-Kekasih Halalku-
Hari ini, hari jum'at, yang berarti kegiatan belajar para santri diliburkan. Dan hari ini adalah kunjungan keluarga santri, sudah banyak keluarga para santri yang datang.
Syifa dan Azka tengah duduk disebuah gazebo sambil menunggu panggilan nama mereka.
"Bismillahirahmanirahim, kami panggil santri putri dari kamar Saffa atas nama Asyifatu Haifa dan Azka Jannatul Marwa agar segera menuju ruang kunjungan keluarga santri, sekian terimakasih"
Panggilan dari kantor pengurus yang memanggil nama Syifa dan Azka, mereka berdua tersenyum lebar dan berjalan bersama menuju ruang kunjungan keluarga santri.
"Gak biasanya kita barengan ya Ka?" Tanya Syifa agak bingung, karena untuk pertama kalinya mereka mendapat kunjungan secara bersamaan.
"Iya, gue gak sabar pengen lihat siapa yang datang," ujar Azka tersenyum lebar, ia begitu penasaran apakah kali ini orang tuanya ikut membawa kakak lelakinya untuk mengunjunginya.
"Assalamu'alaikum," salam mereka ketika sampai didepan pintu.
"Waalaikumsalam."
Terlihat dua orang pemuda tengah menunggu kedatangan kedua gadis itu, Azka tersenyum lebar kala melihat siapa yang datang hari ini untuk menjenguknya, lelaki itu sudah lumayan lama tak bertemu dengannya secara langsung.
"Bang Ibaaaal" ujar Azka sedikit berlari dan langsung memeluk Iqbal. Jika biasanya yang datang menjenguk Azka adalah orang tuanya, namun hari ini Iqbal yang menggantikan mereka menemui adik bungsunya yang sudah lama ia rindukan.
"Wah adik tercinta gue, kangen banget gue ama lo Ka," ujar Iqbal membalas pelukan Azka dan mencium puncak kepala Azka yang tertutupi hijab.
"Bang Sajid," sapa Syifa ketika mendapati kakak sepupunya yang datang.
"Hehe iya Fa, kita kagak bisa kayak mereka ya?" ujar Sajid tersenyum jahil pada Syifa.
"Apaan sih bang, ya kagak lah, kita kan bukan mahrom." Syifa agak kesal mendengar pertanyaan dari sepupunya itu yang selalu menjahilinya.
"Iye abang juga tau, oiya kamu udah dapet kabar dari umi mu kan? beliau gak bisa dateng jadi abang yang diminta buat dateng," jelas Sajid yang duduk disebelah Syifa.
"Iya bang, Syifa udah ditelfon umi tadi, dan makasih udah mau gantiin buat datang bang," ujar Syifa tersenyum lebar.
"Oo jadi dia sepupu lo?" tanya Iqbal yang di angguki Sajid.
"Bang Sajid? Dah lama gak ketemu ya bang," ucap Azka tersenyum menyapa sahabat kakaknya itu dengan ramah.
"Loh? Kalian saling kenal?" Tanya Syifa heran.
Azka dan Sajid yang ditanya pun mengangguk sebagai jawaban. "Kan Abang sama Abangnya Azka temenan Fa, makanya kenal, sempat main bareng juga ya gak Ka?"
Azka terkekeh melihat ekspresi Syifa yang terlihat kesal. "Gimana lu mau tau Fa, orang gue juga kagak pernah cerita kan?"
"Gak apa-apa, kan sekarang udah tau." Timpal Sajid.
"Ish, kalo tau kan aku bisa ikut main kerumah kamu Ka," ujar Syifa cemberut.
"Nanti Abang ajak deh, kamu tau gak Fa? Azka tuh jago main bola tau."
"Eh? Bang Sajid jangan bahas bola dong, malu nih gue," ujar Azka menatap tajam Sajid.
Sajid yang ditatap seperti itu merasa bahagia, ia sudah lama tak bertemu dengan gadis itu. Ia terkekeh melihat reaksi Azka, baginya gadis itu terlihat lucu jika sedang kesal.
"Btw Ka, kita lumayan sering ketemu yang gak disengaja ya? Apa jangan-jangan kita jodoh?" Tanya Sajid kala mereka tengah duduk digazebo sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Azka, Iqbal dan Syifa yang mendengar pun hanya tertawa mendengar pertanyaan Sajid.
🌿🌿🌿
"Ka? Hafalan surah Al-mulk udah kamu setor?" Tanya Syifa duduk disamping Azka yang tengah membaca novel.
"Udah," jawab Azka singkat.
"Kapan? Orang aku liat kamu baca novel mulu, gak boleh boong loh Ka."
Azka menghentikan aktifitasnya membaca novel, ia menutup novel itu lalu berjalan kearah lemarinya dan mengambil selembar kertas.
"Nih, udah diparaf sama ustadz Miftah," ujar Azka bangga.
Syifa menatap kertas itu. "Waah MasyaAllah Ka, akhirnya kamu tepat waktu nyetornya."
"Iya dong, kan gue mau pokus belajar sama ngafal Qur'an, biar bisa lulusnya bareng lu."
Syifa begitu senang melihat perubahan Azka yang begitu cepat, gadis itu terlihat lebih bahagia sekarang meski masih suka melamun. Ia tau hatinya pasti masih terluka, tapi ia salut Azka mau memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.
"Ka, kalo dah lulus nanti kita bakal sering ketemu gak ya?"
Azka menatap Syifa beberapa detik. "Keknya kalo lu gak sibuk mungkin bisa, tapi kan lu bilang mau masa pengabdian dulu kan?"
"Iya sih Ka, semoga aja nanti aku sering ada waktu. Tapi, kamu jangan nikah duluan ya."
"Lah? Kenapa?"
"Kalo kamu nikah duluan aku nya gimana Ka? Masa aku ngajak kamu main malah nunggu izin suami mu dulu," ujar Syifa sedih.
"Aelah Fa, yakali gue nikah duluan. Nih ya, gue aja kagak tau mau nikah ama siapa. Lagian gue juga mau nikmati masa gue bebas dari pesantren dulu."
Azka tertawa mengingat beberapa bulan lagi ia akan segera lulus, ia sudah membayangkan bertemu dengan teman-teman lamanya, termasuk Icha.
"Pokoknya kamu harus tetap ngabarin aku ya Ka," ujar Syifa.
"Pasti itu mah."
🌼🌼🌼
Mohon dimaafkan bagian pesantrennya, soalnya author gak pernah mondok jadi gak begitu tau soal pesantren. 🙏🥲
KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halalku [Sudah DiRevisi] ✓
RandomJudul awal👉bersamamu takdirku Diganti👉KEKASIH HALALKU [VERSI REVISI] When Umar Bin Khatab said : "Ada kalanya orang yang paling buruk di masa silam akan jadi paling baik di masa depan"