CHAPTER 12

3K 382 10
                                    

Untuk sesaat kami semua saling bertatapan.

"Kalian berdua ... seperti anjing yang saling menggeram ..." komentar Flin gemetar.

Ini menyebalkan. Mengapa mereka semua yang terlibat denganku di masa lalu juga ada disini?! Si Azura itu, meskipun memiliki wajah seperti malaikat, tetapi dulu dia berada di pihak ratu. Dia adalah salah satu dari sekian banyak orang yang mencemoohku. Tingkahnya makin menjadi ketika Julian berhasil menjadi raja. Aku benci dengan muka duanya.

Ah sial, rasanya aku ingin memukul mereka.

Ketika Alessandra berdiri, aku juga ikut berdiri. Belum sempat aku menyentuh pedangku, tiba-tiba Azura berdiri juga dan memegang lengan Alessandra. "Sandra, hentikan! Jangan mencari ribut disini! Ada banyak orang, nanti kau melukai mereka!"

Alessandra yang mukanya menggelap, langsung menghela napas.

"Oi," Namun aku tak ingin melepasnya. Aku menarik Noirku dari sarungnya dan menghunuskannya ke arah Alessandra. "Jika kau ingin menyelesaikan semuanya disini, sekalian selesaikan saja sekarang. Aku tidak suka setengah-setengah."

Azura tersentak. Begitu juga dengan para pengunjung yang terdiam menonton kami. "Tu-Tunggu, Tuan Muda Erios—"

"Hooo ..." Alessandra tersenyum miring. Mata merahnya yang bercahaya menajam. "Baik, ayo selesaikan sekarang."

"Cukup," Alessandro kini membuka mulutnya dengan tenang. "Kita bisa menyelesaikan semuanya di tes tambahan untuk Pendeta Pertahanan."

Hha ... apa-apaan itu?

Aku menurunkan Noirku, lalu melangkah menghampiri mereka bertiga sambil menyeret Noir.

"Tuan Muda!" Flin memanggilku dan buru-buru menyusulku.

Aku kesal setengah mati dengan mereka bertiga. Wajah-wajah sombong si kembar dan muka sok polos si calon Putri Mahkota ... ya ampun, mereka adalah salah satu sumber penderitaanku di masa lalu. Apakah dulu mereka juga seakrab ini—diam-diam bersekongkol denganku?

Melihatku berjalan ke arah mereka, Alessandro segera beranjak dan memasang badan di depan kakaknya dan temannya itu. Bibirnya mengatup rapat dan sorot mata yang serius.

"Aku sama sekali tidak mengerti dengan kalian bertiga," Aku berhenti di hadapan mereka. "Sebenarnya apa masalah kalian padaku? Bicaralah."

Azura memucat. "Tu-Tunggu, anda sepertinya salah paham—"

"Itu karena aku membencimu."

Jawaban itu keluar dari mulut Alessandra, membuat Azura dan Alessandro menoleh padanya dengan ekspresi yang berbeda. Pandangan perempuan berambut hitam itu terkunci padaku. Wajahnya bertambah gelap. Ya, aku bisa merasakan kebenciannya.

"Aku sangat membencimu, Erios. Aku tidak peduli meskipun statusmu lebih tinggi dariku. Kau hanya seorang putra Duke yang lemah. Ayahmu hanya menang soal status, bukan kekuatan—ukh!"

Energi Sihir Kegelapan menguar dari tubuhku seperti angin kencang yang mencekik. Azura segera berpegangan pada lengan Alessandra agar tidak terlempar, sementara si kembar menahan diri mereka seraya menggertakkan gigi. Mereka mengangkat tangan mereka, mencoba menghalau aura Kegelapanku. Kedua mata merahku memancarkan cahayanya.

"I-Ini ... apa-apaan ini?" Alessandro berusaha berbicara.

"Kudengar Duke Kreisen tidak mau mempelajari Sihir Kegelapan secara mendalam, tapi kenapa dia sekuat ini?" balas Alessandra.

"Aku sama sekali tidak masalah jika kalian mau menghinaku," Aku mengangkat pedangku dan menempelkannya ke leher Alessandra. "Tapi jika ada yang berani menghina keluargaku, akan kupastikan kepala kalian terlepas dari leher kalian."

[BOOK 1] The Villain Wants To Repent (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang