CHAPTER 9 : James

1.7K 127 38
                                    

...


“Sayang.. Aku sudah selesai, sekarang giliran-mu..”seru Net, yang baru saja keluar dari kamar mandi, dengan bathrobe abu-abunya.

James yang tengah duduk bersandar pada headboard, menoleh kearah Net.

“Umh! Iya Phi..”balas-nya.

Kepala-nya menunduk, saat mata-nya melihat dada bidang Net sang kekasih yang terbuka itu terlihat basah.

Saat lelaki itu hampir saja melepas-kan bathrobe itu dari tubuh-nya.

James menjerit dengan spontan-nya.
“Phi Net! Jangan dibuka!”

Net menoleh heran, dahi-nya menggernyit tipis.

Ia yang sudah berdiri didepan lemari pakaian berbalik menghadap kearah kekasih-nya itu.

Yang sudah turun dari tempat tidur mereka.

“Kenapa tidak boleh dibuka? Aku mau memakai pakaian-ku sayang,”kata-nya, dengan nada bingung-nya.

James menggeleng-gelengkan kepala-nya.
“Bukan tidak boleh, tapi tunggu sampai aku masuk kedalam kamar mandi saja!”

“Kenapa memang-nya?”

Net jadi semakin heran akan kelakuan kekasih-nya.

Kenapa sih?

Biasa-nya juga ia bebas membuka pakaian-nya didepan James..

“Aku malu!”

“Hah?”

Net mengerjap beberapa kali mendengar dua kata itu keluar dari bilah bibir James kekasih-nya.

Sedikit-nya merasa geli akan dua kata itu.

Aku malu?

“Hahaha..! Sayang, kenapa malu? Aku bahkan sudah teramat sering memperlihat-kan tubuh-ku tanpa pakaian didepan-mu, kau lupa?”

Tawa itu keluar begitu saja dari Net, kaki-nya melangkah mendekat kearah James, tangan-nya menarik pinggang ramping itu untuk ia peluk erat.

“Kau sungguh merasa malu?”

Dibalas anggukan kepala oleh James.

Wajah-nya bersemu merah sampai ketelinga.

Gemas-nya...

Net sampai ingin menggigit kedua pipi putih yang kini memerah dengan lucu-nya.

“Kau lucu sekali..”

Lucu.

James jadi teringat saat syndrome-nya kambuh, Net sang kekasih sempat menyebut diri-nya lucu.

“Hei.. Kenapa diam?”tegur Net, seraya meremas pelan pinggang ramping yang ia peluk erat itu.

James terjengit kaget, bibir-nya membentuk seulas senyuman tipis, kepala-nya menggeleng kecil.

“Tidak apa-apa Phi..”

“Memikir-kan sesuatu?”tanya Net.

“Hm.. Ya,”

“Apa itu?”

“Aku teringat Phi juga menyebut-ku lucu saat syndrome-ku kambuh,”kata James dengan seulas senyuman kecil-nya.

Net ikut tersenyum, meski-pun hati-nya sedikit merasa getir, setiap kali mengingat kata 'syndrome,'.

“Ya.. Itu benar, kau memang lucu dalam keadaan apa-pun itu sayang,”seru-nya manis.

𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝗦𝗣𝗔𝗖𝗘 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang