Arabella terbangun dari komanya, gadis yang terbalut seperti mumi itu langsung mencopot alat alat di tubuhnya sebelum beranjak ke kamar mandi ruang inapnya.
Kain kasa itu terbuka dari ujung kepala, rambut yang awalnya hitam dan sedikit ikal berubah putih tulang, dan tubuh yang awalnya penuh memar serta bekas luka kini mulus dan seputih tanpa darah.
"Hahaha... Hahaha..."
Suara tawa itu terdengar khas, dan penuh centil manja.
"Ah akhirnya kita kembali menyatu!
Arabella menatap cermin penuh obsesi gila dengan senyum lebar saat mata hitam itu berubah semerah delima.
...
Erza sedang duduk di depan api unggun menatap kedua pasangan itu menunjukan darah anjing tanpa malu malu.
Zoe tersenyum manis saat B siap membakar ikan dan menyerahkan ke arahnya.
"Terima kasih sayang"
Ujarnya malu malu, Erza memutar matanya malas sebelum terdengar bunyi ledakan lalu gelombang ledakan datang seperti tiupan angin kencang yang hampir membuat api unggung mereka membakar hutan.
"Apa itu!"
Erza segera bangun dengan panik, diikuti Zoe dan B yang telah mengambil senjata dan siap menuju ke sumber suara.
..
Saat sedang menyelusuri hutan, ketiganya saling berdekatan sambil menatap hutan yang gelap dengan sangat waspada sayang sesuatu di kegelapan tiba tiba menyerang ketiganya tanpa bisa mereka prediksi.
B yang paling di depan tiba tiba memblokir sebuah pisau sabit yang hampir terbang tepat di kepalanya, tapi pisau itu nyangut di senapangnya lalu di tarik dengan kecepatan di kegelapan.
Melihat penyerangan di samar samar malam, Zoe langsung mengeluarkan pisaunya dan Erza mengarahkan senter kedepan tapi hanya sebuah pohon.
Lalu terdengar dering rantai besi yang menderu dari arah belang, Zoe mendorong Erza untuk menyingkir tapi ia tak bisa memblok pukulan cambuk rantai yang menghantam perutnya.
"Akh!"
Tubuh Zoe roboh terduduk, Erza yang melihat perlindungan Zoe langsung marah dan menerjang pemilik cambuk rantai.
Tubuh Zoe di sandarkan ke batang pohon.
"Kau baik baik saja?"
B terlihat khawatir, Zoe tersenyum lebar setelah berhasil membangkitkan sisi emosi manusia dari laki laki yang selalu bertindak kaku ini.
B yang menyadari ini ingin segera bangun untuk membantu Erza tapi gadis itu menahanya.
"Penyerang itu suami pertama nyonya, si pengguna cambuk besi. Lucian!"
Zoe dan B menatap Erza dan Luci saling adu kekuatan di kegelapan tanpa niat untuk meleraikan.
Ujung pisau Luci di gengam kuat Erza, sebelum menarik rantai itu dan membagi bogem mentah di pipi Luci dengan keras.
Luci membeku sebelum menekan sesuatu di ujung jambuknya lalu aliran listrik langsung menyetrum Erza yang masih mengengan ujung pedang yang terhubung langsung cambuk rantai Luci.
Seketika tubuh Erza kejang dan langsung tumbang ke tanah, Luci yang tidak mengetahui musuh adalah madunya mendekat dengan tampang dingin, mengeluarkan pedang kecil dari balik sakunya untuk menikam musuh baru mengangkat tanganya sebuah cahaya menyinari wajahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/341526691-288-k341861.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Where's Bella II
Fiksi RemajaSehari sebelum peringatan kematian 10 tahun kepergian Bella, Erza dan Leo menghadiri sebuah pesta dan betapa terkejutnya mereka saat melihat siapa wanita pendamping pemilik pesta. "Aku bersyukur pesta pertama yang aku selengarakan penuh dengan...