CHAPTER 8 : Disinclined

1.6K 127 23
                                    

...

Saat ini, Net dan James tengah berada disalah satu restoran terdekat, untuk makan siang bersama.

“Kau mau pesan apa sayang?”tanya-nya Net, mata-nya menatap silih berganti antara buku menu ditangan-nya, juga kekasih-nya yang duduk didepan-nya.

“Umh.. Phi Net, apa aku boleh memakan kerang? Aku ingin..”pinta James dengan penuh kehati-hatian.

Gelengan kepala Net berikan, James merengut sedih.

“Kau alergi kerang sayang, yang lain saja..”

Ah.. James sangat ingin makan kerang, tapi apa yang Net kekasih-nya ucap-kan memang benar ada-nya.

Bahwa ia alergi kerang.

“Bagaimana dengan udang?”

Net tersenyum, kali ini kepala-nya mengangguk.
“Kalau itu baru boleh, ayo pilih, mau udang yang dimasak apa?”

Meletak-kan buku menu ditengah-tengah mereka, agar bisa melihat-nya bersama-sama.

Padahal masih ada buku menu lain-nya diatas meja.

“Ini saja Phi! Aku mau ini! Udang asam manis pedas!”tunjuk James pada buku menu itu.

“Tapi kau tidak tahan pedas sayang,”peringat Net lagi.

James merengut kesal, kedua lengan putih-nya bersidekap didepan dada-nya.

“Kalau begitu aku tidak mau makan, Phi Net saja yang makan!”kata-nya.

Merajuk.

“Jangan seperti itu, kau akan sakit kalau tidak makan sayang,”

James mengalih-kan padangan-nya cepat.
“Semua-nya tidak boleh, jadi aku tidak mai makan! Biar-kan saja kalau aku sakit,”

Net menghela nafas-nya berat.
“Baik-lah, kau boleh memesan-nya, minta pada pelayan untuk mengurangi sedikit rasa pedas-nya oke?”putus-nya mengalah.

Atau kekasih-nya ini benar-benar tidak mau makan.

James tersenyum senang, kepala-nya kembali menoleh kearah Net.

“Terimakasih Phi! Hum.. Aku mengerti,”

Net ikut tersenyum, melihat senyuman senang itu bersemi diwajah cantik James kekasih-nya.

“Sama-sama sayang,”

James melambai-kan tangan-nya diudara, memanggil pelayan untuk mendekat kearah mereka, dan membuat pesanan.

Menyebut-kan menu yang ia ingin-kan, juga untuk Net, yang sudah ia ketahui apa saja makanan laut yang lelaki berkulit tan itu sukai.

Tak lupa minuman yang mampu menyegar-kan tenggorokan mereka, mengingat cuaca siang ini begitu terik.

Setelah pelayan itu berlalu seusai mencatat pesanan mereka, kedua-nya kembali melempar-kan tatapan.

“Phi Net..”panggil James pelan.

“Ya sayang?”

Net meletakan dagu-nya diatas tangan-nya yang bertumpu pada permukaan meja.

Menatap lurus kedalam kedua mata jernih James.

Melihat pantulan diri-nya didalam sana.

“Apa boleh kita membangun tenda dipantai? Aku ingin melihat matahari terbenam,”kata-nya, menatap penuh harap pada Net.

Yang merasa gemas sekali melihat tatapan itu.

“Mm.. Tapi kita tidak membawa tenda sayang,”

Net menahan senyuman-nya, kala bibir itu kembali mengerucut lucu.

𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝗦𝗣𝗔𝗖𝗘 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang