CHAPTER 5 : James.. Susu?

2.8K 189 32
                                    

...


“Ya, hallo Nam, ada apa?”tanya Net, pada sang penelepon, yang menghubungi kekasih-nya.

“Oh Phi Net.. Dimana Phi James? Apa dia tidak datang ke galeri?”

Net terdiam beberapa saat, tatapan-nya melirik kearah James yang sedang tertidur nyaman diatas tempat tidur-nya.

Usai puas bermain bersama dengan-nya, kekasih-nya itu jatuh tertidur.

Layak-nya balita pada umum-nya, akan tertidur jika sudah lelah setelah puas bermain.

“Um.. James tidak akan datang Nam, sampai beberapa hari kedepan, kau bisa menghandle galeri-kan? James selalu mempercaya-kan semua-nya pada-mu, ku harap kau bisa menjaga kepercayaan-nya, selagi dia tidak bisa datang,”

“Kenapa seperti itu Phi? Kenapa Phi James tidak bisa datang? Ah—seperti itu? Baik-lah Phi.. Aku akan menghandle galeri, serah-kan dan percaya-kan saja pada-ku!”

“James akan ikut pergi perjalanan bisnis bersama-ku, baik-lah, kalau begitu aku tutup telepon-nya ya,”

Meletak-kan kembali ponsel milik James diatas nakas.

Net beranjak naik keatas tempat tidur-nya.

Memandangi wajah damai James yang sedang tertidur.

Tangan-nya terulur untuk mengusap lembut helaian rambut-nya yang menutupi dahi mulus-nya.

Tatapan Net menyendu.
“Sayang.. Sampai kapan kau akan terus seperti ini? Aku merindukan-mu yang seperti biasa-nya, kembali-lah.. Aku mohon,”

“Aku berjanji, tidak akan berbuat kasar pada-mu lagi, aku berjanji, akan selalu memanjakan-mu seperti biasa-nya, aku berjanji, jika kau kembali seperti sebelum-nya, aku akan mengajak-mu pergi berlibur kejepang, seperti yang kau ingin-kan beberapa waktu lalu..”

Kepala-nya menunduk dalam, Net menangis lagi.

Merubah posisi duduk-nya menjadi berbaring, membawa James kedalam pelukan-nya.

Menjadi-kan sebelah tangan-nya sebagai bantalan untuk kepala sang kekasih.

“Aku mencintai-mu sayang..”bisik-nya, sebelum pada akhir-nya ikut tertidur.

Dengkuran halus-nya terdengar pelan.

Bersamaan dengan masuk-nya Net kealam mimpi, mata jernih itu terbuka perlahan.

Eungh.. Phi Net..”


•••


“Luka-nya...”

James meneliti punggung sempit-nya dalam pantulan cermin dikamar mandi.

Pakaian-nya ia angkat sedikit hanya untuk melihat luka memar dipunggung-nya yang sudah sedikit memudar.

James tersenyum getir.
“Apa Phi Net yang mengobati-nya? Kemarin.. Dia memukul-ku seperti seseorang tanpa ada-nya perasaan, dia..”

James menjatuh-kan tubuh-nya pada lantai kamar mandi.

“Hiks.. Hiks.. Phi Net kenapa berubah menjadi kasar sekali pada-ku.. Dia..”

Dada-nya terasa sesak sekarang, mengingat kejadian kemarin, dimana Net kekasih-nya dengan tega-nya mencambuk diri-nya.

Sama sekali tidak pernah James duga, jika Net akan berbuat kasar seperti itu pada-nya.

Selama ini Net selalu memperlakukan-nya dengan lembut.

Tatapan-nya sama sekali tidak pernah tajam saat memandang-nya.

Net kekasih-nya itu selalu memandang-nya dengan tatapan penuh kasih dan cinta.

𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝗦𝗣𝗔𝗖𝗘 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang