4

29.6K 1.4K 29
                                    

Aku tidak bisa membendung air mataku saat tiba di kediaman orang tua Mas Darma, terlebih saat menemukan sang kepala keluarga yang tengah berbaring diatas tempat tidur.

Secara kasat mata ayah Mas Darma terlihat baik-baik saja, namun aku tau bahwa kondisi tubuhnya tidak sebaik yang terlihat. Bapak diharuskan banyak beristirahat, dan menurut penuturan Ibu, beliau memang lebih banyak beristirahat di kamar semenjak keluar dari rumah sakit.

"Bapak ndak papah, Nduk. Sudah jangan nangis." Bapak mengusap kepalaku yang sejak tadi tertunduk sembari mencium tangannya. Tangan Bapak sudah basah karena air mataku, aku minta maaf untuk itu.

Beliau sudah berusia tujuh puluh dua tahun, tangannya yang ku genggam sedari tadi terlihat sedikit membengkak. Terlihat sangat kontras dengan keadaannya saat terakhir kami bertemu.

Sebulan belakangan ini aku memang jarang berkunjung karena disibukkan oleh beberapa hal, aku hanya sempat bertukar kabar melalui panggilan telepon atau panggilan video dengan kedua mantan mertuaku ini.

Dan saat ini aku merasa sangat bersalah pada Bapak. Seharusnya aku tau jika beliau sakit, dan seharusnya aku bisa langsung membawanya ke rumah sakit terbaik agar beliau bisa segera di operasi dan mendapatkan perawatan yang layak.

Tadi aku sudah meminta Rani untuk menyiapkan dokumen-dokumen dan paspor Bapak, aku berencana akan membawa Bapak ke Singapura sesegera mungkin.

Aku sudah menghubungi asistenku dan memintanya untuk mencarikan tiket penerbangan kelas bisnis ke Singapura besok. Dan jika aku bisa mendapatkan penerbangan pagi, aku akan segera membawa Bapak berobat kesana. Rani tidak bisa ikut karena anak-anak sudah mulai memasuki minggu ujian di sekolahnya, aku juga berencana memintanya untuk menjaga Gema dan Awan karena anak-anak kami bersekolah di satu tempat yang sama.

Sebenarnya bukan hanya aku yang tidak bisa membendung air mataku saat ini, Ibu yang tengah mengepak pakaian yang akan di bawa ke Singapura besok juga ikut menangis. Beliau meminta maaf padaku karena tidak mengabari aku mengenai kondisi Bapak yang sempat dirawat, lagi-lagi Mas Darma adalah tersangka utama penyebab kabar sakitnya Bapak tidak sampai ke telingaku.

Dia sepertinya ingin aku menjauhi keluarganya. Tidak ingin aku terlibat dan ikut campur lagi dalam masalah apapun yang menyangkut keluarga pria itu.

Tapi aku tidak bisa untuk benar-benar bisa lepas dari keluarga Mas Darma.

Aku bisa melepaskan Mas Darma, tapi tidak dengan keluarganya. Aku menyayangi mereka dengan sangat tulus. Aku ikhlas dengan apapun yang aku lakukan dan berikan untuk keluarga mantan suamiku itu.

Hingga siang hari aku masih berada di rumah orang tua Mas Darma. Ibu menyuruhku untuk makan siang bersama. Tapi sebelum makan, aku memilih untuk menemani dan melihat Ibu yang menyuapi Bapak makan di dalam kamar.

Aku senang melihat interaksi antara Bapak dan Ibu, keduanya adalah cerminan cinta sejati. Melihat keduanya selalu bisa menghangatkan hatiku.

"Mau kemana Ran?" Aku bertanya pada Rani saat baru saja keluar dari kamar Ibu dan menemukan Rani tengah bersiap-siap, seperti mau pergi.

"Mau jemput Anne, Mbak."

Aku melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganku,

"Loh Anne nggak ikut les tambahan? Bukannya sudah Mbak daftarin sama Gema?" Aku bertanya pada Rani yang tiba-tiba tersenyum kikuk.

"Lesnya aku batalin, Mbak. Biaya tambahannya mahal."

"Astaga Ran! Kan udah Mbak bilang, itu biayanya biar Mbak yang tanggung. Sekalian biar Gema ada temennya, Gema juga mau ikut les itu kalau Anne ikut."

Gema dan Anne berada di satu kelas yang sama, permintaan khusus ku pada kepala sekolah yang untungnya dikabulkan. Usia mereka hanya berbeda dua bulan, dan aku juga yang sengaja meminta Rani memasukkan Anne ke sekolah yang sama dengan Gema karena anak-anak kami sangat dekat, mereka tumbuh bersama, dan ikatan persepupuan diantara keduanya seperti tidak bisa dipisahkan.

"Aku sama Mas Jun nggak enak sama Mbak, biaya sekolah anak-anak sudah Mbak semua yang nanggung--"

Aku berdecak kesal kearah Rani.

"Please Ran, stop bahas mengenai biaya sekolah atau apapun, Mbak ikhlas. Udah, Anne nggak usah dijemput, biarin dia ikut les. Nanti pulangnya biar sama-sama Gema dijemput supir."

Terkadang aku memang kerap memaksakan keinginanku pada Rani dan Rio, kedua adik Mas Darma yang benar-benar aku sayangi seperti adik-adikku sendiri.

Tidak ada perbedaan pada keduanya. Aku membantu mereka dengan tulus dan ikhlas.

Hanya saja jika Rani bisa dengan mudah aku bantu, tapi tidak dengan Rio.

Rio, adik bungsu Mas Darma, usianya terpaut lima belas tahun dari mantan suamiku itu. Ia sebenarnya pria yang baik. Hanya saja sedikit salah melangkah karena tuntutan gaya hidup yang tidak sesuai dengan pendapatannya.

Ia memutuskan menikah saat usianya masih sangat belia, hal ini dilakukan karena sang kekasih hamil duluan. Istrinya bernama Ayu, mereka saat ini memiliki seorang anak berusia empat belas tahun yang diberi nama Mutia.

Rio, Ayu dan Mutia memang tinggal bersama di rumah ini sejak Rio berhenti bekerja karena terjerat masalah penggelapan uang di tempat kerjanya.

Dan hingga saat ini Rio belum bekerja, sebenarnya aku sudah menawarkan pada Rio untuk bekerja disalah satu hotel milikku, aku juga sempat menawarkannya bekerja sebagai staf di salah satu Mall yang merupakan salah satu usaha milikku, namun semua tawaran itu ia tolak. Alasannya karena Ayu tidak mengizinkan.

Aku tidak memaksanya karena tau Rio sangat tunduk pada perintah dan keinginan Ayu. Aku juga sadar bahwa dari dulu, Ayu memperlihatkan dengan terang-terangan sikap permusuhannya padaku.

Dia sepertinya tidak suka padaku karena aku yang menikah dengan Mas Darma, bukan Rumi, kakaknya.

****

Hay hay pembacaku tersayang,
Untuk hari ini author kasih harga promo untuk PDF lama yang ready...

Untuk harga promonya :

Beli 1 pdf 15k
Beli 5 pdf harga 50k
Beli 15 pdf harga 100k

Ini untuk PDf yang ready dan berlaku promonya yaa :
True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2
Viviane
Your Favorite Mistress
Wanita Kedua
Dunia Dita
Terjebak di Rumah Mertua
Life After rujuk
Lika Liku Luka
Step Mother

Jika berminat bisa langsung chat author ke 082286282870.. XOXO

Wanita KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang