...
James merengut sedih, saat sesuatu yang ia harap-kan, stelah lima bulan menjalani rumah tangga bersama dengan Net sang terkasih.
Mata-nya berkaca-kaca, melihat alat tes kehamilan yang diam-diam ia beli disalah satu online shop.. Tanpa sepengetahuan Net sang suami.
Yang memang melarang-nya membeli benda ini, sebab ini sudah kesekian kali-nya ia mencoba namun hasil-nya..
Sama seperti sebelum-nya.
Malaikat kecil itu tak kunjung hadir didalam perut datar-nya.
“Hiks-hiks.. T-tidak lama lagi satu setengah tahun berlalu.. Aku dan Phi Net menikah.. Tapi.. Kenapa sosok kecil yang aku harap-kan, kami harap-kan untuk hadir.. Tak kunjung hadir..”lirih-nya dengan terisak kecil.
Air mata-nya telah membasahi kedua pipi putih-nya.
Hidung-nya mulai memerah, nampak menggemas-kan, kalau saja suasana hati-nya tidak sedang memburuk seperti saat ini.
“Harus-kah aku memeriksa kesehatan-ku dirumah sakit?”seru-nya lagi, tangisan-nya terhenti seketika.
Selama mereka menikah, James memang tidak pernah memeriksa kesehatan-nya.
Apakah ia juga bagian dari lelaki istimewa diluaran sana, yang bisa memberikan sosok kecil untuk pasangan-nya.
Anak.
Setiap pasangan pasti ingin-kan itu.
Walau-pun sudah sedari dulu, Net sama sekali tidak pernah mempermasalahkan-nya.
Hanya saja.. James ingin memberikan Net seorang anak, agar cinta mereka semakin lengkap, dengan ada-nya sosok kecil diantara mereka.
“Sayang.. Sedang apa disana?”
Suara tegas Net mengejut-kan James, yang dengan cepat menyembunyikan alat tes kehamilan itu kedalam saku hoodie yang ia kenakan.
Mengusap kasar air mata-nya, James berbalik, dengan mengulas senyuman manis-nya, seraya beranjak berdiri dari duduk-nya disofa dekat jendela ruang keluarga.
“Phi Net sudah pulang?”tanya-nya berbasa-basi, kaki-nya melangkah kian mendekat kearah Net yang berdiri satu meter dari pintu utama.
“Seperti yang kau lihat sayang,”sahut Net dengan senyuman-nya, kedua lengan-nya terentang lebar, siap menyambut pelukan James pada-nya.
Bruk!
“Hari ini, apa saja yang kau lakukan sayang?”
Pertanyaan yang selalu Net lontar-kan pada James, ketika ia baru saja pulang kerja.
“Aku memasak, dan menanam bunga yang baru ditaman belakang Phi..”
“Ooh benar-kah? Memasak apa? Dan.. Bunga apa yang baru kau tanam sayang?”tanggap Net dengan antusias-nya.
Kaki-nya bergerak melangkah, mengiring James dalam pelukan-nya menuju sofa ruang tamu.
Duduk disana dengan James berada diatas pangkuan-nya.
“Aku memasak makanan kesukaan-mu dan makanan kesukaan-ku, hum? Aku menanam bunga daisy.. Beberapa hari yang lalu aku memesan-nya, dan baru saja sampai tadi siang,”kata James, dengan seulas senyuman palsu-nya.
“Wahh.. Istri-ku memang yang terbaik! Bunga daisy? Oo.. Itu sejenis bunga kecil dengan kelopak-nya berwarna putih dan bagian tengah-nya berwarna kuning itu kan? Dimana kau menanam-nya sayang? Aku ingin melihat-nya juga,”tanggap Net antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝗦𝗣𝗔𝗖𝗘 [END]
FanficNet mempunyai seorang kekasih bernama James, yang menurutnya nyaris sempurna. Tapi ternyata.. James, kekasihnya, tidak sesempurna itu. Hal itu dikarenakan, James mengindap Little Space Syndrome. Dimana hal itu terkadang membuat seseorang yang mengal...