Delapan Belas

78 2 2
                                    

-kekasih Halalku-

Azka baru saja selesai melaksanakan sholat subuh berjamaah bersama Kevin yang sekarang berstatus sebagai suaminya. Sebenarnya ia begitu degdegan berada dalam satu ruangan dengan lelaki itu. Pasalnya ini kali pertama ada lelaki yang berada dalam satu ruangan bersamanya, hanya berdua.

"Gak mau salim?" Tanya Kevin kala melihat istrinya itu hendak beranjak dari duduknya.

Azka yang tak tau ingin menjawab apa langsung kembali duduk dan meraih tangan Kevin lalu segera menciumnya.

Kevin terkekeh melihat Azka yang terlihat kebingungan. "Kamu istri aku sekarang Ka, gak usah ragu gitu."

"Gimana gak ragu, orang baru pertama kali salam kek gini sama lelaki selain Ayah dan Bang Iqbal."

"Nanti juga terbiasa, btw panggil aku apa nih?" Tanya Kevin tersenyum.

"Ha?"

"Ya masa manggil nama sih? Kita kan udah suami istri," jelas Kevin.

"A-abang?"

"Jangan, kek manggil Bang Iqbal dong."

"Trus mau di panggil apa? Mas? Mbak Ayu juga manggil 'Mas' ke suaminya," ujar Azka bingung.

"Sayang aja," ucap Kevin yang membuat Azka tak berkedip karena kaget. Kevin melihat pipi istrinya itu langsung memerah.

Kevin terkekeh melihat reaksi Azka. "Sampe kaget gitu, yaudah Abang juga boleh kok, Mas juga boleh. Terserah istri aku aja, yang penting jangan panggil nama." Kevin meraih tangan Azka lalu mengecupnya pelan.

Jantung Azka berdetak begitu kencang kala mendapat perlakuan itu dari Kevin, ia segera menarik tangannya.

"Masih pagi udah dibikin salting aja, aku mau bantuin Mama masak dulu ya Ma-Mas?" Ujar Azka bergegas mengganti mukenanya.

Kevin menggeleng melihat Azka yang salah tingkah, sedari semalam Kevin tak melihat Azka melepas hijabnya sampai pagi ini. Ia juga tak meminta perempuan itu untuk melepas hijabnya.

Kevin melihat sekeliling kamar Azka yang didominasi oleh warna Abu-abu dan warna hitam, terlihat elegan dan rapi menurutnya. Ia pikir kamar gadis itu akan berwarna merah muda seperti gadis lainya, ternyata ia salah.

"Ma-Mas? Kata Mama sarapan bareng dibawah yuk," ujar Azka membuka pintu kamarnya.

Kevin yang sedari tadi membaca sebuah novel menoleh kesumber suara, ia mengangguk lalu melangkahkan kakinya menuju Azka.

"Canggung ya manggil aku 'Mas'?" Tanya Kevin yang berjalan disamping Azka.

"Iya, belum biasa keknya, dulukan manggilnya nama tapi sekarang pake embel-embel 'Mas', jadi kek masih agak canggung," jelas Azka tersenyum.

"Gak apa-apa Yang, nanti juga terbiasa," ucap Kevin menggandeng tangan Azka.

Nih laki gue baru kemarin sahnya udah sayang-sayangan aje ke gue, mana ini masih pagi lagi. Dipikir gue gak bisa salting apa? Huwaa pengen tak gigit ni orang satu.

🌿🌿

"Dek? Mau ikut jalan-jalan naik motor gak?" Tanya Kevin duduk disamping Azka yang tengah melipat bajunya.

Azka terkekeh mendengar Kevin yang memanggilnya dengan sebutan itu.

"Kok ketawa?"

"Boleh, mau jalan-jalan kemana Mas?" Tanya balik Azka kala tawanya sudah mereda.

"Motoran aja, trus kalo nanti ada jajanan sekalian kan?"

"Boleh deh, lagian agak bosen juga dirumah, palingan tamu yang masih mau datang hari ini juga Mama yang bakal nemuin," ujar Azka beranjak merapikan hijabnya.

Mereka memutuskan untuk berkeliling menaiki motor, belum ada jajanan yang ingin dibeli oleh Azka.

"Kata Mama kamu dulu sering nangis pas jengukin aku dirumah sakit," ujar Azka yang duduk di jok belakang.

Kevin tersenyum. "Iya, secinta itu aku ke kamu, takut banget kehilangan kamu."

"Kalo gitu kenapa lamaran aku dulu gak langsung diterima aja?"

"Sayang, waktu itu kan aku masih mondok, dan ada satu hal yang buat aku gak berani terima lamaran kamu, aku takut ada yang terluka."

Azka mengernyit mendengar jawaban Kevin. "Maksudnya?"

"Bang Sajid dulu suka sama kamu."

Azka terperangah mendengar jawaban Kevin, bagaimana mungkin sahabat kakaknya itu menyukai dirinya, sedangkan dia tak pernah terlihat tertarik dengannya.

"Makanya dulu aku gak bisa langsung terima, takutnya kalian punya rasa yang sama." Lanjut Kevin.

"Tapi kenapa sekarang malah kamu yang nikahin aku?" Tanya Azka.

"Bang Sajid liat waktu kamu ngelamar aku ditaman, dia baru sadar kalo aku juga mencintaimu, dia bilang aku harus memperjuangkan kamu Sayang," jelas Kevin masih dengan senyumnya.

"Emangnya Mas udah lama suka aku?"

"Iya, semenjak kita ketemu pertama kali, cuman dulu gak terlalu dipikirin. Tapi semakin lama rasa itu tak pernah hilang, malah makin bertambah."

"Trus kenapa gak nyari yang lain buat dijadikan istri? Sedangkan kamu tau bahwa bang Sajid juga menyimpan perasaannya untuk aku?"

Kevin menghentikan motornya disisi jalan, hal itu membuat Azka bertanya apakah suaminya itu marah dengan pertanyaan yang ia lontarkan?

"Dengerin aku ya, aku gak nemuin diri kamu di orang lain, Allah pertemukan kita lagi dalam versi terbaik masing-masing. Dan karena kita berjodoh makanya kita bertemu, yang numbuhin rasa cinta itu Allah, atas izin-Nya pula kita bisa menikah dan aku begitu yakin untuk memilih kamu menjadi istriku."

Azka tak bisa berkata-kata mendengar jawaban Kevin, matanya tak berhenti menatap manik mata lelaki itu. Jantungnya berdetak begitu kencang kala kedua tangannya digenggam dengan erat oleh lelaki itu.

Mata ini. Mata ini yang sudah lama ingin ku tatap seperti ini, dan akhirnya mimpi itu terwujud. Tak ada lagi rasa takut untuk menatapnya.

"Makasih udah milih aku, makasih udah balas rasa yang masih ada dihatiku untukmu Mas," ujar Azka terharu.

"Udah, jangan nangis disini dong kita kan mau jalan-jalan," ujar Kevin langsung memeluk Azka.

"Eh? Main peluk-peluk aja, tempat umum loh Mas," ujar Azka melepas pelukan Kevin.

"Bisa salting juga ya Mbak?" Goda Kevin lalu kembali menaiki motornya.

Azka memukul pelan punggung Kevin, ia tak bisa menahan senyumnya.

Mas, tetap seperti ini ya. Semoga Allah selalu menumbuhkan rasa cinta yang setiap harinya semakin bertambah. Semoga Allah jadikan keluarga kita selalu dalam lindungan-Nya.

🌼🌼🌼

Lanjut ya kakak 🙌

Kekasih Halalku [Sudah DiRevisi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang