𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝗦𝗣𝗔𝗖𝗘 [END]

CHAPTER 1 : Angry

Rate - M.
Adult Romance.
📍Harsh Word.

...

“Dimana?”

“Aku masih di Galeri,”

“Pulang sekarang,”

“T-tapi Phi.. Masih banyak yang harus aku kerja-kan,”

“Pu-lang, se-ka-rang JAMES!”tekan Net, dengan kalimat yang ia ejakan, agar James sang kekasih mengerti, bahwa ia tidak ingin dibantah.

Mata tajamnya berkilat menahan amarah, entah apa yang terjadi, saat ini, emosi sedang melanda seorang Net Arthur

Lelaki yang berhasil menguasai dunia bisnis dalam kurun waktu satu tahun.

Jauh sekali dari apa yang ia impikan.

Yaitu menjadi seorang Pilot.

Namun karena sang ayah yang ingin menikmati masa-masa santai diusia-nya yang sudah tak lagi muda, Net terpaksa melepaskan mimpi-nya, membiarkannya menjadi sebuah angan, yang tidak akan pernah bisa ia gapai.

“Baiklah, aku pulang, tunggu-lah,”pasrah James diseberang sana.

Tidak ingin memperpanjang masalah, walau hati-nya bertanya-tanya, mengapa nada bicara kekasihnya seperti itu.

Terdengar menahan amarah.

Yang tidak ia ketahui apa sebab-nya.

Terlebih lagi, mereka baru bertemu kembali tadi pagi, setelah satu minggu tidak bertemu.

Karena Net baru saja pulang dari perjalanan bisinis-nya selama satu minggu dinewyork.

Melepas rindu sejenak, karena setelahnya ia harus pergi ke galeri seni-nya, sedangkan Net beristirahat sejenak diapartement mereka, lalu pergi kekantor.

James Davian, ia sangat suka sekali melukis, jadi ia membangun sebuah galeri seni untuk memamer-kan hasil karya seni-nya.

Perasaannya jadi tidak enak, James berharap semuanya baik-baik saja.

Dan tanpa mendapatkan balasan apa-pun lagi dari Net, sambungan telepon itu terputus-kan begitu saja.

Tanpa salam penutup, atau lainnya yang menjadi kebiasaan mereka.

...

Ceklek..

“Phi Net.. Aku pulang,”

James berseru pelan, kala dirinya melangkah masuk kedalam apartement yang ia tempati bersama Net sang kekasih.

Suasana hening menyapa-nya

Tapi James yakin, kekasih-nya ada disini.

Kata pulang saat ditelepon, menjadi sebuah tanda, jika kekasih-nya itu memang benar-benar berada diapartement mereka.

“Phi, kau.. Dimana..?”lagi, ia berseru mencari intensitas sang kekasih.