8. Will You Marry Me?

877 66 289
                                    

Hari ini adalah hari ujian para murid SMK Jujutsu. Ujiannya berbeda dari kebanyakan sekolah lain, dimana dalam ujian ini satu orang murid didampingi oleh penyihir Jujutsu untuk menyelesaikan misi sendirian.

Penilaian akan dilakukan sebagaimana kuatnya murid-murid SMK Jujutsu dalam menghadapi kutukan.

(Name) sendiri kebagian misi ditemani oleh Satoru, sedangkan teman-temannya bersama penyihir lain yang tak kalah kuatnya.

Tujuan misi (Name) yaitu melakukan pembersihan di rumah sakit terbengkalai. Walaupun sedikit merinding tapi demi nilai, (Name) akan mencoba melakukan yang terbaik.

         "Kamu mending tunggu diluar aja deh, kutukan pada ngumpet kalo ngeliat kamu" usir (Name) tanpa ragu pada Satoru.

        "Lohh terus gimana aku nilainya kalo gak boleh ikut masuk?! Lagian disini banyak kutukan tingkat tinggi! Bahaya loh, jadi jangan macem-macem solo ngelawan kutukan!" protes Satoru.

(Name) hanya bisa menghela nafas berat selagi Satoru merapalkan mantra pembuat perisai. Setelah perisai selesai dibuat barulah mereka berdua memasuki gedung Rumah sakit.

       "Kamu jangan maksain diri loh! Kalo sampe terluka aku gak mau tau pokoknya ujian ini selesai!" kata Satoru yang berada disamping (Name).

        "Gak bisa gitu dong! Kalo gitu sih artinya aku gagal dalam ujian! Kapan aku naik tingkatnya kalo gagal terus?" gerutu (Name) kesal. Entah kenapa moodnya sedang buruk terus daritadi.

        "Aku justru senang kalo kamu gak naik tingkat. Jadi biarin aja orang-orang menganggap kamu penyihir tingkat 4, biar aku bisa jagain kamu semauku" sahut Satoru sembari mengacak-acak rambut (Name) gemas.

(Name) hanya bisa diam-diam mencibir kesal. Padahal ia juga tidak mau dianggap lemah tapi bisa-bisanya Satoru malah senang kalau adiknya itu lemah. Pandangan (Name) kemudian fokus kesalah satu ruangan dihadapannya.

        "ITU DIA!" tunjuk (Name) tepat pada salah satu kutukan yang menuju kearah mereka.

Baru saja (Name) hendak melawan namun kutukan tersebut seketika mati hanya karena ditatap oleh Satoru. Gadis itu hanya bisa melongo melihat kejadian barusan.

        "Ini sih namanya bukan ujian!" protes (Name) seketika.

       "Aku gak mau kamu kenapa-napa" jawab Satoru jujur.

Inilah alasan mengapa (Name) terlihat bete sedari tadi. Kakaknya itu terlalu khawatir padanya padahal (Name) juga bisa membela dirinya sendiri.

Sedari awal (Name) harusnya menjalani misi bareng Geto, tapi Satoru datang meminta tukar tiba-tiba hingga sekarang Satoru yang menjadi pengawas (Name).

        "Kamu marah?" tanya Satoru seakan sadar bahwa mood gadisnya sedang buruk.

        "Pake nanya lagi!" Satoru menghela nafas sejenak sebelum ia akhirnya memilih mengalah.

        "Yaudah deh kalo gitu aku tunggu diluar aja, tapi seriusan gapapa kalo kamu aku tinggal sendirian disini?"

        "Gapapa! Aku juga gak selemah itu! Udah sana pergi!" usir (Name) lagi.

       "Oke, kalo gitu aku beli es krim dulu! Tunggu sebentar ya sayang~" Satoru pun langsung menghilang dari hadapan (Name) menuju Konbini.

Kali ini (Name) bisa fokus pada ujiannya setelah Satoru pergi. Gadis itu juga kembali berkeliling mencari kutukan lain yang masih tersisa.

Tak lama kutukan yang dicari akhirnya muncul juga, kali ini (Name) menggunakan katana sebagai senjatanya. Ia juga sudah belajar cara mengalirkan energi kedalam sebuah katana.

Camaraderie [Gojo Satoru X Reader] [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang