Tujuh Belas

57 1 0
                                    

-Kekasih Halalku-

"Saya terima nikah dan kawin nya Azka Jannatul Marwa dengan maskawin tersebut dibayar tunai."

Icha dan Syifa langsung memeluk Azka kala kata 'Sah' sudah terdengar diruang tamu. Air matanya tak berhenti mengalir, jantungnya berdetak begitu cepat. Statusnya sudah berubah sekarang, ia sudah resmi menjadi seorang istri dari lelaki yang ia cintai.

"Ka, gak nyangka lu bakal nikah sama Kevin." Icha memeluk erat tubuh Azka yang terbalut gaun berwarna putih tulang. Gadis itu tak bisa berkata-kata, ia hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Udah ah nangisnya, make up nya ntar luntur Ka, ntar sepupu aku kaget liatnya," ujar Syifa yang ikut bahagia.

Azka dan Icha mencoba untuk menghentikan tangis mereka, Syifa kembali merapikan hijab Azka dan Icha kembali merapikan make up Azka yang sedikit berantakan dibagian matanya.

"Udah yuk, kita turun semua orang pasti udah nunggu," ujar Syifa.

"Iya, ntar keburu Kevin yang jemput lu kesini Ka," timpal Icha terkekeh.

Mereka bertiga berjalan keluar kamar, Azka begitu degdegan sekarang. Jantungnya tak berhenti berdetak begitu kencang sedari tadi. Semua orang menatap pengantin perempuan yang terlihat begitu cantik dan elegan, dengan gaun berwarna putih tulang yang begitu cocok dipakai Azka.

Kevin tak berhenti menatap perempuan yang sekarang sudah berstatus sebagai istrinya itu, jantungnya berdetak begitu kencang namun ia harus terlihat biasa saja agar tak begitu gugup.

"Salim dulu ke suaminya," ucap penghulu kala Azka sudah berdiri tepat didepan Kevin.

Kevin mengulurkan tangannya, Azka menerima uluran tangan itu dengan gemetar, ia tersenyum kecil kala melihat tangan lelaki itu yang terlihat ikut gemetar. Kevin memegangi ubun-ubun Azka lalu membacakan do'a begitu lirih tapi juga didengar oleh Azka.

"Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekanya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya." (HR. Abu Dawud 2/248, Ibnu Majah 1/617 dan lihat Shahih Ibnu Majah 1/324)

"Cie udah jadi suami," lirih Azka pelan yang membuat Kevin tersenyum.

Acara akad dan resepsi mereka diadakan secara bersamaan, setelah akad langsung disambung dengan resepsi. Dimana beberapa tamu undangan sudah mulai meramaikan acara mereka.

"Gak nyangka ya akhirnya bakal kayak gini," ujar Azka, Kevin tersenyum mendengar ucapan istrinya itu. Ia menggenggam tangan Azka begitu erat.

"Dan gak nyangkanya lagi, kamu sama Bang Sajid dan Syifa sepupuan. Dunia se-sempit itu ternyata, bahagia banget bisa sering ketemu sama sahabat aku dipesantren dulu," lanjut Azka.

"Allah udah rencanain pertemuan itu Sayang, meski kamu udah nutupin kalo kamu itu masuk pesantren tapi aku tetap tau," ujar Kevin yang membuat Azka salah tingkah.

Kevin tersenyum melihat Azka yang terlihat menahan senyumnya, ia tau kekasih halalnya itu tengah salah tingkah karena dipanggil 'Sayang'.

Ka, saya mengikhlaskan kamu bersama lelaki yang sudah mencintaimu sedari lama, cintanya lebih besar dari pada cinta saya ke kamu. Biarlah rasa cinta ini tak sampai ke kamu Ka, belum tentu kamu akan bahagia jika bersama saya. Cinta kamu tak bertepuk sebelah tangan Ka, bahagialah bersamanya.

Pin, Abang relain lu menikahi gadis yang Abang cinta, lu harus jaga dia jangan sampai menyakiti hatinya. Abang tau, bahagia nya ada di lu pin, karena dia juga mencintaimu.

"Kepengen nikah juga?" Pertanyaan itu menghentikan lamunan Sajid.

Sajid terkekeh mendengar pertanyaan itu. "Untuk sekarang belum Bal, gue masih belum nemu jodoh nih."

"Lu gak usah pura-pura kuat gitu kali, lu pikir gue gak tau lu jatuh cinta ama adek gue?"

Sajid langsung menatap Iqbal, bagaimana sahabatnya itu tau, seingatnya ia tak pernah bercerita tentang perasaanya kepada siapapun kecuali Kevin.

"Gue tau dari sorot mata lu setiap bertemu dengan Azka," ujar Iqbal sambil memakan batagor yang baru saja ia ambil dari stand batagor.

"Gue udah ikhlas kok, lagian belum tentu juga adek lo mau sama gue kan," ucap Sajid tersenyum.

"Bener sih Jid, ini soal perasaan. Gue cuma mau bilang, masih banyak perempuan diluar sana, jangan terlalu mikirin dia. Ikhlas itu emang susah tapi kalo udah biasa bakalan mudah kok," ucap Iqbal menepuk pundak Sajid.

Dilain sisi ada Rian yang juga hadir diacara nikahan kedua sahabatnya itu. Ia juga tak menyangka lelaki itu akan menikahi Azka.

Keknya gue kurang cepat ngasih tau kalo gue cinta ama lu Ka. Pantesan aja dulu lu begitu dekat dengan Kevin, ternyata ini alasannya, kalian saling mencintai. Gue gak mau rusak pertemanan kita. Rian membatin.

"Selamat bro and sist, gak nyangka ya kalian bakal nikah. Gak nyampe dulu pikiran gue bakal ada yang cinlok gini," ucap Denis memeluk Kevin.

"Makasih, namanya juga jodoh makanya bertemu. Btw lu ama Icha kapan nikahnya?" Tanya Kevin melirik Icha yang berdiri disamping Denis.

"Heh? Gue belum ada kasih tau yang lain malah lu bocorin," ucap Icha menatap tajam Kevin.

"Weh ini beneran?" Tanya Azka tak percaya, ia tak tau kabar itu.

"Iya, mereka sok privat padahal udah banyak yang tau kalo mereka bakal nikah," ujar Rian santai.

"Si Denis ember banget dah, rencananya mau dibikin kejutan," ujar Icha kesal.

Azka begitu bersyukur melihat pertemananya yang masih erat sampai sekarang. Mereka akhirnya berfoto bersama untuk kenangan, sekalian reunian setelah sekian lama tak bertemu.

Ternyata benar ya, takdir Allah begitu indah, bahkan tak disangka akan seperti ini.

🌼🌼🌼

Menuju ending😉

Kekasih Halalku [Sudah DiRevisi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang