12: my hani, im so sorry but i love you

85 14 0
                                    

  Jam hampir menunjukan jam 2 pagi, di ruangan yang minim cahaya terlihat sunyi.

   Seseorang berhasil menerobos apartemen dari balkon arah dapur, menyelusuri dapur dan memasuki ruang tamu.

   Sosok ini berdiri di tengah antara pintu kiri dan kanan yang keduanya di cat warna sama.

   Setelah memutuskan sosok hitam ini mendekati pintu kiri tapi karna di kunci membuat ia menuju ke pintu kanan sayangnya keduanya di kunci oleh pemilik masing masing.

   Gagal memasuki kamar, ia berkeliling ruang tamu mencari sesuatu, menemukan sebuket bunga mawar yang tertata rapi di samping meja membuat ia tanpa ragu mengambil dan membawa bunga itu pergi tanpa suara sedikit pun.

   Ruang kembali sunyi seperti sedia kala, sayangnya pintu di sebelah kiri yang tertutup rapat itu..

    Amel terbaring menyamping bersanggahkan telapak tanganya di atas ranjang menatap semua kejadian tadi lewat bayangan bawah pintu melihat ini bibir merah itu tertarik membentuk senyuman.

....

   Buket bunga itu mendarat langsung dalam tong terdapat api yang membara, sedikit demi sedikit bunga itu layu dan terbakar dari 1000 bunga itu sedikit demi sedikit dapat terlihat alat perekam yang Erza pasang ikut terbakar.

   Saat melihat ini sepasang mata tampan yang dingin terlihat dari penutup kepala saat wajah itu sedikit terkena cahaya api.

....

   Amel duduk bersandar di sebuah pohon tengah lapangan luas halaman belakang kampus, banyak mahasiswa dan mahasiswi lalu lalang.

   Ada yang pacaran, ngobrol ataupun membahas mata kuliah semuanya masing masing pada sibuk.

   "Para menteri mendesak untuk Raja Josiah mengesahkan putra mahkota Raynor menjadi raja selanjutnya, tampaknya kaki tangan Raja Josiah mulai hilang pengekangan"

    Seorang mahasiswa yang terlihat culun sedang duduk membaca buku balik pohon yang di duduki Amel, pemuda itu tampak serius membaca.

   "Leo dan Bella, hm...tampaknya kaki tangan Raynor pantang menyerah walaupun hmhm.. Hehe memalukan, aku tidak pernah melihat manusia yang sebodoh dan naif seperti itu"

   "Dia tidak bodoh, dia tahu apa kelebihan wajah itu dan tentunya Leo akan jatuh di perangkapnya cepat atau lambat!"

   Suasana hening sejenak, sebelum si mahasiswa itu kehilangan fokus membacanya dan mengalihkan pandanganya ke samping seolah olah menatap dimana Amel berada.

   "Setelah Leo jatuh kedalam perangkap, kemungkinan Raynor akan mengutus Luci untuk membunuh Bella. Setelah Bella mati Leo akan terpuruk dan kekuasaan otomatis melemah disaat itulah Raynor meruntuhkan kekuasaan sampai ke akar!"

   Amel menggoyangkan kedua kakinya sebelum menatap ke langit.

   "Sekuat apa pun Arabella membunuh bawahan Raynor yang terpasang di pilar pilar perusahaan dan organisasi selama 2 tahun ini, itu tak mengurangi kekuasaan atau keinginan Raynor untuk menghabisi organisasi baik dari masa kakek hingga kini"

   "Haruskah aku membereskan semuanya, bawahan dan gadis itu?"

   "Tidak.."

   Amel menjawab lambat sambil menggeleng pelan.

   "Kita butuh pihak yang harus di salahkan dan menjadi pemicu untuk semua hal yang akan berlaku, kita tunggu saja!"
  
   "Menunggu apa?"

   "Menunggu provokasi seseorang, mungkin hehe"

   Suara tawa itu berbeda jauh dengan suara tawa Bella biasanya, walau 98% suara itu sama persis dengan suara Arabella Avyanna tampaknya 2% suara itu membaca ciri khas tersendiri.

Where's Bella IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang