ASSALAMU'ALAIKUM.
*
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمد*
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ"Allah tau kamu ingin menyerah, tapi Allah juga tau, kamu bisa melakukannya."
~Arsyaddayyan.
__________________
"Kami pamit kembali kekelas untuk mengajar Abi," pamit beberapa ustadz yang kini berdiri.
"Untuk santri yang baru masuk, tolong di perhatikan."
"Baik Abi."
"Kalian boleh kembali."
"Assalamu'alaikum, Abi, Gus."
Arsyad juga Irsya mengangguk."Waalaikumsalam." Setelah kepergian tiga ustad itu, Arsyad membereskan kitab yang ada di atas meja.
"Ada masalah apa kamu sama istrimu Syad?"
Arsyad menghentikan aktivitasnya, pandangannya tertuju kepada Abinya.
"Apa kamu pikir, kita tidak tau kalo kamu sedang ada masalah dengan istrimu? Dalam tiga hari ini Abi tidak pernah melihat kalian saling berbicara, semarahnya seorang lelaki tidak harus mendiami istrinya."
"Maaf Abi."
"Jangan meminta maaf kepada ku Syad, datang kepada istrimu, dan berbicara kepadanya."
"Aku belum bisa."
"Kami tidak tau siapa yang bersalah Syad, tetapi mendiami istri bukan solusi terbaik."
"Abi mu selalu memaafkan umma jika umma melakukan kesalahan, istrimu sedang hamil, jangan membuatnya setres, itu akan mengganggu kehamilan Azalea."
Arsyad menunduk, tangannya kembali merapikan kitab, bukan Arsyad tidak mau memaafkan Azalea, tetapi ketika dia mengingat istrinya berada di dalam pelukan lelaki lain, Arsyad tidak bisa mengendalikan kemarahannya.
*****
"Aku rindu, Gus."
Azalea tersenyum hambar, ketika melihat kepergian Arsyad yang kini keluar dari kamar.
"Ayah mu sedang marah kepada bunda nak, bantu bunda ya, biar ayahmu mau bicara sama bunda lagi" Azalea mengelus perutnya sembari tersenyum.
"Sehat ya anak ku, bagaimana pun keadaan bunda sekarang, kamu harus tetap sehat."
Setelah terdiam cukup lama di kamar, Azalea berjalan keluar, Melawati lorong pesantren hingga sampai pada kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSYAD DAYYAN
Teen Fiction(SUDAH TERBIT) "Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku tak akan menduakanmu apalagi mentigakanmu, aku ingin engkau menjadi khobar tunggalku...