16

28.9K 1K 18
                                    

Ku pikir Mas Darma akan meninggalkanku ketika ia beranjak berdiri sesaat setelah aku menyingkir dari atas tubuhnya.

Ciuman tak berbalas tadi membuatku sadar bahwa semua ini salah. Apa yang kulakukan salah dan tidak seharusnya seperti ini.

Aku menyingkir dari atas pangkuan Mas Darma, berjalan menjauh setelah sebelumnya menyambar kotak rokok dan pemantik yang tadi tergeletak di lantai.

Saat akan menyulut api pada ujung rokok, aku mendengar suara pintu yang di kunci. Lalu ku dengar derap langkah mendekatiku.

Dan ketika aku berbalik, tubuh Mas Darma menubruk tubuhku. Pemantik api, kotak rokok dan rokok yang ada di tanganku jatuh.

Kini kurasakan bibir lembutnya berada diatas bibirku, memagutnya dengan sangat tidak sabaran, menggebu, bergelora.

Lidah Mas Darma menyeruak masuk kedalam rongga mulutku, memaksaku untuk menerimanya, menggodaku untuk membalasnya.

Kapan terakhir kali kami berciuman seperti ini? Kapan terakhir kali ia begitu menggebu padaku? Aku tidak bisa mengingat hal tersebut.

Dulu kami adalah pasangan yang bercinta dengan ala kadarnya. Mas Darma lebih suka melakukannya dibalik selimut, tanpa pendahuluan yang panjang, Mas Darma memperlakukanku bagaikan porselen yang bisa pecah sewaktu-waktu. Ia terlalu lembut padaku, percintaan kami monoton. Dan harus aku katakan juga bahwa dia bukan pria yang pandai berciuman saat itu.

Ia biasanya hanya melakukan kecupan-kecupan kecil di bibirku, pipiku, keningku dan lebih sering mendaratkan kecupannya di buah dadaku.

Tapi saat ini terasa berbeda. Sudah berapa lama ia memagut bibirku? Permainan lidahnya sedikit kaku, aku berusaha mengimbangi, mengajarkannya bagaimana cara melakukan semua ini dengan baik. Dulu aku hanya mengikuti permainannya, aku malu jika menuntut lebih padanya. Aku takut jika Mas Darma menganggap ku terlalu agresif dan berfikir yang tidak-tidak tentangku.

Tanganku melingkar di lehernya, menahan kepala Mas Darma agar dia tidak menghentikan semua ini.

Sementara tangan Mas Darma menggerayangi pinggangku, turun ke bokong, lalu mulai mengelus-elus bokong dan pahaku.

Aku tau apa yang diinginkannya.

Tangannya mulai masuk melalui celah celana tidur pendek berbahan sutra yang aku kenakan. Dan dengan lembut pria itu mulai mengelus-elus bagian tubuhku yang mulai terasa lembab dibalik celana dalamku yang tipis.

Terdengar erangan dari Mas Darma, padahal ia yang menggodaku, tapi ia yang lebih dulu mengerang diantara pagutan kami yang belum berhenti sejak tadi.

Aku sudah benar-benar basah saat Mas Darma menyelipkan satu jarinya kebalik lapisan tipis celana dalamku, ia menemukan bagian lembut itu. Kulit kami bertemu disana, dan kini aku yang mengerang saat merasakan jari itu menelusup masuk kedalam celah bagian tubuhku yang sangat sensitif.

Sontak hal tersebut membuatku melepaskan bibirku dari bibir Mas Darma. Mataku terpejam saat Mas Darma menggerakkan jemarinya semakin dalam menggodaku.

Aku menggigit bibir bawahku, sementara Mas Darma menempelkan keningnya pada keningku, matanya terpejam.

Ini tidak seperti dulu, sama sekali berbeda. Kali ini terasa lebih menggoda, menggebu.

Kali ini aku menjauh dari Mas Darma, melepaskan diri darinya jemarinya. Nafasku masih memburu, sementara Mas Darma terlihat kebingungan saat aku menjauh darinya.

Ia menatapku dalam. Wajahnya memerah, tatapannya penuh gairah, aku tau ia sudah berada di ambang batas pertahanannya.

Apa aku akan melanjutkan semua ini atau menghentikannya ditengah jalan?

Pilihanku tentu saja melanjutkan apa yang telah ku mulai. Sama seperti Mas Darma, aku sudah berada di batas pertahananku. Malam ini aku butuh dia, aku butuh Mas Darma.

Dengan berani aku menanggalkan pakaian tidurku dan melemparkannya dengan asal ke lantai. Kini yang tersisa hanya pakaian dalamku saja.

Mas Darma menatapku lama, pandangannya penuh akan kerinduan. Aku juga bisa menangkap tatapan 'lapar'nya pada tubuhku.

Aku bergerak dengan gaya yang sangat sensual ketika melepaskan dan menurunkan pakaian dalamku yang tersisa.

Lalu aku berbaring diatas ranjang, ku tekuk kedua kakiku dan membukanya lebar, mengundang Mas Darma untuk datang.

Pria itu tidak berkedip saat berjalan mendekati ranjang. Dengan tergesa-gesa Mas Darma membuka seluruh pakaiannya.

Aku tersenyum miring saat melihat ia menurunkan pakaian dalamnya. Kejantanannya mengacung tegak, seperti menantang ku. Sudah lama rasanya aku dan dia tidak berada dalam situasi menarik seperti saat ini.

Ia naik keatas tempat tidur, merangkak mendekatiku. Aroma tubuhnya yang dulu selalu bisa aku hirup kini kembali memenuhi indera penciumanku.

Ah, aku benar-benar merindukan semua yang ada pada diri Mas Darma.

Bibir kami kembali bertemu, mulanya bertaut dengan lembut, lalu berubah menjadi pagutan liar penuh desakan untuk saling membuka dan menerima, lidah kami ikut bertaut, menyusuri rongga mulut masing-masing, aku bahkan sempat menyesapnya gemas.

Tanganku membelai bagian tubuh Mas Darma yang tegang, lagi-lagi kudengar geraman dari bibirnya.

Aku terpaksa melepaskan Mas Darma saat pria itu mulai turun menyusuri tubuhku dengan kecupan dan belaiannya. Ia berlama-lama bermain-main dengan bukit kembarku.

Tidak pernah kudengar ia memuji tubuhku, tapi sejak dulu aku tau dengan pasti di setiap kali kami bercinta, aku selalu menemukan tatapan penuh kekaguman yang ditujukan Mas Darma pada apa yang kupersembahkan untuknya.

Suara eranganku berulang kali lepas saat Mas Darma terus menerus bermain-main dengan kedua putingku yang terasa tegang. Aku rasanya tidak bisa menahan lebih lama lagi apa yang selama ini butuh aku lepaskan.

"Mas... Please..." Aku memohon padanya untuk membantuku, aku butuh ia menyentuhku lebih dalam lagi, lebih jauh lagi.

Bukannya mewujudkan permohonanku, Mas Darma malah mengubah posisinya. Kini aku dan dia sama-sama berhadapan dengan bagian tubuh kamu yang sebenarnya butuh untuk dipersatukan.

Ini adalah kali pertama Mas Darma dan aku melakukan ini. Dan ini kali pertama aku dan dia melakukan pemanasan selama dan sejauh ini, dan kami tidak lagi bersembunyi dibalik selimut yang dulu selalu menjadi penghalang dan terkadang sangat mengganggu.

****

Hay hay pembacaku tersayang,
Untuk hari ini author kasih harga promo untuk PDF lama yang ready...

Untuk harga promonya :

Beli 1 pdf 15k
Beli 5 pdf harga 50k
Beli 15 pdf harga 100k

Ini untuk PDf yang ready dan berlaku promonya yaa :
True love
The beauty one
The beauty one 2
Natasha
The star
Ex wife
Eternal love
Hira atmojo
Jennifer's wedding
Back to evil
My possessive girlfriend
Great life
Mr. Duda
Aruna
Truely madly in love
The scandal
Fake love
Istri Kedua Ben
Forever Yours
My Hani Honey
Liliana
My lovely livi
Hope
Nyonya besar
My Honey Hani 2
Dalang dibalik duka
Hope 2
Viviane
Your Favorite Mistress
Wanita Kedua
Dunia Dita
Terjebak di Rumah Mertua
Life After rujuk
Lika Liku Luka
Step Mother

Jika berminat bisa langsung chat author ke 082286282870.. XOXO

Wanita KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang