CHAPTER 2 : Punishment🔞

3.8K 199 38
                                    

📍Warning 18+.

...

Are you ready to start this punishment-themed game.. Honey?tanya Net dengan sededuktif mungkin.

Pada James sang kekasih yang sudah ia ikat kedua tangannya pada headboard tempat tidur mereka.

Pakaian atas yang James kenakan bahkan telah ia lepaskan secara paksa beberapa saat lalu.

Air mata sudah mengering dengan kurang ajaenya dikedua pipi putih James yang nampak memerah.

Bilah bibir plum-nya pun tak kalah merah, serta membengkak dengan tidak tahu dirinya, sebab Net sang kekasih yang menciumnya brutal usai membisikan kalimat tersebut ditelinganya.

“Phi.. Maaf-kan aku, aku—”

“—Ssstt.. Sudah terlambat sayang, simpan kembali permintaan maaf-mu itu oke? Diam, dan terima saja hukuman-mu, kau mengerti?”sela Net dengan kepala menggeleng, jemari telunjuk panjangnya berada didepan bilah bibir tipisnya.

Menandakan jika ia tidak ingin mendengar kalimat apa-pun lagi yang keluar dari bilah bibir plum kekasihnya.

James mengatup rapat bilah bibirnya, ia tersenyum getir dalam batinnya.

Saat ini kekasihnya benar-benar terlihat berbeda, sejauh ini ia sama sekali tidak pernah membuat kesalahan, tapi saat pertama kali melakukannya-yang mana menurut-nya masih dalam batas kewajaran, sang kekasih justru bertindak seperti ini padanya.

Seolah-olah kesalahannya begitu fatal hingga tidak bisa untuk dimaafkan.

Hanya pergi minum ke-bar, tanpa melakukan apa-pun.

Walau memang pada akhirnya ia mabuk berat, mengingat dirijya bukan-lah seorang peminum handal seperti Net sang kekasih.

Tapi James masih tahu batasannya, ia hanya minum, tidak melakukan apa-pun lagi.

Net mendekat pada nakas disamping tempat tidur, menarik laci terbawah pada nakas, mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.

Mengetahui benda apa yang diambil sang kekasih, James menggeleng-kan kepalanya ribut.

Disaat Net tersenyum miring dengan tanpa dosanya.

Do you know what this is?tanyanya dengan raut wajah mengerikan.

James merinding melihatnya, apa-lagi dengan suasana yang terasa begitu mencengkam.

“Diam saja huh?”

Net kembali berseru, seraya bergerak naik keatas tempat tidur, kembali mengukung sang kekasih yang ingin sekali memberontak, dan melepaskan diri.

Agar bisa menghidar dari hukuman yang hendak Net berikan padanya.

Kepalanya merunduk, dengan kasarnya Net kembali meraup bibir plum James dalam ciumannya.

Mengeskplor bilah bibir yang selalu menjadi candu-nya itu.

James kualahan membalas ciuman Net yang juga tergesa-gesa, tanpa adanya kelembutan seperti biasanya.

Ciuman yang terkesan menutut dan dalam dengan tanpa jeda-nya.

Kalau boleh jujur, James sama sekali tidak menyukai ciuman yang seperti ini.

Ia lebih suka ciuman yang lembut, menyalurkan kasih sayang mereka yang mendamba dengan begitu besarnya.

Net menggeram pelan dalam ciuman mereka, gigi-nya tanpa ragu menggigit keras bilah bibir James bagian bawah, hingga ringisan James terdengar.

Namun seolah tuli, Net mengabaikannya.

𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝗦𝗣𝗔𝗖𝗘 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang