13. Kesempatan Kedua, Batal!

2.7K 106 6
                                    

Sinar matahari mulai mengintip dari celah gorden. Sepasang manusia yang tengah mencari kehangatan itupun terusik sebab silaunya cahaya yang menembus dari arah jendela.

Perlahan Cakra membuka matanya dan menemukan seorang gadis cantik yang tengah tidur dalam pelukannya. Ia mengulas senyum bahagia saat mengetahui semalam ia dan Lili tidur seranjang

Ada saat nya kamu tau semuanya Li, tunggu aku buat siap cerita sama kamu. Batin Cakra.

Lengan kiri Cakra yang di jadikan bantal oleh Lili membuat lelaki itu merasakan kebas. Namun sama sekali Cakra tak ingin memindahkan posisi sang gadis, ia ingin berlama lama dalam posisi ini. Tangan kanan Cakra begitu posesif memeluk Lili, ia ingin merasakan ini setiap pagi.

Seluruh wajah Lili terus di perhatikan oleh Cakra. Wajah yang nyaris sempurna itu membuat Cakra jatuh cinta dengan begitu dalamnya.

Tangan Cakra yang semula berada di pinggang Lili kini berpindah pada rahang gadis itu, mengelus nya lama disana. Hingga tangan itu merambat dan sampai pada bibir Delilah.

Delilah yang merasa terusik perlahan membuka matanya, gadis itu mengerjap dan mendapati Cakra yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Morning, sayang" Ucap Cakra sembari mengecup bibir Lili.

Lili tetsipu. Baru bangun di pagi hari dan sudah di suguhkan pemandangan seperti ini. Oh astaga!, melihat Cakra bertelanjang dada dan rambut berantakan sehabis bangun tidur membuat pikiran Lili berkelana.

"Tentang semalam, apa kamu mau kasih aku kesempatan kedua?" Tanya Cakra tiba-tiba.

Sejenak Lili terdiam lalu gadis itu berdehem "mungkin" Ucapnya "Aku kasih kamu kesempatan kedua Kak, tapi kalau di kesempatan ini kamu bikin aku kecewa lagi-" Lili menjeda ucapannya.

"Aku gak mau kenal kamu lagi Kak, sebagai pacar atau tunangan sekalipun" Lanjut Lili.

Cakra tersenyum kemudian mengecup pelipis Lili "Makasih Dek, Aku gak akan kecewain kamu untuk kedua kalinya"

Hening menyerang kamar yang di tempati oleh kedua insan tersebut. Sebenarnya, Banyak pertanyaan yang bercokol di hati Lili, tentu tentang Nasha.

"Ayok kita lari pagi" Cakra bangun lalu menarik pergelangan tangan Lili.

"Ih! Aku belum cuci muka, lagian Kak Cakra emang bawa baju olahraga?" Tanya Lili.

"Ya udah kamu cuci muka dulu, aku gak bawa baju olahraga, tapi baju aku di apartemen kamu kan ada" Jelas Cakra.

Paham akan apa yang di maksud Cakra barusan, Lili mengangguk lalu berjalan hendak ke kamar mandi.

"Li? Aku gak bakal buat kamu kecewa lagi, setelah ini aku bakal ambil cincin yang pernah kamu kasih ke aku" Ucap Cakra membuat Lili terhenti "Cincin tunangan kita".

Lili berbalik dan melihat Calra tersrnyum, mata legam itu milik lelaki itu menyiratkan akan banyak hal. Salah satunya harapan tentang hubungannya bersama sang gadis.

"Aku udah pake yang satu" Cakra menaikkan jemari tangan kanannya "Tinggal kamu yang pake pasangannya" Lanjutnya.

"Aku tunggu" Ucap Delilah tersenyum lalu berlari kecil ke kamar mandi.

Lelaki dengan postur tubuh yang di idamkan para pria itu kini bersiap. Mengambil stelan baju kaos dan celana santai panjang di dalam lemari Lili.

Lemari gadis itu di dominasi oleh baju kemeja, dan baju kaos rumahan. Agaknya Cakra akan membelikan Lili dress, walaupun Cakra tahu jika Lili mampu, tapi tak ada salahnya bukan? Jika seorang lelaki membelikan sesuatu untuk kekasihnya.

***

Keduanya sudah berada di taman sekitar apartemen. Terlihat muda mudi ikut meramaikan weekend dengan olahraga di sekitar taman.

"Udaranya seger ya Kak?" Tanya Lili tersenyum.

"Kamu suka?"

"Suka"

Cakra tersenyum dan mengacak rambut Lili gemas. Keduanya kembali berlari, namun terhenti saat Cakra melihat seorang wanita yang tengah duduk di kursi taman sembari terbatuk. Wanita berambut pendek itu memiliki lebam di sekitar wajahnya membuat Cakra menatapnya panik.

"Kenapa berhenti Kak?" Tanya Lili.

Bukannya menjawab, Cakra berlari menghampiri wanita tersebut dan menghiraukan Lili yang bingung.

"Gina!, Gina!, Bangun!" Panggil Cakra mengguncang bahu wanita itu yang setengah sadar.

Orang-orang yang berada di sekitar taman mulai mendekat dan memperhatikan Cakra serta Gina yang jauh dari kata baik-baik saja.

Segera Cakra menggendong Gina. Lili yang melihatnya, hanya bisa menatap bingung ke arah Cakra. Ia sedikit sesak saat Cakra begitu khawatir kepada perempuan itu hingga mengabaikan dirinya yang sedari tadi berdiri di samping lelaki itu.

"Taksi!" Panggil Cakra.

Lelaki itu masuk ke dalam taksi sembari terus memperhatikan wajah Gina yang babak belur.

"Gina, bangun!" Ucap Cakra yang kini tengah meneteskan air mata.

Lili yang sejak tadi mengikuti Cakra hanya bisa tersenyum pasrah. Ia melihat semuanya, ternyata bukan Nasha saingan Delilah. Tetapi saingan terbesar Lili adalah hati Cakrawala sendiri.

"Padahal baru semalam kamu berkata manis sama aku Kak, tapi dalam sekejap mata kamu lupain aku gitu aja?" Monolog Lili yang mulai menangis dan berlari ke apartemennya menghiraukan tatapan orang-orang.

"Ahhhhkk" Teriak Lili frustasi saat sampai di kamar apartemen.

Gadis itu mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Ia ingin meninggalkan apartemen miliknya, sebab jika dirinya masih tinggal di apartemen, Cakra dengan mudah mengaksesnya dan dengan seenaknya mempermainkan perasaannya kembali.

"Gak ada kesempatan kedua, aku udah gak respect sama kamu lagi" Ucap Lili memandang fotonya dan Cakra yang terdapat di dalam lemari.

Ia merobek foto tersebut kemudian meninggalkan apartemen. Sepertinya Lili akan tinggal di rumah peninggalan orang tuanya, sudah lama ia tak menginjakkan kakinya disana.

Dengan mengendarai mobil miliknya, Lili meninggalkan area apartemen menuju rumah yang dulu pernah menjadi tempatnya dan keluarga tinggali. Butuh waktu 20 menit Lili sampai di rumah yang dominan dengan warna cream tersebut.

Gadis itu membunyikan klakson kepada satpam penjaga rumahnya. Dengan tampang terkejutnya, satpam tersebut membuka pagar dan mempersilahkan sang nona masuk ke dalam rumah.

"Pak, kalau ada yang nyari saya kesini bilang aja saya gak ada ya, siapapun itu" Ucap Lili kepada sang satpam.

"Siap Non"

Mulai hari ini, Lili akan meninggalkan segalanya. Ia akan memulai hidup baru tanpa ada Cakra ataupun Nathan di dalamnya. Ia yakin, jodoh tak akan kemana. Dan untuk kali ini Lili akan fokus mengurus perusahaan sang Papah.

"Semangat Lili!, Kamu gak boleh lemah karena laki-laki seperti Cakra" Ucap Lili memandang pintu rumahnya.


*
*
*
Tbc

Maaf kalau part ini berantakan seperti hidup yang baca🙏

My Police Love Me Back!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang