Waktu menunjukkan pukul 19.23, namun Cakra sama sekali tak beranjak dari apartemen Lili membuat gadis itu mendengus sebal.
"Kak? Kapan sih pulang!?" Tanya Lili yang berdiri di ambang pintu kamar.
"Aku gak pulang" Jawab Cakra santai.
"Udah malem"
"Aku gak akan pulang sebelum kamu maafin aku" Balas Cakra santai sambil berbaring di sofa dan menonton acara olahraga futsal.
Kembali terdengar helaan napas dari Lili "Aku udah maafin kamu" Ucap Lili selembut mungkin.
"Kamu gak ikhlas" Balas cakra.
Lili memutar bola matanya jengah, gadis itu berjalan mendekati Cakra dan duduk di single sofa. Ia menatap sang mantan dengan tatapan sengitnya.
"Terserah" Balas Lili.
Cakra bergumam tidak jelas menaggapi gadis di dekatnya itu. Lelaki itu sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari layar tv di hadapan mereka.
Tringg
Tringg
Bunyi ponsel Cakra mengalihkan atensi keduanya. Lelaki itu langsung mengangkat panggilan tersebut saat melihat sang penelpon.
"Tunggu, lima menit saya sampai" Ucap Cakra kemudian mematikan sepihak sambungan telepon tersebut tanpa mendengarkan ucapan orang di seberang sana.
"Siapa?" Tanya Lili penasaran.
Cakra memicingkan matanya, ia duduk dan langsung mencolek hidung Lili "Kepo" Ucapnya kemudian berdiri.
"Aku cuma nanya, jangan sampe itu pacar kamu terus dia datang kesini terus dia omelin aku karena berduaan sama kamu" Ucap Lili bersedekap dada.
Cupp
Kecupan singkat Cakra berikan untuk Lili membuat gadis itu terdiam dan mematung sembari menyentuh bibirnya.
Bugh
"Aww! Kok di tendang sih?" Tanya Cakra yang berpura pura mengaduh sebab Lili yang menendang kakinya.
"Nyium orang gak izin!" Sentak Lili kesal.
"Ya udah, Lili aku izin ya nyium kamu, boleh?" Ucap Cakra kembali mendekati Lili berpura pura ingin mencium kembali gadis itu.
Bugh
Sebuah bantal sofa Lili lempar ke arah Cakra namun langsung di tangkap oleh lelaki itu. Ia terkekeh lalu mengambil hodie yang ia sampirkan di sofa tempat Lili duduk.
"Mau kemana?" Tanya Lili.
"Katanya suruh pulang" Balas Cakra.
Lili hanya ber oh ria menaggapi Cakra, baguslah jika lelaki itu akan pulang. Ia tak perlu repot bertengkar dan mengomeli lelaki itu sebab tingkahnya yang keras kepala.
"Gak usah ngelamun, aku gak pulang kok, nanti balik lagi" Ucap Cakra yang langsung berjalan keluar dari apartemen Lili.
"Dia mau kemana sih" Ucap Lili mengerutkan alisnya, ia bingung melihat gelagat Cakra yang menurutnya aneh.
Dengan rasa penasaran yang tinggi, Lili mengambil hodie miliknya kemudian bergegas keluar mengikuti Cakra secara diam diam.
Terlihat Cakra berjalan ke arah basement, Lelaki itu berhenti di parkiran dan bertemu dengan seorang wanita. Lili tak dapat melihat jelas wanita itu, sebab ia membelakangi Lili.
"Gimana?" Tanya Cakra.
"Nih" Seseorang itu memberikan sesuatu kepada Cakra "Besok, Jam sembilan pagi" Ucapnya.
Lili mengerutkan alisnya sebab ia tak mendengar sama sekali apa yang mereka bicarakan, bahkan suaranya saja Lili tak dengar.
Krekk
"Shit!" Umpat Lili saat ia tak sengaja menginjak botol air mineral menimbulkan suara ribut dalam keadaan hening seperti saat ini.
Cakra berbalik dan mendapati Lili yang berdiri sambil nyengir ke arah nya. Lelaki itu berjalan di temani dengan seseorang di sampingnya, ternyata dugaan Lili salah!. Itu bukan wanita, melainkan waria!.
"Lili? Ngapain disitu?" Tanya Cakra.
"Emm anu apa itu, apa ya" Bingung Lili. Ia tak kuasa menatap Cakra.
Cakra menggelengkan kepala melihat gelagat Lili, ia dibuat gemas sendiri dengan gadis di hadapannya.
"Kenalin Li, ini teman saya, namanya..." Cakra menatap seseorang di sampingnya dengan raut bingung. Orang tersebut memutar bola matanya ke arah Cakra, ia sangat sebal. Tak lama ia berdehem dan menyalimi tangan Lili.
"Kenalin sis, nama eike Alda, kalau siang Aldi" Ucapnya dengan nada kemayu membuat Cakra tersenyum.
"Li-lili" Balas Lili tersenyum canggung.
"Eike temennya Mas Cakra kok sis, you gak usah jeles begitu" Ucap Alda.
Lili kembali tersenyum canggung "Oh iya" Balasnya.
Semakin kesini, Lili semakin dibuat bingung dengan Cakra yang sekarang. Seorang Cakra berteman dengan manusia jadi jadian seperti Alda ini? Oh astaga ini bukan gaya Cakra sama sekali.
"Kamu pulang aja, saya sama pacar saya mau ke supermarket" Ucap Cakra ke arah Alda.
Alda memicingkan matanya, ia menatap sebal ke arah Cakra kemudian menginjak kaki kiri Cakra sebelum ia beranjak dari sana. Cakra yang mendapat perlakuan seperti itu langsung melotot kaget dan menatap kepergian Alda dengan tatapan marah.
"Dia waria?" Tanya Lili.
"Iya, kan kamu liat sendiri" Balas Cakra.
"Tapi jalannya gak kemayu ya, aku juga kayak gak asing" Ucap Lili.
Cakra berdehem kemudian merangkul bahu Lili "Mau belanja bulanan kan?".
"Siapa yang bilang?" Tanya Lili bingung.
"Isi kulkas habis, ayok aku yang bayarin" Balas Cakra kemudian memiting leher Lili menggunakan lengannya dan berjalan.
"Sakit Kak! Ih lepas!" Lili berontak sebab wajahnya yang berada di ketiak Cakra membuat gadis itu susah bernafas.
Cakra terkekeh dan melepaskan lengannya dari leher Lili kemudian menatap gadis itu "Mobil kamu yang mana Li?" Tanya Cakra.
"Itu" Tunjuk Lili ke arah mobil hitam yang berjarak kurang lebih empat meter dari tempatnya berada.
"Tapi kuncinya ada di apartemen Kak" Ucap Lili.
Seketika Cakra bernapas gusar, jika mereka mengambil kunci mobil di apart bisa di pastikan mereka tak jadi pergi belanja sebab Lili kesal dan lelah.
"Ya udah naik motor aku aja" Ucap Cakra kemudian mengeluarkan kunci motor scoopy miliknya.
"Motor?" Beo Lili.
"Iya, kenapa? Kamu gak mau?" Tanya Cakra.
"Mau kok" Balasnya,tak mungkin ia tak mau. Ini adalah kali pertama dirinya naik motor bersama Cakra, dulu sewaktu mereka pacaran Cakra selalu membawa mobil.
Keduanya berjalan menuju parkiran motor kemudian Cakra memberikan helm kepada Lili saat keduanya sampai di dekat motor scoopy berwarna hitam milik lelaki itu.
"Aku gak pernah liat Kak Cakra naik motor, kalaupun naik motor, pasti itu motor gede dan gak bakal mau bonceng aku" Ucap Lili tiba tiba membuat pergerakan Cakra terhenti.
"Jujur sama aku Kak, selama dua tahun apa aja yang terjadi? Kenapa sikap Kak Cakra berubah, pergaulan Kak Cakra berubah, bahkan gaya hidup kamu berubah drastis"
Cakra mengalihkan pandangannya ke arah depan dan kembali mengstarter motornya. Ia seolah tak menghiraukan ucapan Lili barusan.
"Kalau kita gak balik kayak dulu, aku rasa kamu gak harus tau apapun tentang aku" Ucap Cakra membuat Lili mematung.
*
*
*
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Police Love Me Back!
AléatoireCerita dewasa 18+ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!. Namanya, Cakrawala mahendra. seorang polisi gagah yang sudah memiliki tunangan, Hubungannya bersama Delilah Irawan yang berjalan tiga tahun tak membuatnya mencintai gadis itu sama sekali. Hanya satu a...