2 tahun kemudian...
Lili berjalan ke unit apartemen miliknya, ia membuka pintu apartemen tersebut tetapi ia tak menutupnya kembali sekalian meletakkan sepatu, pikirnya. Gadis itu meletakkan sepatunya di rak mini dekat pintu masuk.
"Mbak, apa Mbak liat ada orang asing masuk disini?" Tanya Seorang polisi yang berdiri di belakang Lili.
Gadis itu mendongak dan menatap ketiga pemuda yang tengah menatapnya. Satu satpam, seorang polisi dan Tetangga nya yang bernama Brian.
"Orang asing?" Beo Lili "Maaf Pak, saya gak liat".
"Kamu waspasa ya Li? Tadi orang itu hampir nyopet saya, terus tiba-tiba dia ikuti saya sampai apartemen dan hampir ikut saya masuk ke apart" Ucap Brian, Lelaki blasteran Rusia-indonesia itu.
"Iya Mas" Jawab Lili tersenyum.
"Kalau gitu kami duluan ya Mbak" Ucap Sang satpam kemudian berjalan pergi bersama Sang Polisi.
"Ciri-ciri orangnya kayak gimana Mas?" Tanya Lili menatap Brian.
"Dia pake hodie warna hitam campur abu gitu, orangnya tinggi, badannya tegap, pake masker" Begitulah penjelasan dari Brian membuat Lili manggut-manggut.
"Oh gitu ya, kalau gitu makasih infonya Mas" Ucap Lili.
Lili yang hendak masuk ke dalam apartemen kembali mengurungkan niatnya saat lengannya di cekal oleh Brian.
"Nanti malam ada waktu gak?" Tanya Brian.
Sejenak gadis itu berpikir "Kayaknya aku mau belanja bulanan deh Mas"
"Ya udah aku anter ya?"
Lili menggeleng canggung "Gak usah Mas, kalau gitu aku masuk dulu ya" Pamit Lili kemudian meninggalkan Brian dan menutup kembali pintu apartemennnya.
Semenjak sebulan lalu, Lili mendapatkan gelar sarjana nya dan memutuskan pulang ke indonesia. Sekarang ia menjadi ceo di kantor almarhum sang Papah. Walaupun dirinya belum tahu banyak dalam memegang kendali perusahaan, namun sedikit ia belajar dari Om Yuda.
Lili melempar tas nya ke arah sofa dan melepas blouse yang ia gunakan menyisahkan tanktop berwarna hitam.
"Aww!" Aduh seseorang yang terkena lemparan tas Lili.
Seketika pupil mata Lili melebar mendengar suara asing di dalam apartemennya. Buru-buru gadis itu mengambil sapu lantai dan berjalan mendekati seseorang yang tengah duduk di sofa apartemennya.
"Siapa kamu!" Teriak Lili, ia mengamati pria itu dari belakang, ciri cirinya persis seperti yang di ceritakan Brian.
"Kamu maling!? Astaga! Tolong! Maling!" Teriak Lili histeris sambil memukul pria itu menggunakan sapu miliknya.
"STOP!!" Sentak Pria itu kemudian berbalik ke arah Lili.
Napas Lili tercekat, ia tak menyangka bertemu dengan orang ini lagi. Dari sekian banyak manusia, sekian luasnya wilayah jakarta mengapa harus dia?.
"Kak Cakra?" Beo Lili menjatuhkan sapunya.
"Lili?" Beo Cakra membuka topi hodie yang membungkus kepalanya.
Grepp
Cakra langsung memeluk tubuh Lili erat hingga membuat gadis itu sedikit susah bernapas.
"Aku kangen sama kamu Li, kenapa kamu hilang kabar gitu aja?" Tanya Cakra melepaskan pelukannya.
Lili menatap wajah Cakra, terdapat lebam di sudut mata dan bibirnya. Ia kembali menatap mata Cakra, terlihat lelaki itu mengeluarkan air mata. Namun Lili tak peduli, ini bukan urusannya lagi.
"Li? Kok diem aja? Tolong jelasin sama aku, kenapa kamu hilang kabar hm?" Tanya Cakra mengelus pipi Lili.
Perlahan Lili melepaskan tangan Cakra yang berada di pipinya, ia menatap Lelaki yang terpaut usia 6 th dengannya itu dengan tatapan penuh amarah, dendam, rindu, kesal, semuanya jadi satu.
"Tolong keluar dari sini" Ucap Lili dingin.
"Enggak!"
"Keluar Kak!" Lili mendorong Paksa tubuh Cakra namun Lelaki itu sengaja terdorong dan langsung menjatuhkan tubuhnya kembali ke sofa.
"Kak! Keluar dari sini!" Teriak Lili.
Lelaki itu seolah acuh "Kalau aku tau ini apartemen kamu, udah dari dulu aku kesini".
Lili mendengus, ia menyerah. Gadis itu berjalan ke arah kulkas dan mengambil air dingin guna menyegarkan temggorokannya. Kejadian ini benar benar luar biasa membuatnya shock. Ia tak menyangka akan bertemu dengan Cakra di tempat dan waktu tak terduga seperti ini.
"Jadi? Kak Cakra kenapa bisa babak belur gini?" Tanya Lili.
"Rahasia" Jawab Cakra santai sambil menonton tv dan memakan kacang yang terdapat di dalam toples.
"Aku gak tau bener atu gak, kata Brian ada yang hampir nyopet dia, orang asing juga sering masuk ke wilayah apartemen ini, aku juga bingung kenapa pihak apartemen gak pasang cctv" Ucap Lili berjalan ke arah Cakra yang tengah duduk.
Ia ikut mendudukkan bokongnya dan menatap penampilan Cakra "Orang itu ciri ciri persis kayak kamu Kak, apa emang kamu yang di maksud?" Tanya Lili.
Cakra terdiam. Ia tak mau menjawab pertanyaan tersebut, ia hanya ingin membahas hubungannya dan juga Lili.
"Aku gak mau bahas hal lain selain tentang kita" Balas Cakra.
"Gak ada yang perlu di bahas Kak, kita udah selesai" Lili mengambil kotak p3k lalu mendekat ke arah Cakra.
"Nih obatin luka nya" Ucap Lili memberikan kotak tersebut kepada Cakra.
Cakra mengambilnya, ia tahu jika Lili ingin mengobatinya tetapi gadis itu gengsi. Cakra mengoles lukanya dengan obat merah tanpa merasa perih sedikitpun.
"Maaf gak dateng waktu orang tua kamu meninggal" Ucap Lili membuat Cakra menghentikan kegiatannya.
"Gak apa apa" Balasnya.
Sewaktu 6 bulan Lili pergi, Cakra mengalami keadaan yang cukup membuatnya down seketika, orang tuanya meninggal dalam kecelakaan beruntun di tol, menyebabkan Papahnya geger otak dan meninggal, sedangkan Mamahnya langsung meninggal di tempat kala itu.
Sejenak Lili termenung memandang Cakra, Dua tahun ia tak melihat Cakra membuat Lili sedikit tak mengenali lelaki itu. Cakra terlihat lebih kurus, bulu di sekitar rahang nya mulai tumbuh, dan rambutnya yang memanjang. Apa lelaki ini masih menjadi polisi? Atau benar yang di ucapkan Brian bahwa Cakra seorang pencopet?.
"Gimana kabar kamu? Kamu makin seger ya" Ucap Cakra meletakkan kotak p3k ke atas meja.
"B-baik, Om Yuda sama tante Sandra jagain aku dengan baik" Balas Lili.
Terdengar kekehan dari lelaki itu "Kamu tanpa aku baik baik aja ya? Aku tanpa kamu kayak orang gila asal kamu tau"
Mendengar ucapan Cakra membuat Lili sedikit kaget, ingat hanya sedikit. Ia tak mau terlalu jatuh dalam perlakuan dan perkataan Cakra atau lelaki manapun lagi.
"Kita harus ngelanjutin hidup kan? Bukan berarti kalau aku putus cinta, terus aku harus putus semangat hidup" Ucap Lili tersenyum.
Terjadi keheningan selama beberapa menit antara mereka. Sebenarnya Lili ingin bertanya banyak pada Cakra, apa benar lelaki itu masih jadi polisi? Atau ia seorang pencopet?. Pertanyaan itu terus berputar di otaknya.
"Gimana hubungan kamu sama Nasha?"
Cakra seketika merotasikan pandangannya ke arah gadis yang hanya memakai tanktop hitam dan rok span hitam tersebut.
Lelaki itu menaikkan tangan kanannya dan menunjukkan jemarinya ke arah Lili. Seketika pandangan Lili terpaku dengan cincin yabg melingkar di jari manis Cakra.
"Kalau aku sama Nasha, gak mungkin cincin tunangan kita masih aku pake sampai sekarang, Dek" Ucap Cakra.
*
*
*
TbcKasihan Mas Cakra jadi kang copet😔
KAMU SEDANG MEMBACA
My Police Love Me Back!
RandomCerita dewasa 18+ WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!. Namanya, Cakrawala mahendra. seorang polisi gagah yang sudah memiliki tunangan, Hubungannya bersama Delilah Irawan yang berjalan tiga tahun tak membuatnya mencintai gadis itu sama sekali. Hanya satu a...