CHAPTER 5

5.4K 602 5
                                    

Ya ampun.

Apa alasan seorang dewa menemuiku seperti ini? Melihatnya saja sudah membuat jiwaku terguncang. Ini bukan pertama kalinya aku bertemu dengan seorang dewa. Dewa yang kutemui dulu jauh lebih menakutkan.

Sekarang aku harus berkata apa? Aku tidak pernah diajari etika bertemu dewa. Orang mana yang berpikir untuk melihat dewa secara langsung seperti sekarang?! Jujur, aku takut salah langkah. Dewa adalah suatu keberadaan yang bisa menghancurkan manusia kapan saja kalau mereka berkehendak. Aku harus menjaga sikapku.

"Saya menyapa anda Dewa Waktu Yang Agung, Hour." Aku membungkuk sopan.

{Terima kasih. Kau jauh lebih sopan daripada dulu.}

Oh? Tampaknya dia mengenali aku yang di masa lalu. Aku menegakkan tubuhku. Pertama-tama aku harus menanyakan alasan mengapa dia bertemu denganku. "Apa yang membuat anda menemui saya seperti ini?"

Aku merasa Hour tersenyum lembut padaku. {Tentu saja aku ingin mengucapkan 'selamat datang' padamu. Bagaimana pun juga, kau adalah tamuku di kehidupanmu yang sekarang. Meskipun sudah terlambat tiga hari. Seharusnya aku menemuimu begitu kau bangun. Tidak apa-apa, 'kan?}

Aku mengangguk. Malah bagus kalau dia lupa. "Terima kasih atas sambutan anda."

{Ini kesempatan bagus untuk kita mengobrol. Aku akan mengambil jam tidurmu. Tidak perlu tegang, aku tidak sekejam Death.}

Death, Dewa Kematian. Dia adalah dewa yang pernah kutemui di kehidupan lampauku untuk mengajaknya bekerja sama. Tentu saja dia tidak mau, tetapi setidaknya dia mau memberi 10% kekuatannya padaku. Itu saja sudah cukup. Aku berharap untuk tidak bertemu dengannya lagi.

Aku mengangguk. "Itu berarti anda tahu bahwa saya mengalami kemunduran waktu."

Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan. Hour memahami maksudku dan dia berkata, {Tentu saja. Aku yang membuatmu seperti itu.}

"Kenapa? Apa kau memberiku kesempatan untuk menebus dosaku?"

Hour tertawa. Nada mengejek terkandung dalam tawa itu. {Tidak. Memangnya kau siapa sampai aku harus sebaik itu?}

Ah, semua dewa hampir seperti ini. Mulutnya tajam dan arogan. Yah wajar, mereka adalah penguasa dunia ini.

{Kalau bukan karena usahanya, aku juga tidak akan melakukan ini padamu. Menurutku kau sama saja seperti manusia lainnya, maka itu aku sangat penasaran padamu. Mengapa dia sampai seniat ini? Akhirnya aku memutuskan untuk menemuimu secara langsung sekarang.}

Aku tertegun. "Apa ... maksud anda? Anda ... tahu orang di balik pengulangan waktu saya?"

{Ya. Aku tahu.}

Deg.

" ... siapa?"

{Menurutmu aku akan membocorkannya semudah itu?}

Benar juga. Aku menghela napas. "Kalau begitu, bisakah anda memberi saya petunjuk?"

{Kau ingin mencarinya?}

"Ya. Saya ingin tahu apa penyebab dia melakukan ini pada saya."

Hour terdiam sesaat. Jari-jemarinya yang lentik membelai jam yang ia peluk. {Aku tidak bisa memberimu banyak petunjuk karena ini adalah salah satu perjanjian kami.}

Ah, sayang sekali ...

{Tetapi kau harus tahu, meminta pengulangan waktu untuk seseorang yang sudah meninggal, kau harus bertemu dengan kami. Birth, aku, dan Death. Urutan tidak boleh salah. Setelah mendapat izin dari kami, temuilah Fate. Dia di bawah naunganku.}

[BOOK 1] The Villain Wants To Repent (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang