Ini begitu luar biasa. Aku benar-benar tidak bisa menggambarkan apa yang kurasakan dengan kata-kata.
Kini bisa kurasakan lagi kehangatan tubuhnya yang menyelimuti ku dengan kehangatan yang memabukkan.
Deru nafas Mas Darma yang memburu di telingaku seperti lagu yang siap membawaku melayang.
Tatapannya yang kembali menenggelamkan saat melingkupi tubuhku membuatku tersenyum, aku bisa melupakan jarak yang ada diantara kami. Aku bisa melupakan apapun saat ini, saat bersamanya.
Kami kembali menyatu, kami bersatu. Ini salah, namun juga benar menurutku. Aku ingin mengesampingkan segala sesuatunya dan menganggap semua ini benar, walaupun pada kenyataannya tidak.
Aku sudah tenggelam dalam buaian penyatuan ini. Aku sudah tidak lagi bisa memikirkan apapun, kecuali gerak Mas Darma yang seirama dengan gerakan tubuhku yang menyambutnya.
Tubuh kami bergerak bersama, tatapan kami saling mengunci, begitupun satu tangan Mas Darma yang menggenggam tanganku. Ia menguncinya diatas kepalaku saat mulai memacu birahinya diatas tubuhku.
Kepalaku sedikit naik untuk mengejar bibirnya, ia memberikannya dengan ikhlas.
Aku memohon padanya untuk melakukannya lebih cepat, aku bahkan hampir berteriak untuk memintanya bergerak lebih cepat.
Mas Darma memenuhi keinginanku. Ia bagai kesetanan saat mengikuti kemauanku. Kami sama-sama terengah, peluh membanjiri, ruangan terasa panas oleh atmosfer percintaan yang menggebu.
Ditengah-tengah pacuannya pada tubuhku, Mas Darma menghentikan kegiatannya. Jelas itu membuatku kecewa. Terlebih saat ia melepaskan dirinya dariku, aku merasa kosong, hampa.
Pandanganku mengikuti kemana Mas Darma pergi, ia berkeliaran di dalam kamar dengan tubuh telanjangnya.
"Remote pendingin udaranya dimana, Ne?" Tanyanya padaku.
Sejenak aku tertegun saat mendengar Mas Darma kembali memanggilku dengan sebutan 'Ne', yang ku ingat selama kami menikah ia selalu memanggilku seperti itu. Namun setelah bercerai ia selalu memanggilku dengan panggilan 'Din' atau terkadang 'Adine'.
Ku perhatikan lagi Mas Darma yang tengah sibuk mencari remote.
Aku pun sebenarnya lupa dimana terakhir kali aku meletakkannya setelah tadi mematikan pendingin udara itu.
Aku bangkit dari posisiku, terpaksa harus ikut mencari benda yang membuat kegiatan kami terhenti ditengah jalan.
Suara pendingin udara yang dinyalakan akhirnya menghentikan ku yang ikut mencari remote biang masalah itu. Mas Darma menemukan benda itu jatuh disamping nakas.
Setelah menyelesaikan urusannya dengan pendingin udara, Mas Darma kembali menghampiriku yang berdiri di ujung ranjang. Satu tangannya naik untuk mengusap peluh di pelipis ku.
Aku menarik tangannya, memberi isyarat agar kami kembali ke tempat tidur.
Mas Darma yang lebih dulu naik, ia berbaring telentang. Aku menyusulnya naik, merangkak perlahan menyusuri tubuhnya.
Aku memberinya tatapan sensual, ia balas menatapku dengan matanya yang terlihat sayu.
Ini termasuk hal yang tidak pernah aku lakukan padanya dulu, tidak pernah sekalipun aku menyentuhnya sejauh ini. Aku dulu menganggap apa yang akan ku lakukan saat ini adalah hal yang berlebihan jika dilakukan oleh seorang wanita pada pria.
Kali ini aku benar-benar ingin mencoba sesuatu yang baru, segala hal yang tidak pernah aku lakukan bersamanya kini ingin coba kulakukan.
Aku mengecupnya dibawah sana, bermula dari paha bagian dalam, lalu naik terus menuju bagian sensitif Mas Darma yang terlihat sangat gagah di mataku.
Suara geraman keras meluncur dari bibir Mas Darma saat aku merasakannya dengan bibir dan mulutku. Jemarinya menelusup ke rambut tebal milikku, aku bisa merasakan remasan jemarinya, juga terkadang merasakan tekanan pada kepalaku untuk melahapnya lebih dalam.
Ini benar-benar aneh, namin juga terasa menyenangkan. Aku senang saat mendengar suaranya yang menggeram dalam.
"Ne!!" Mas Darma tiba-tiba menjerit tertahan, aku tau ia berada dibatas kewarasan dan pertahanannya. Dan dia tidak ingin menyerah kalah dalam posisi seperti ini.
Pria itu menarik ku, ia baru akan merubah posisinya tapi aku segera menahan tubuhnya dan mulai menaiki Mas Darma.
Kami melenguh bersamaan saat aku membimbingnya memasuki diriku.
Ketika aku bergerak diatasnya, Mas Darma meremas pinggangku, tangannya terus menjelajah tubuhku, lalu berakhir melingkupi kedua bongkahan bokongku. Ia meremasnya kuat saat aku bergerak bagai wanita Amazon diatasnya. Aku bergerak bebas, lepas, membawa Mas Darma dan diriku sendiri pada batasan yang luar biasa menggairahkan.
Tubuhku bergetar lalu jatuh diatas dada Mas Darma. Nafasku terengah, sementara Mas Darma terengah, aku juga bisa merasakan tubuhnya gemetar terpuaskan.
Aku merasakan elusan lembut diatas punggungku, serta kecupan di puncak kepalaku. Mas Darma juga memelukku dengan erat, aku memejamkan mata. Menikmati momen ini, biarkan aku menikmati hangat tubuh Mas Darma dan semua kenyamanan ini.
****
Hay hay pembacaku tersayang,
Untuk hari ini author kasih harga promo untuk PDF lama yang ready...Untuk harga promonya :
Beli 1 pdf 15k
Beli 5 pdf harga 50k
Beli 15 pdf harga 100kIni untuk PDf yang ready dan berlaku promonya yaa :
True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2
Viviane
Your Favorite Mistress
Wanita Kedua
Dunia Dita
Terjebak di Rumah Mertua
Life After rujuk
Lika Liku Luka
Step MotherJika berminat bisa langsung chat author ke 082286282870.. XOXO
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Kedua
RomanceAdine Farra memilih bercerai saat menyadari bahwa ia menjadi wanita kedua, pilihan terakhir dari sang suami. Ia lebih memilih menghancurkan pernikahan yang sudah sepuluh tahun terakhir ini dijalaninya setelah tau bahwa sang suami tidak pernah bisa s...