Halo!
Apa kabar?
Jangan lupa vote juga komennya ya, bantu share juga ☺️*
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللَّهُ ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنْ الصَّبْرِ
“Barang siapa yang berusaha menjaga diri, maka Allah menjaganya, barang siapa yang berusaha merasa cukup, maka Allah mencukupinya. Barang siapa yang berusaha bersabar, maka Allah akan menjadikannya bisa bersabar dan tidak ada seorang pun yang dianugerahi sesuatu yang melebihi kesabaran.”
~HR. Bukhari No 1469
_____________________
Azalea terdiam ketika melihat beberapa santri kini tengah bercanda bersama keluarganya, di ruangan sana Azalea bisa melihat betapa bahagianya Okta di suapi ibunya.
"Kenapa banyak orang?" Tanya Azalea yang hanya berdiri, sendiri.
"Hari ini kunjungan keluarga Za, mereka akan datang menanyakan kabar anak mereka, bagaimana keadaan mereka di pesantren, dan masih banyak lagi."
Pandangan Azalea teralih kepada Elvira, nampaknya gadis itu juga sendiri.
"Keluarga mu belum datang Vir?"
Pertanyaan itu membuat Elvira menunduk dalam, sudah dua tahun di pesantren ini, dia hanya mendapatkan kiriman uang yang di titipkan ke tetangganya, orangnya tidak pernah sekalipun datang.
"Mereka sibuk."
Azalea mengangguk.
"Dimana mamah sama ayah ya? Mas Raka juga," Azalea menelisik pintu gerbang yang terbuka begitu lebar.
"Aku kesana dulu ya Za," Mendapati anggukan dari Azalea Elvira segera pergi.
"Kalo mereka gak datang, fix kali ini gue di buang," batin Azalea sembari tersenyum hambar.
Cukup lama menelisik gerbang, pandangan Azalea berhenti ketika sosok laki-laki berdiri di depan gerbang itu, tersenyum kepada seseorang yang ada di depannya, entah kepada siapa, Azalea tidak bisa melihatnya karna terhalang gapura.
"Ke siapa?" Tanya Azalea. "Bicara sama siapa sih, mana pakek senyum manis banget."
Tak ingin tau siapa yang berbicara dengan ustadz itu, Azalea membalikkan badannya berniat pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYAD DAYYAN
Teen Fiction(SUDAH TERBIT) "Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku tak akan menduakanmu apalagi mentigakanmu, aku ingin engkau menjadi khobar tunggalku...