CHAPTER 11

3.4K 408 10
                                    

Aku memasuki kuil yang terlihat seperti aula besar. Aku tidak bisa berhenti—walau kesal harus kuakui—mengagumi seisi kuil ini. Aroma mawar yang segar tersebar dimana-mana, seolah menyambut kedatangan kami yang ingin mengabdi dengan setulus hati. Beberapa patung Storgi dengan berbagai pose yang elegan juga tertempel di tiap sudut ruangan.

Baiklah. Sekarang aku harus duduk dimana—

"Ukh!"

Tanpa sengaja, aku menabrak bahu seseorang. Aku tidak tahu seberapa lemahnya dia, tetapi dia langsung limbung. Tidak ingin terkena masalah, aku segera menangkap pergelangan tangan orang itu. "He-Hei, aku—" Aku menghentikan kalimatku begitu aku menyadari siapa orang ini.

Bukankah ini ... Flin Eldonia?

Aku ingat, anak laki-laki berkacamata ini kelak akan menjadi sekretaris pribadi Julian yang terpecaya. Aku selalu melihatnya berada di sekitar Julian jika kami bertemu. Dia orang yang ramah dan penuh semangat. Bahkan meskipun orang kerajaan selalu mencemoohku tiap aku datang, tetapi hanya dia yang masih bersikap sopan padaku. Penampilannya yang sederhana membuat orang berpikir kalau naif dan polos, tetapi sebenarnya dia adalah orang yang kompeten. Otaknya cerdas dan berpengetahuan luas.

Itu adalah Flin yang kuingat di masa lalu.

Tetapi apa-apaan ini? Bagaimana bisa Flin yang kutangkap sekarang justru sedang gemetar ketakutan melihatku dan terlihat amat sangat lemah. Jika kutendang sekarang, aku yakin dia akan langsung terjatuh. Mana mungkin Flin dewasa yang selalu berdiri tegak, ternyata dulunya adalah anak yang lemah begini?

"Maaf." Aku melepas peganganku. Mataku melirik pada buku-bukunya yang berserakan di lantai. Oh, dia juga seorang kutu buku?

"Tidak apa-apa—ah, anda jangan melakukan ini!" Flin tersentak saat aku berjongkok dan memungut buku-buku miliknya.

Aku tidak menjawab, memilih fokus mengambil buku-bukunya. Pantas saja dia tumbuh menjadi seorang pria yang pintar—ternyata hidupnya dia dedikasikan pada buku. Dia pasti tahu banyak hal. Sekarang aku mengerti mengapa Julian memilih orang ini dari sekian banyaknya rekomendasi calon sekretaris. Aku cukup kagum, padahal Flin hanya berasal dari kalangan orang biasa. Dia tidak memiliki koneksi di antara bangsawan. Satu-satunya modalnya hanyalah dia lulusan terbaik dari Kuil Besar Dewa Kasih Sayang.

"Ini salahku yang tidak melihat-lihat." Aku memberikan buku-buku itu pada Flin.

Flin menerima bukunya, lalu melirikku. "Anda ... Tuan Muda Erios, 'kan?"

... kenapa dia bertanya? Sudah kuduga, reputasiku yang jelek memang sudah tersebar, bahkan sampai ke telinga rakyat biasa sepertinya. Mari kupikir dulu, masalah apa yang pernah kubuat kepada rakyat—

"Anda ... anda ternyata tidak seburuk yang saya kira!"

... eh?

Flin dengan cepat memajukan wajahnya dan mengepalkan kedua tangannya dengan semangat. Sorot matanya begitu berapi-api. "Memang ya, ternyata kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari rumornya saja!"

Tunggu, aku tidak mengerti—

"Maafkan saya karena telah berburuk sangka pada anda!" Flin meringis sedih. "Saya pikir anda tidak akan meminta maaf pada saya dan hanya melangkah pergi! Anda bahkan memungut buku saya! Betapa mulianya hati anda! Siapa?! Siapa orang-orang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan rumor buruk tentang anda?!"

Aku memijat keningku. "Sebentar, yang mereka katakan benar—"

"Saya Flin Eldonia! Saya harap anda mau menerima salam saya!" Tiba-tiba Flin membungkuk hormat padaku, membuat seluruh pasang mata di aula ini tertuju pada kami.

[BOOK 1] The Villain Wants To Repent (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang