuh Rubi dan Celia yang bergetar ketakutan dan jujur itu menyakitkan untuk mereka. "Kalian tidak apa-apa tenanglah kalian selamat." Jerico dan Andy memeluk istri mereka masing-masing sambil mengelus lembut punggung kedua wanita cantik itu yang masih bergetar.
Duaaarrr... Aaaakkkhhh...
Mereka berempat terperajat kaget mendengar teriakkan dari luar dan seperti suara paman mereka. "Ayo, kita harus cepat." Rubi melepaskan pelukan Jerico begitu juga dengan Celia mereka ingin menangis karena ini adalah akhir dari kebersamaan mereka tapi diluar sedang dalam kacau dan bahaya untuk mereka semua. Rubi dan Celia menyayat telapak tangan mereka dan mengoleskannya pada pintu dari kayu yang memiliki ukiran naga lambang kekaisaran Korea. Saat pintu terbuka Rubi dan Celia langsung terpana, terlihat sebuah ruangan luas berdinding batu kokoh yang dihiasi oleh sesuatu yang berkelap kelip yang ternyata adalah pecahan berlian yang merupakan sebagian kecil harta dari Jerico dan Andy yang disimpan oleh leluhur Rubi dan Celia didalam makam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILA || Noren
FanfictionCerita ini mengandung adegan dewasa 21+ dimohon para readers yang masih dibawah umur bisa melewati cerita ini. Terima kasih... Ketika cinta, kasih sayang dan persahabatan mengalahkan kegelapan dan kejahatan. Rubi dan Celia anak yatim piatu yang haru...