9. Kurir Paket?

2.6K 100 8
                                    

Lelaki berusia 29 tahun itu berjalan dengan membawa sebuah barang yang di bungkus rapi di tangannya. Ia mengetuk pintu sebuah apartemen guna memberikan barang tersebut.

"Paket, Atas nama Brian" Ucapnya saat pintu terbuka.

"Oh sebentar Mas, saya ambil ongkir dulu" Ucap Brian.

"Mas!" Panggil kurir tersebut membuat Brian berbalik dan menatapnya.

"Kenapa ya Mas?" Tanya Brian.

"Saya numpang toilet boleh? Saya kebelet" Ucap Kurir tersebut membuat Brian terdiam cukup lama.

"Boleh Mas?" Tanya Kurir itu lagi.

"I-iya silahkan" Brian mempersilahkan kurir tersebut masuk dan menunjukkan toilet miliknya.

Saya kayak gak asing sama orang ini. Batin Brian.

Brian menghiraukannya, Lelaki itu berjalan ke kamar dan mengambil uang untuk si kurir. Kurir yang tak lain adalah Cakra menatap puas saat pemilik apartemen masuk ke kamar.

"Ini kesempatan bagus" Ucap Cakra kemudian berjalan ke arah lemari yang terletak di ruang tamu. Lama Cakra berdiri di depan lemari tersebut, entah apa yang dibuatnya namun lelaki itu buru buru berpindah posisi saat pintu kamar Brian berbunyi.

"Mas? Kok berdiri disitu?" Tanya Brian saat melihat Cakra berdiri di dekat sofa.

"Gak apa apa Mas" jawab Cakra tersenyum.

"Mas kurir baru ya? Biasanya yang anter Mas Cipto" Tanya Brian sambil menyerahkan uang ongkos kirim ke arah Cakra.

"Mas Cipto lagi sakit Mas" Jawab Cakra "Kalau gitu saya permisi ya" Pamitnya kemudian berjalan keluar apartemen.

Sesuai ucapan Alda, jam sembilan pagi ia mengantar paket pesanan Brian. Cakra yang hendak berjalan meninggalkan unit apartemen Brian reflek terhenti saat melihat Delilah yang baru keluar dari unit milik gadis itu.

Cakra mengeryit, setahu Cakra tadi pagi pagi buta Delilah berangkat. Namun mengapa ia melihat gadis itu di jam begini? Apa mungkin Delilah kembali?. Kalian jangan bingung mengapa Cakra tahu, sebab semalam Cakra tidur di apartemen Lili.

Awalnya Lili ragu, namun melihat wajah memelas dan keras kepalanya seorang Cakrawala membuat Lili angkat tangan pasrah dan mengizinkan Cakra untuk tinggal. Dengan catatan lelaki itu tidur di sofa ruang tamu.

"Kak cakra?" Tanya Lili berjalan mendekat ke arah Cakra berdiri.

"Hey" Sapa Cakra sembari tersenyum "Kamu kok masih di apartemen?" Tanya Cakra.

"Ada barang aku yang ketinggalan" Jawab Lili.

Gadis itu menatap Cakra dari atas hingga bawah, penampilan lelaki itu sungguh jauh dari profesi nya dulu. Cakra menjadi seorang kurir? Dan lelaki itu baru saja keluar dari unit Brian?.

"Kak Cakra jadi kurir?" Tanya Lili.

Tak ada jawaban dari Cakra, Lelaki itu hanya diam bak orang bisu. Sepertinya ia tak perlu menjelaskan apapun pada Delilah.

"Kalau Kak Cakra butuh kerja, aku bisa kok kasih Kak Cakra" Ucap Lili lagi "Kak Cakra datang aja ke kantor aku, kamu gak lupa kan alamatnya?" Tanya Lili lagi.

"Gak usah, aku gak butuh" Balas Cakra "Lagian kenapa kalau aku jadi kurir? Kamu malu punya tunangan kurir?" Tanya Cakra menatap Lili dengan tatapan yang sulit gadis itu artikan.

"Gak gitu! Aku cuma mau Kak Cakra dapat pekerjaan yang gak terlalu berat, jadi kurir itu gak gampang, lagian ngapain aku yang malu? Kak Cakra juga bukan tunangan aku lagi" Ucap Lili.

My Police Love Me Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang