Sembilan Belas

61 2 0
                                    

-Kekasih Halalku-

Angin sepoi-sepoi yang berhembus menerpa wajah Azka yang tengah duduk digazebo rumahnya. Ia tengah menikmati lantunan ayat suci Al-Qur'an dari sebuah speaker kecil yang ia taruh disisi kanannya. Ini sudah menjadi kebiasaan baru wanita itu semenjak 7 bulan yang lalu.

"Nak, nanti kalo udah besar jadi penghafal Qur'an ya Sayang, Ibu seneng banget ada kamu diperut Ibu, tetaplah kuat dan sehat sampai kita bertemu 2 bulan lagi," lirih Azka mengusap perutnya yang sudah membuncit.

"Pantesan gak ada yang nyaut dari dalam, ternyata ngadem disini." Azka menoleh kesumber suara, ia mendapati lelaki yang ia cintai baru saja pulang kerja. Azka tersenyum kecil lalu segera menghampiri suaminya itu dan mencium punggung tangannya.

"Maaf Mas, abisnya aku bingung mau ngapain kalo didalam rumah jam segini, jadi milih ngadem disini deh," ujar Azka manja.

Kevin mengusap pelan puncak kepala wanita itu, ia sudah terbiasa dengan tingkah Azka yang manja selama 7 bulan ini. Ia tau itu bawaan dari janin yang tengah dikandung istrinya itu.

"Gak apa-apa Sayang, asalkan kamu gak sibuk ngerjain pekerjaan rumah sampe kamu kecapekan, asalkan kamu gak bosen kalo gak ada aku dirumah. Yang penting sekarang kamu dan dedek bayinya sehat," ucap Kevin tersenyum.

"Bentar lagi kita ketemu ya Sayang," ujar Kevin mengusap perut Azka.

"Mas, kata Mama kita mesti beli perlengkapan dedek bayinya mulai sekarang," ujar Azka teringat akan pesan mamanya beberapa hari yang lalu.

"Kita nyicil aja dulu, yang penting banget Mas," lanjutnya yang disambut senyum oleh Kevin.

"Jadi, mau belinya kapan?"

"Besok aja kali ya Mas? Soalnya besok juga kebetulan libur kan Mas?"

Kevin tersenyum lagi. "Inget aja istriku kalo besok suaminya ini libur." Azka hanya terkekeh mendengar ucapan suaminya itu.

🌿🌿

Samar-samar Kevin mendengar isak tangis dari teras belakang, dahinya mengernyit menebak bahwa suara itu berasal dari istrinya yang tengah duduk disana sedari tadi pagi.

Yap! Tebakannya benar. Wanita itu tengah menutup mulutnya dengan kedua tangannya, dengan air mata yang terus mengalir dipipinya yang terlihat agak cuby.

"Sayang? Kenapa nangis?" Kevin langsung mengusap puncak kepala Azka lalu segera memeluknya.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut wanita itu, melainkan hanya isak tangis yang semakin terdengar kuat. Ia memeluk lelaki itu begitu erat, Kevin yang begitu khawatir hanya bisa membalas pelukan istrinya itu tak kalah erat. Apa yang membuat istrinya menangis seperti ini?

"Ma-Mas, hati aku rasanya hancur banget ngelihat anak kecil di palestina, mereka kehilangan orang tuanya, dan para orang tua kehilangan anak-anaknya." Azka mencoba menghapus air matanya yang tak berhenti turun, ia memberikan ponselnya pada Kevin.

Kevin mengambil ponsel itu, ia melihat berita yang disertai video yang memperlihatkan keadaan bumi Gaza diPalestina yang hancur dibom oleh zionis Israel, para korban yang tertimbun oleh reruntuhan. Bahkan juga ada anak kecil dan balita yang ikut jadi korban, hatinya juga teriris setiap melihat video yang memperlihatkan keadaan di Gaza yang setiap saat ia lihat disosmed. Ia begitu geram dengan zionis yang berbuat sesuka hati mereka. Dengan ribuan orang yang sudah menjadi korban, anak-anak yang kehilangan masa kecil mereka, ditinggal mati orang tua dan sanak keluarga. Listrik diputus, air bersih pun dihentikan juga untuk mengalir ke Gaza.

Ia begitu heran dengan orang-orang yang mendukung zionis tak beradab itu, apakah ribuan korban tak cukup membuka mata mereka? Apakah tangisan anak-anak disana tak cukup membuka mata mereka? Apakah bom yang setiap saat dijatuhkan disana tak cukup membuka mata mereka? Ini bukan perang agama! ini tentang kepedulian antar sesama manusia yang hidup di bumi ini! Ada kalimat yang ia temui disosmed "kamu tak harus menjadi muslim untuk membela Palestina!" Itu benar.

Kemerdekaan untuk Palestina itu harus segera terjadi. Mereka BERHAK untuk MERDEKA, mereka berhak merasakan hidup aman dan damai didunia ini. Tak perlu takut jika Palestina merdeka, akhir dunia ini hanya Allah yang tau.

Bahkan Kevin juga sempat melihat salah satu video yang berisi pertanyaan kepada beberapa warga Palestina, yang isi pertanyaannya "apa yang akan mereka lakukan jika perang sudah usai?" Dan jawaban mereka sungguh tak terduga, mereka bilang "ingin tidur". Se-sederhana itu keinginan mereka.

"Sayang, tetaplah menyuarakan kemerdekaan untuk Palestina." Kevin kembali memeluk Azka yang masih tersedu.

"Mas, apa yang harus kita lakukan untuk membantu mereka?" Tanya Azka mengusap air matanya.

"Banyak Sayang, jika tidak bisa berdonasi untuk mereka, maka kita bisa terus menshare kabar tentang palestina, jangan pernah berhenti untuk membicarakan mereka disosial media, dan kita harus tetap berdoa untuk mereka agar kemenangan segera mereka dapatkan." Azka mengangguk mendengar ucapan Kevin, dihatinya yang paling kecil. Ia ingin sekali mengirim bantuan kesana, ia ingin sekali menjadi relawan disana.

"Mas, aku lihat anak-anak dan orang-orang disana wajahnya begitu cantik, ganteng dan manis," ujar Azka yang masih memeluk Kevin.

Kevin tersenyum. "Mereka para ahli surga Sayang, para syuhada yang dirindukan surga, kamu tau? Saat ini Nabi Ibrahim dan Siti Sarah pasti sedang bahagia menyambut kedatangan para malaikat kecil itu."

☁️☁️☁️

Palestine BERHAK untuk MERDEKA 🇵🇸
Teman-teman jangan berhenti untuk terus menyuarakan kemerdekaan untuk Palestina. Tetaplah update kabar terbaru dari mereka.

Kekasih Halalku [Sudah DiRevisi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang