Seperti janji Cakra sore tadi, kini lelaki itu sudah sampai di depan rumah Delilah. Ia menunggu gadis itu sembari mengobrol bersama Papah Delilah.
"Gimana kabar Papah mu Cak?" Tanya Papah Delilah.
"Baik Om" Balas Cakra.
"Kalau kamu sanggup, mending kamu bantu Papahmu urus perusahannya Cak" Nasihat Bayu-Papah Delilah.
"Mau aku sih gitu Om, tapi aku kurang tau ngurus perusahaan" Balas Cakra.
"Makanya belajar dari sekarang, mumpung orang tua kamu masih hidup, umur gak ada yang tau" Ucap Bayu menyeruput kopi miliknya.
Cakra hanya mengangguk sembari tersenyum "Iya Om"
"Ayok Kak, aku udah siap" Ajak Lili yang melangkahkan kakinya menuju Cakra dan sang Papah.
"Anak Papah cantik banget, persis kayak almarhumah Mamah kamu" Puji sang Papah bangga menatap anak gadisnya.
"Papah bisa aja" Lili tersipu mendapat pujian yang berlebihan dari sang Papah.
"Loh Papah serius, liat aja Cakra sampe gak kedip" Ujar Bayu.
Lili menatap Cakra yang juga tengah menatapnya tanpa berkedip, lelaki itu seakan tersadar dari lamunannya sesaat ia berdehem menghilangkan rasa salting nya.
"Ya udah sana, nanti kemaleman" Tegur Papah Lili.
"Ya udah Om, kita berangkat ya, assalamuailum" Cakra menyalimi tangan Bayu diikuti oleh Lili setelahnya.
"Aku berangkat ya Pah"
Bayu mengangguk. Setelah berpamitan, Cakra berjalan keluar rumah ditemani oleh Lili di sampingnya.
"Kita makan di tempat biasa Kak?" Tanya Lili saat mobil Cakra bergerak menjauh dari rumah.
"Iya" Jawab Cakra.
Lili termenung, tempat yang di maksud Cakra adalah Restoran favorit nya bersama Nasha dulu. Lelaki itu menceritakan bahwa ia dan Nasha suka makan di restoran tersebut.
Namun setiap orang seleranya berbeda bukan? Sama hal nya dengan Lili, Restoran italia itu bukan lah kesukaan Lili sama sekali. Ia hanya menghargai Cakra sebab tak enak menolak lelaki itu, namun untuk kali ini Lili ingin mengeluarkan pendapatnya.
"Kak, boleh gak kalau aku yang milih tempat makannya? Kalau Kak Cakra gak keberatan" Tanya Lili hati hati, ia takut menyinggung perasaan lelaki di sampingnya.
"Iya boleh kok, mau dimana?" Tanya Cakra.
"Aku pengen makan seblak aja Kak, tapi bukan di restoran, Kak Cakra gak apa apa?" Tanya Lili.
Cakra tersenyum sambil mengacak pelan rambut Lili "Boleh, di depan sana ada penjual seblak, kita disitu aja ya?"
Lili mengangguk. Ia bersyukur, ternyata Cakra mau di ajak makan di pinggir jalan. Dari segi makanan, memang Lili dan Cakra sangat berbeda. Cakra lebih menyukai makanan khas eropa, sedangkan Lili lebih menyukai makanan nusantara, terutama seblak.
Mobil Cakra berhenti di warung penjual seblak, ia dan Lili turun dan masuk ke warung tersebut.
"Pak, Seblak nya dua ya, yang satu pedes yang satu enggak" Ucap Cakra kepada penjual seblak tersebut.
Lili tersrnyum, walaupun Cakra tak mencintainya, namun lelaki itu sebisa mungkin memahami Lili. Selama hampir tiga tahun mereka pacaran, tak pernah cakra membentak atau memperlakukannya kasar, paling mentok Cakra mendiaminya karena hal tertentu.
"Kalau Nasha aku ajak makan di tempat ginian dia seneng banget" Ucap Cakra tiba tiba saat ia dan Lili sudah duduk lesehan dalam warung.
Lili yang semula menatap ke arah pedagang seblak tersebut kini menatap ke arah Cakra "Kok bisa?" Tanya Lili yang pura pura excited menjawab ucapan Cakra.
"Soalnya orang tuanya gak bolehin dia makan di warung kaki lima, tapi kalau sama aku, sebisa mungkin apa yang dia mau aku turuti"
Lili manggut-manggut "Mungkin dia kangen juga sama kamu Kak, di paris kan gak ada warung kaki lima, kalaupun ada pasti makannya beda sama di indo" Jelas Lili.
"Iya kamu bener" Balas Cakra.
"Nih Mas, Mbak" Ucap pedagang seblak membawa dua porsi seblak pesanan Cakra tadi.
Seblak yang pedas adalah milik Lili, tanpa basa basi gadis itu langsung menyantapnya tanpa suara. Ia tertunduk sambil memainkan kuah seblaknya, tak pernah sedikitpun Cakra tak membicarakan soal Nasha, membuat Lili merasa iri kepada wanita yang bernama Nasha itu.
"Kok gitu mukanya? Kamu gak suka seblaknya?" Tanya Cakra.
"Hah?" Beo Lili mendongak menatap Cakra "Suka kok" Jawabnya.
Terjadi keheningan antara mereka berdua. Cakra dan Lili fokus pada makanan masing-masing, walaupun Lili tak fokus sama sekali sebab pikirannya yang bercabang kemana mana.
Setelah beberapa saat makan, keduanya sama sama selesai. Cakra membayar seblak mereka, setelahnya ia menggandeng tangan Lili menuju mobilnya yang terparkir di depan warung.
"Kok diem aja?" Tanya Cakra tiba-tiba.
"Aku bingung mau bahas apa" Balas Lili tanpa menatap Cakra.
Gadis itu menatap pasar malam yang telah ia dan Cakra lewati beberapa meter. Lili yang penasaran langsung menatap pasar malam tersebut melalui spion.
"Mau kesana?" Tanya Cakra yang peka akan kemauan Lili.
"Boleh?" Tanya Lili.
"Boleh"
"Aku mau!" Jawab Gadis itu girang membuat Cakra terkekeh.
Mobil Cakra berbalik arah, lelaki itu menghentikan mobilnya di pinggir jalan dan menggandeng tangan Lili saat keduanya turun dari mobil.
"Udah lama banget aku gak ke pasar malam" Celetuk Lili.
"Kamu mau main apa?" Tanya Cakra saat mereka telah berada di area pasar malam.
"Aku mau main itu sana!" Tunjuk Lili pada permainan memukul boneka.
Cakra mengikuti Lili saat gadis itu dengan girang berjalan sambil menggandeng tangannya. Cakra tersenyum, ternyata kebahagian Lili cukup sederhana.
"Kak! Aku menang!" Ucap Lili girang.
"Iya Dek" Balas Cakra.
"Mas, saya mau miniatur polisinya ya?" Tanya Lili menatap penjaga permainan.
"Nih mbak" Pedagang tersebut memberikannya pada Lili membuat gadis itu girang seketika.
"Nih, dari aku buat Kak Cakra!" Ucap Lili memberikan miniatur polisi tersebut.
"Jadi alasan kamu main ini, karena mau miniatur polisi ini?" Tanya Cakra.
Lili mengangguk "Iyaa, sebenarnya bisa sih beli, tapi aku pengen pake usaha"
Cakra tersenyum, lelaki itu menggandeng tangan Lili setelah membayar tiket permainan tadi.
"Kak, kita naik bianglala, mau?" Tawar Lili.
"Ayok" Cakra menggandeng tangan Lili, lelaki itu membayar tiket dan menunggu bianglala berhenti.
Setelahnya mereka berdua naik dan duduk di kursi bianglala "Ahhh seru banget!" Teriak Lili saat bianglala tersebut berputar.
"Kita foto Kak!"
Cakra mengeluarkan ponselnya, lelaki itu mengatur kamera depan pada ponsel berlogo apel tergigit miliknya, setelahnya ia ber selfie sambil merangkul bahu Lili.
"Kirim ya Kak! Aku mau post di instagram" Ucap Lili puas melihat hasil foto mereka.
Cakra mengangguk, kebiasaan Lili adalah mengepost foto mereka berdua di akun ig gadis itu. Entah ia post sebagai postingan ig, atau menjadikan story, bahkan sorotan ig sekalipun. Namun berbeda dengan Cakra, lelaki itu lebih private akan hubungan bersama Lili, membuat gadis itu sering overthinking.
*
*
*
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Police Love Me Back!
RandomCerita dewasa 18+ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!. Namanya, Cakrawala mahendra. seorang polisi gagah yang sudah memiliki tunangan, Hubungannya bersama Delilah Irawan yang berjalan tiga tahun tak membuatnya mencintai gadis itu sama sekali. Hanya satu a...