6: Lebih

110 19 6
                                    

  Erza dan Amel memasuki ruang tangga darurat, mereka awalnya ingin menurunin tangga tapi bawahan Luci yang sedang menuju ke arah atas melalui tangga langsung meneriaki keduanya dan aksi melarikan diri gagal.

   Luci baru saja membuka pintu ruang darurat sesaat kedua laki laki dan perempuan itu di kejar oleh bawahanya.

   Melihat ini ia ikut mengejar tidak ingin membuang sedikit pun waktu.

..

   Erza melepaskan tembakan ke arah 2 bawahan Luci yang mengejar mereka sebelum memasuki pintu rooftop gedung.

   Rooftop kosong tanpa sesuatu yang dapat menghadang pintu, Erza dan Amelia mundur kebelakang dengan tangan saling memegang.

   Layaknya pasangan yang dikejar karena tak direstui dan dikejar setelah kawin lari adegan di detik ini sangat klise.

   Hanya saja ini bukan kisah romance seperti lainnya.

   Erza menembak secara beruntun sambil melihat keadaan di bawah, ada sebuah kolam di bawah tapi ada beberapa meter dari jarak bawah gedung ke kolam dan ia juga tidak tahu pasti berapa dalam kolam tersebut.

   Dapatkah kecepatan lompat dari 17 lantai gedung menembus kolam tersebut, atau mereka akan cedera fatal jika perhitungan tidak seakurat yang diduga.

   Sedetik setelah bunyi tembakan terhenti karena peluru milik Erza habis sedetik itu Luci membuka pintu dalam kecepatan fantastis.

   Tatapan Erza menajam saat melihat sosok yang telah lama ia dan Leo cari dalam keadaan sehat, wajah Luci kali ini tidak mengenakan topeng sama sekali jadi mudah untuk dikenali juga perubahan kecil dalam 10 tahun belakangan ini tak terlalu mengubah wajah tampan dan manis itu.

  Melihat gadis di sampingnya yang terdiam menyaksikan wajah tampan Luci membuat ia entah kenapa sedikit kesal mungkin karena Bella, mengingat lelaki manis ini adalah tipe adik tirinya sehingga wajah tampanya tidak memiliki nilai di hadapan gadis itu.

Melepaskan peganggan dari gengaman gadis itu dengan kasar membuat Amelia tersentak sadar lalu menatap Erza kebingungan.

   Tangan Erza dengan cepat mengapai pinggul gadis itu lalu menarik tubuhnya untuk masuk kedalam pelukanya dan mencegah gadis itu berbalik atau memberontak.

   "Lepaskan gadis itu"

   "Lalu kau akan menembak dirikku!"

  Erza smirk saat melihat laki laki pucat itu terdiam.

   "Aku tidak akan menembakmu, percayalah!"

   "Haha.. Apa Bella juga kau tawari seperti itu sesaat sebelum kau membunuhnya!?"

   "AKU TIDAK MEMBUNUHNYA!...."

   Luci selalu menjadi emosi jika menyangkut kematian Bella, dan tak ada satupun yang percaya bahwa ia juga sedih dan terpukul dengan kepergian Bella sehari setelah mereka menikah.

   Sebelum Erza kembali mencibirnya, Luci berbicara dengan nada lembut mencoba menyampaikan kesedihanya.

"Gadis itu masih hidup bukan? Aku melihatnya dalam keadaan sehat di media, jadi lepaskan gadis itu aku perlu mengonfirmasi sesuatu pada gadis yang kau peluk itu"

  Erza tak melonggarkan pelukannya sedikitpun ia malah tertarik pada sesuatu yang membuat mantan suami adik tirinya mengemis menyedihkan untuk gadis yang berada di pelukanya.
  
  "Apa itu?"

Tatapan menyedihkan Luci berubah menjadi dingin, Luci paling benci menjelaskan panjang lebar sedangkan Erza tak dapat mengabaikan rasa penasaran keperibadian yang saling bertolak belakang.

Where's Bella IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang