...
Net dan James baru saja tiba diapartement mereka, sepulang dari membeli kado untuk Yim.
Yang sudah terbungkus rapih.
“Phi tunggu sebentar ya.. Aku siap-kan air hangat untuk Phi mandi,”kata James, bergegas berlalu memasukki kamar mereka.
Meninggal-kan Net yang terduduk bersandar disofa ruang tamu apartement.
“Astaga.. Mobil James!”
Net menepuk dahi-nya sendiri, saat teringat jika mobil milik sang kekasih masih berada dipelataran galeri seni-nya.
Ia beranjak berdiri dari duduk-nya, kemudian berlari memasukki kamar mereka.
Tidak ada siapa-pun didalam sana, Net jadi teringat jika kekasih cantik-nya itu tengah menyiap-kan air hangat untuk diri-nya.
“Istri idaman sekali bukan?”gumam-nya, lalu terkekeh sendiri.
“SAYANG.. DIMANA KUNCI MOBIL-MU??”teriak-nya.
Kalau-kalau kekasih-nya itu tidak mendengar-nya.
“Ada di-tas bahu-ku Phi..”balas James dari dalam kamar mandi.
Net menoleh keatas tempat tidur, tas bahu kekasih-nya ada disana, langsung saja ia bergegas meraih-nya, mengeluar-kan kunci mobil milik sang kekasih, setelah dapat ia berlalu keluar dari dalam kamar mereka.
Seraya tangan-nya bergerak mengutak-atik ponsel-nya lincah, berakhir dengan mendekat-kan benda pipih itu pada daun telinga kiri-nya.
Menghubungi seseorang bernama Jay, orang suruhan-nya.
“Hallo Jay.. Datang keapartement saya sekarang, karena saya ingin meminta-mu untuk mengambil mobil James kekasih saya dipelataran galeri-nya, lalu antar-kan keapartement saya.. Bisa-kan?”
“Sawaddi Khap.. Tuan Net.. Tentu saja bisa Tuan.. Saya akan segera kesana, dan akan mengantar-kan mobil kekasih anda keapartement anda..”
Net mengangguk-kan kepala-nya.
“Jangan lama!”kata-nya, sebelum memutus-kan sambungan telepon itu.Hingga tatapan mata-nya tidak sengaja melihat hadiah sang terkasih yang ia letak-kan didekat pintu apartement-nya.
“Apa isi-nya ya?”tanya Net pada keheningan.
Melempar-kan ponsel-nya keatas sofa, Net melangkah mendekati bungkusan hadiah itu.
Meraih-nya, untuk ia bawa kepangkuan-nya, yang duduk disofa dekat pintu.
Perlahan tapi pasti, tangan-nya bergerak melepas-kan pita putih yang tersemat manis disana, merobek sedikit ujung pembungkus-nya.
Kedua mata-nya menyipit.
“Bukan-kah ini canvas lukis?”monolog-nya.
Lalu membuka pembungkus itu tergesa-gesa..
Hingga sebuah lukisan terpampang sempurna didepan mata-nya yang membulat lebar enggan berkedip.
Membuat kedua mata-nya terasa perih dan mengeluar-kan air-nya disudut mata-nya.
“B-bukan-kah.. I-ini.. L-lukisan.. Wajah-ku..?”seru-nya terbata-bata.
Net mendekap erat lukisan itu, hati-nya tersentuh, rasa senang itu meledak-ledak didalam dada-nya.
Tidak menyangka jika diri-nya akan mendapat-kan hadiah yang luar biasa menganggum-kan seperti ini dari kekasih hati-nya.
Memandangi wajah-nya yang terukir sempurna diatas canvas putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝗦𝗣𝗔𝗖𝗘 [END]
FanfictionNet mempunyai seorang kekasih bernama James, yang menurutnya nyaris sempurna. Tapi ternyata.. James, kekasihnya, tidak sesempurna itu. Hal itu dikarenakan, James mengindap Little Space Syndrome. Dimana hal itu terkadang membuat seseorang yang mengal...