PROLOG

12.5K 808 5
                                    

Gagak-gagak hitam berkoak suram, memenuhi langit hitam dan gelombang awan yang menciptakan petir-petir yang memercik.

Suara para prajurit manusia dan raungan monster-monster memenuhi alam semesta, lambat laun menanamkan perang tak berkesudahan dengan makhluk di luar nalar yang seharusnya menjadi sekutu. Mayat-mayat dan bangkai bergelimpangan, dibasahi darah yang menggenang.

Aku menatap langit dengan tatapan kosong.

Inikah akhirnya?

Selubung bayangan menyelimutiku. Hal yang kulihat adalah wajah itu. Ya. Wajah tampan penuh kesucian yang kubenci itu, tengah memandangiku dengan tatapan yang sulit kuartikan. Rambut pirang tertiup angin. Bibirnya tertutup rapat, membentuk garis datar di wajah lembut itu.

Mengapa?

Mengapa kau tak tertawa penuh kemenangan karena berhasil membunuhku?

Mengapa kau tak tersenyum?

Mengapa kau menatapku seperti itu?

Sesaat tak ada yang berbicara di antara kami. Ada sesuatu yang terhubung, namun aku tidak tahu apa itu.

Baiklah, inilah akhir perjalanan Erios von Kreisen, sang raja kegelapan yang berhasil terbunuh oleh Sang Putra Mahkota yang diberkati cahaya, Julian de la Chenaz. Padahal tinggal selangkah lagi upayaku untuk menghancurkan kerajaan ini. Aku hampir di ujung kemenanganku.

Aku pecundang.

Ha. Bahkan aku tak punya tenaga lagi untuk menertawai diri sendiri. Usahaku sia-sia. Aku seperti badut penghibur untuk Sang Putra Mahkota, menjadi tangga penjajak agar dia segera menjadi raja untuk Kerajaan Chenaz ini.

Ah, bangsat ...

Andai aku bisa mengeluarkan umpatan itu.

Sorot mataku meredup. Rasa sakit dari dadaku akibat tikaman Julian dari belakang sebelumnya memudar, membuatku mati rasa. Sepasang mata merahku terasa berat. Darah masih mengalir dari sudut mulutku. Perlahan aku menutup mataku.

Kenapa? Kenapa hal terakhir yang kulihat adalah kau, Julian? []

--The Villain Wants To Be Repents, to be continued.

[BOOK 1] The Villain Wants To Repent (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang