(S2) 14. End of Chapter

838 67 272
                                    

Gojo harap-harap cemas menunggu kelahiran anak keduanya di luar ruangan. Ia terpaksa tidak bisa menemani sang istri kali ini karena ia harus membawa Sena juga. Bocah yang sebentar lagi naik pangkat menjadi kakak itu tidak diperbolehkan untuk masuk ke dalam ruangan.

Hati Gojo cemas sekali karena (Name) melahirkan secara normal di dalam. Dari luar ruangan ia bisa mendengarkan teriakan istrinya yang sedang berjuang tersebut.

        "Sena gimana perasaannya mau jadi kakak, sayang?" tanya Gojo yang saat ini sedang memangku anaknya. Sena yang awalnya sedang makan es krim kini menoleh kearah Ayahnya.

        "Aku mau adik laki-laki Daddy" jawab Sena semangat.

        "Adik kamu sekarang laki-laki kok sayang, Daddy sama Mommy udah periksa sebelumnya"

Pria itu kembali melamun, sejujurnya ia masih sangat berharap bahwa yang lahir nanti adalah Sean. Gojo hanya ingin Sean ikut bergabung di keluarga kecilnya, begitu pula dengan (Name).

Tak lama dokter membuka pintu ruangan membuat Gojo menoleh kaget. Dia tidak mendengarkan suara tangisan bayi sama sekali tapi dokter yang menangani istrinya tiba-tiba keluar ruangan.

        "Dokter, gimana istri dan anak saya?" tanya Gojo cepat.

        "Bayi nya lahir dengan selamat kok Pak, istri bapak juga hanya saja badannya lebih lemah dari kebanyakan orang, jadi sekarang ini istri bapak sedang istirahat" jelas dokter, Gojo hanya manggut-manggut saja.

        "Tapi kenapa anak saya gak ada suara nangisnya ya pak?"

        "...."

Tidak ada jawaban dari sang dokter hingga Gojo menyadari satu hal. Matanya terbelalak seketika, pria itu menerobos masuk ke dalam ruangan dengan membawa Sena di gendongannya.

Di dalam ruangan Gojo bisa melihat genangan darah memenuhi ruangan. Seakan tidak percaya Gojo menatap sang istri yang sudah terbujur kaku di atas ranjang. Tubuh (Name) disayat habis-habisan oleh dokter yang menanganinya sendiri.

         "(Name)..."

Buru-buru Gojo berlarian menuju istrinya. Gojo sebisa mungkin merapalkan teknik pembalik untuk menyembuhkan luka (Name) namun sayangnya tetap tidak ada perubahan dikarenakan (Name) sudah cukup lama meninggal di tempat.

         "Daddy... Kenapa Mommy gak bangun-bangun? Adik ku udah lahir kan?" tanya Sena polos.

Tidak ada jawaban apapun dari bibir Gojo. Pria itu mengepalkan kedua tangannya erat. Tanpa peduli sekitarnya, Gojo langsung teleport menuju dokter yang sudah kabur untuk membunuhnya tak kalah sadis.

Sena yang ditinggalkan sendirian hanya bisa terdiam menatap wajah ibunya yang sudah memucat. Bocah itu menatap sekelilingnya dimana terdapat bayi merah di atas ranjang. Ajaibnya tangisan bayi mulai terdengar seakan menyuruh Sena untuk berjalan mendekati dirinya.

Disana lah Sena berjalan mendekat. Matanya mulai menangkap penampakan adik kandungnya yang baru lahir beberapa waktu lalu. Tangan Sena terulur untuk mengusap lembut pipi adiknya guna menenangkan sang adik yang menangis.

        "Jangan nangis, Mommy gak suka kalau anaknya cengeng" kata Sena seraya memberikan kecupan singkat di pipi adiknya.

Ajaibnya sang bayi langsung terdiam. Matanya perlahan-lahan mulai terbuka hingga Sena bisa melihat manik ocean blue milik adiknya yang seakan menyala menerangi ruangan.

        "Okaeri, Sean" sapa Sena diakhiri kekehan kecil.

Seakan sudah mengetahui dari lama bahwa adiknya yang lahir adalah sosok yang sangat dikenal, si bayi yang dipanggil Sean reflek menatapnya datar. Sepertinya Sean berhasil menyerobot antrian kakak kakaknya yang lain dan memilih lahir duluan.

Camaraderie [Gojo Satoru X Reader] [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang