CHAPTER 3 : Susu

3.2K 211 20
                                    

...


“James.. Sayang, ayo bangun hm, sudah hampir malam, apa kau tidak lapar? Kau pasti belum makan-kan sebelum pulang tadi siang,”seru Net dengan suara berat-nya yang terdengar serak.

Ia baru saja terbangun dari tidur-nya, sedangkan James kekasih-nya masih tertidur nyenyak disamping-nya.

Sama sekali tidak terbangun dalam tidur-nya.

Seperti saat ini, biasa-nya James kekasih-nya adalah seseorang yang mudah dibangun-kan.

Tapi kini, sama sekali tidak ada balasan.

Hal itu membuat Net jadi sedikit cemas.

Menyentuh pelan lengan putih mulus itu, Net kembali berseru membangun-kan James.

“Sayang, ayo bangun,”

Jantung Net entah mengapa berdebar kencang, melihat tidak ada pergerakan apa-pun dari kekasih-nya benar-benar membuat-nya takut.

Dengan cepat ia beranjak duduk, tangan-nya bergerak membawa kepala James pada pangkuan-nya.

Memeriksa keadaan kekasih-nya.

Deru nafas-nya masih terlihat normal, begitu juga dengan denyut nadi-nya.

Hanya saja, kenapa kekasih-nya tak kunjung bangun?

“Sayang, jangan seperti ini, ayo bangun na~”kali ini suara Net terdengar bergetar.

Mengusap sayang helaian rambut James, kepala-nya merunduk, hanya untuk membubuh-kan kecupan kecil-nya pada dahi sang kekasih.

“Maaf-kan aku.. Aku sadar, perbuatan-ku tadi sangat keterlaluan, maaf-kan aku sayang, ayo bangun,”

Tanpa sadar air mata itu meluruh disudut mata Net.

Kurang ajar sekali.

Tapi Net sama sekali tidak ada niatan untuk menghapus-nya, meski-pun air mata-nya menetes pada sisi wajah cantik James.

Meraih tangan kanan putih-nya, memberikan kecupan penuh kasih-nya.

“Aku mencintai-mu, sayang.. James, ayo bangun!”suara Net sedikit meninggi.

Telapak tangan-nya bergerak menepuk-nepuk pelan kedua pipi James.

Net menggeleng-kan kepala-nya brutal, tidak bisa dibiar-kan.

Jika sudah seperti ini, tanda-nya James bukan lagi tertidur, melainkan kehilangan kesadaran-nya.

Membenar-kan kembali posisi tidur James,  Net melompat turun dari atas tempat tidur.

Ia berlari keluar dari dalam kamar-nya, lalu kembali masuk dengan membawa sebuah wadah dan handuk kecil.

Memasukki kamar mandi, untuk mengisi wadah itu, yang akan ia gunakan untuk mengelap tubuh James kekasih-nya.

Net melangkah kembali kearah tempat tidur, menurun-kan selimut yang menutupi tubuh James sebatas pinggang ramping-nya.

Dengan telaten, Net mengelap tubub bagian depan James, hingga tangan-nya berhenti bergerak, saat menyadari tinggal tubuh bagian belakang James sang kekasih yang belum ia lap.

Menarik nafas-nya dalam, Net merubah posisi berbaring James yang terlentang menjadi memunggungi-nya, bersamaan dengan kedua mata-nya terpejam erat.

Luka memar memanjang, hasil dari segala perlakuan-nya beberapa saat lalu terpampang jelas pada punggung sempit itu.

Net bahkan tidak berani membuka mata-nya, namun ia harus melakukan-nya.

“S-sayang.. Maaf~”lirih-nya, saat mata tajam-nya melihat dengan jelas luka memar dipunggung putih mulus itu.

𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝗦𝗣𝗔𝗖𝗘 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang