Pelelangan berakhir dengan damai, semua tamu sudah pergi dari lokasi hanya tinggal Leo yang masih merokok di dalam mobilnya dengan tatapan tajam ke arah pintu gedung masuk pelelangan.
Seketaris dari tadi melirik bosnya dari cermin sesekali ia mengigit bibirnya gugup sambil melirik jam di pergelangan tanganya yang menunjukan angka 3 dini hari.
Besok jam 6 pagi ada jadwal berangkat ke Qatar, semakin cepatnya detik bergerak semakin panik dan cemasnya ia.
"Tidak bisakah kita pulang Tn. Leo?"
"Apa katamu?"
Melihat laki laki yang awalnya diam menatap ke luar jendela berbalik menatapnya dengan tajam, melihat ini sekretarisnya buru buru menggeleng kepalanya cepat.
"Tidak...tidak ada apa apa"
'Tidak bisakah kita melalui hari dengan normal?'
Sekretaris berkacamata itu menangis sedih dalam hatinya.
...
Bella sedang merokok di suatu gedung kosong yang terbengkalai tak jauh dari lokasi pelelangan tadi, di sela sela rehatnya pupil hitam itu menyipit sebelum tubuhnya sedikit menyingkir menghindari tebasan pedang seseorang di belakang.
Rokoknya masih tersangkut di pinggir bibir yang di poles pink itu sebelum mengambilnya, menghirup dan melepaskan kepulan asap ke gadis yang memegang pedang sambil tersenyum lebar.
"Long time no see Bebe (bibi)"
Gadis berambut putih itu menyapa penuh ceria sebelum menyimpan pedangnya dari balik gaunnya dan mendekati Bella dan bersandar di pembatas beton.
Bella menyipitkan tatapanya dan melirik Isabella di sampingnya sebelum membuang puntung rokoknya.
"Kau membunuh hewan kesayanganku, Muza!"
Sambil menginjak puntung rokoknya Bella menatap Isabel yang menatap pepohonan di luar gedung jelas ia acuh tak acuh pada gadis itu.
"Amelia Josiah Isabella ah... "
Bella menggeleng pelan sebelum kembali memanggil dengan nama berbeda.
"Bella Ziva!"
Isabella aka Amel menatap Bella dengan lambat sebelum menjawab polos.
"Lalu? Kau ingin dia mati dan dunia berakhir?"
Mendengar ini Bella mendengus kesal sedangkan Amel tersenyum sebelum mendekati Bella dan mengambil tangan gadis itu.
Bella tiba tiba memucat saat melihat sesuatu di telapak tangannya, tangannya juga bergetar hebat seolah olah sesuatu itu adalah bara api yang panas dan berbahaya.
Amel sangat sangat menyukai reaksi ini sebelum memaksa jari jari Bella untuk mengegam cincin yang berlumuran darah kering itu.
"Bukankah semua ini bermula dari dirimu Arabella Alexsa Valery Yannai?"
Bella yang masih di bawah pengaruh kepanikan menatap Amel.
..."Ck! Dimana dia!"
Leo yang dari tadi menunggu sosok Amelia berseru kesal, seketaris yang hampir tertidur tiba tiba tersentak bangun dan menatap ke kursi belakang dengan linglung.
Leo terdiam marah sebelum membuka pintu dan keluar dari mobil diikuti seketarisnya yang panik dan mengejar.
Baru beberapa meter menjauhi area parkiran, tiba tiba segerombolan pasukan berbaju hitam datang menyegerap lengkap dengan senjata api laras panjang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Where's Bella II
Teen FictionSehari sebelum peringatan kematian 10 tahun kepergian Bella, Erza dan Leo menghadiri sebuah pesta dan betapa terkejutnya mereka saat melihat siapa wanita pendamping pemilik pesta. "Aku bersyukur pesta pertama yang aku selengarakan penuh dengan...