ASSALAMU'ALAIKUM.
*
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمد*
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
"Wanita punya mahkota di kepala, jadi, jangan pernah menunduk, hanya karna cinta."~Arsyaddayyan.
____________________
"Gus, aku takut.""Apa yang kamu takutkan, ay?"
Azalea melihat Arsyad sekilas, lalu kembali melihat jalanan yang cukup ramai pengendara, udara segar di malam hari membuat Azalea nyaman.
"Takut, takut Gus Arsyad pergi ninggalin aku."
"Gak akan Ay, aku tidak akan pernah meninggalkanmu."
"Ayo, pulang Gus."
Arsyad mengangguk, meraih tangan Azalea lalu menggenggamnya erat.
Seperjalanan pulang, tidak ada sedikitpun pembicaraan, Arsyad diam, begitu juga dengan Azalea."Gus."
"Iya?"
Azalea berjalan selangkah, berhadapan dengan Arsyad. "Jangan pergi."
"AWAS AY!!" Arsyad meraih kedua lengan Azalea, menyingkirkan istrinya kesamping, sebuah motor dengan cepat melaju kearah Arsyad, hingga menabraknya.
"GUS!!"
Teriakan Azalea, juga tubuh Arsyad yang terlempar cukup jauh, mengundang perhatian pengendara juga pejalan kaki.
Azalea segera berlari kerah suaminya yang tergelak di lumuri darah, tubuh itu tak lagi bergerak, Arsyad pingsan.
"G-gus," tubuh Azalea meluruh jalan, meraih kepala Arsyad lalu menidurkan di pahanya. "Bangun."
Semua orang kini mulai mengerumuni Azalea juga Arsyad, riuh di telinga ketika mereka hanya membicarakan masalah kecelakaan itu, bukan membantu memanggil ambulance.
"Tolong, panggilkan ambulance," ucap Azalea lirih, tangannya tak henti mengusap darah yang akan menetes ke jalan.
"Gus."
"Jangan seperti ini Gus, aku takut, bangun Gus."
"Gus!"
"Bangun," berkali-kali Azalea pipi Arsyad.
"Sepertinya dia sudah tiada," ucap seorang pria.
"Gak mungkin."
"Gak mungkin!! Gus bangun!"
"GUS!!!"
"Ay! Bangun."
"Gus!" Azalea membuka matanya, detak jantungnya begitu cepat, peluh membasahi kening Azalea, semua hanya mimpi, iya mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYAD DAYYAN
Teen Fiction(SUDAH TERBIT) "Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku tak akan menduakanmu apalagi mentigakanmu, aku ingin engkau menjadi khobar tunggalku...