Rubi terhitung pingsan selama tiga hari dan selama tiga hari itu juga Jerico tidak pernah pergi dari sisinya, pangeran tampan itu terus menemani sang kekasih tampa meninggalkan kamar itu sedetik pun. Orang-orang bergantian menemani Jerico bahkan ibu Hae Soo dan Winhui juga tinggal disitu untuk memantau perkembangan kesehatan Rubi.
Tepat hari keempat Rubi membuka matanya perlahan dan yang dia lihat pertama kali adalah langit-langit kamar yang dia tau ini bukan kamarnya. Gadis bersurai panjang itu mengerjap sesaat menyesuaikan cahaya matahari yang masuk dari jendela yang terbuka lebar. Rubi menggerakan badannya berniat bangun dan duduk, masih lemas tapi dia marasa tubuhnya tidak sakit-sakit. Dia melihat sekeliling dan dia hanya sendirian tapi dari arah kamar mandi kamar terdengar gemericik air. Rubi sekali lagi melihat sekeliling dan dia baru sadar kalau ini bukan kamarnya dia juga baru sadar ini kamar Jerico.
"Kenapa aku bisa disini? Aku kan dikantor." Rubi mencoba menggerakkan tubuhnya berniat turun dari tempat tidur. Baru akan turun pintu kamar mandi terbuka dan menunjukkan Celia yang baru keluar dengan keadaan tubuh segar.
"Kakak!!! Kakak sudah sadar? Kakak!!!" Celia memeluk Rubi sambil menangis sesenggukan.
Melihat tingkah Celia, Rubi bingung memangnya dia kenapa? Sadar? Apa dia pingsan? Banyak pertanyaan diotaknya tapi baru akan bertanya sang adik buru-buru melepas pelukannya. "Kakak tunggu ya aku panggilkan yang lain." Rubi ingin bertanya siapa yang lain? Tapi sang adik sudah melesat keluar kamar.
Sedangkan diruang perpustakaan sudah berkumpul semuanya yang akan membicarakan tentang latihan persiapan jika anak buah Selir Jang akan menyerang.
"Bahas saja sekarang aku harus kembali ke kamar menjaga Rubi," ucap Jerico buru-buru. Bayangkan saja pangeran tampan itu sudah tiga hari tidak keluar kamar sama sekali dan baru hari keempat ini dia dipaksa oleh sang ibu untuk ikut pertemuan membahas latihan.
"Rubi tidak akan kemana-mana nak jangan khawatir," tegur sang mommy yang jengah sang putra sekaligus keponakannya itu seperti budak cinta. Sedangkan Jerico hanya mendengus pelan tidak perduli kata-kata mommy sekaligus bibinya itu.
Saat ini bukan hanya orang tua kedua pangeran tapi ada orang tua Jirim dan Jaebum juga ayah kandung Andy juga hadir untuk membahas semuanya. "Ibuku kembali." kata-kata ayah Hae Soo membuat ayah Jaebum yang kebetulan adalah Jenderal Kerajaan Korea dulu dan sekarang menjadi Jenderal di Kemiliteran Korea langsung memasang wajah tegang dan kaget. "Selir Jang kembali?" tanya ayah Jaebum dan langsung dibalas anggukan ayah Hae Soo.
"Dia kembali dan akan menyelakai Rubi," ucap ayah Jerico dengan wajah tidak kalah serius.
"Kenapa Rubi? dia tidak bersalah apa-apa kenapa Rubi sasarannya? Jangan bilang-" Ibu Jirim menoleh pada Jerico dan melihat lagi kearah ayah Jerico dan ayah Jerico hanya mengangguk seperti tau apa yang dipikirkan oleh sahabat istrinya itu.
"Dia tidak berubah sama sekali mangkannya tidak bisa reinkarnasi. Rubi tidak bersalah, dia hanya gadis lemah yang tidak tau apa-apa dan takdir yang membuatnya menjadi pasangan Jerico tapi- akkhhh!! aku ingin menghabisinya sekarang juga," geram ibu Jaebum dengan wajah memerah marah.
"Jerico dan Jang sempat melawannya tapi dia berhasil pergi dan malah Rubi yang sekarat," kata Chaeyong geram.
"Bagaimana keadaan Rubi?" Tanya ayah kandung Andy.
Mereka belum menjawab terdengar suara teriakan Celia."Bibi... bibi.." Chaeyong yang merasa terpanggil segera menghampiri keponakannya. "Ada apa Cel? Ada yang buruk dengan kakakmu?" Tanya Chaeyong dengan wajah sudah panik begitu juga dengan yang lain terutama Jerico.
"Kakak... kakak... sudah sadar." Mendengar kata-kata Celia, Jerico langsung melesat ke kamar yang dipakai Rubi. Bisa dia lihat gadisnya sudah duduk dipinggir tempat tidur bersiap untuk berdiri. Betapa bahagianya dia melihat gadisnya, cintanya sudah membuka mata walaupun terlihat lemah tapi Jerico senang gadisnya sudah bisa duduk bahkan bersiap akan berdiri tidak ada kesakitan atau apapun yang ada hanya wajah pucat dan lebih kurus tapi selebihnya Rubi terlihat mulai baik. Jerico sudah akan masuk tapi dia ingat dengan janjinya dia akan mulai menjauhi Rubi supaya gadisnya selamat dan tidak diganggu oleh roh-roh jahanam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILA || Noren
FanfictionCerita ini mengandung adegan dewasa 21+ dimohon para readers yang masih dibawah umur bisa melewati cerita ini. Terima kasih... Ketika cinta, kasih sayang dan persahabatan mengalahkan kegelapan dan kejahatan. Rubi dan Celia anak yatim piatu yang haru...