“James!”
Suara Hans, Ray dan Jimmy terdengar di beberapa ruangan dalam gedung ini.
“Tadi di toilet sudah kau periksa?” tanya Ray menghentikan langkah kakinya, diikuti oleh Hans dan Jimmy yang juga berhenti melangkah.
Hans mengangguk, “Tidak ada orang,” balasnya.
“Aku di sini!” teriak James dari ruang paling ujung, dekat tempat ketiga temannya itu berdiri.
Ketiganya sontak terkejut mendengar jawaban dari James tetapi tak melihat batang hidungnya.
“Di ujung sana,” ucap Jimmy berlari lebih dulu ke ujung ruangan.
Hans dan Ray pun ikut berlari di belakang Jimmy. Jimmy pun membuka pintu gudang dengan santainya.
Melihat wajah James, Hans mendengus, “Memangnya kau tidak bisa membuka pintu? ini tidak dikunci sama sekali.” Kata Hans pertama kalinya saat melihat wajah James yang tersenyum dengan cerah.
“Tidak mungkin malas menggerakkan tangan untuk membuka pintu, 'kan?” tanya Jimmy lagi.
Pintu pun terbuka lebar, dari belakang James perlahan Winter bergeser kembali sambil menunduk dengan sopan.
“Terima kasih,” ucapnya pada ketiga teman James.
Baik Hans, Jimmy maupun Ray, ketiganya terkejut dengan keberadaan Winter di sini.
“Siapa?” tanya Jimmy pada James.
Hal itu tentu saja didengar oleh Winter yang berdiri di samping James.
“Namaku Winter, kenalan baru James.” Ucapnya menjawab rasa penasaran tiga orang tersebut.
“Bagaimana kau bisa ikut terkunci juga?” tanya Hans.
“Tadi James membantuku membawa kotak penyimpanan,” jawabnya.
“Lalu siapa yang menutup pintu?” tanya Ray.
“Aku,” balas James secara spontan.
Jimmy mendengus, “Pintu gudang tak boleh sembarangan kau tutup begitu saja. Tanpa tau sejarahnya.” Kata Jimmy mengingatkan.
“Apa maksudnya?” tanya James lagi.
“Maksudnya, kau sangat tidak berhati-hati.” Tegas Hans.
“Sudah tau lingkungan baru, tidak tau juga pintu gudang seperti ini masih bagus atau tidak, jangan asal menutupnya saja.” Kata Ray menasihati.
James mengangguk-angguk, “Baiklah, aku tau, terima kasih sudah menolongku.” Balas James menghentikan segala omelan yang sepertinya akan berlanjut.
James pun merasa tidak enak jika harus diomeli di depan Winter. Walaupun jujur saja, baik dirinya sendiri, Jimmy, Hans dan Ray, senang untuk dinasihati jika mereka salah. Tetapi tidak juga di depan orang lain selain dari mereka berempat.
“Kau panitia?” tanya Jimmy saat melihat kotak name tag yang dibawa oleh Winter tersebut.
Winter mengangguk, “Iya,” balasnya.
“Oh, berarti kakak tingkatnya di atas kami?” tanya Hans yang mendadak langsung sopan.
Winter menggeleng, “Tidak, aku juga mahasiswa baru.” Balasnya.
“Tapi kenapa sudah jadi panitia?” tanya Ray lagi.
“Hei, yang seperti itu masih bisa jadi pertanyaan?” tanya Jimmy.
James mengangguk, “Betul kata Jimmy, pikirkan pertanyaannya dulu sebelum bertanya.” Ucap James.
“Apa maksudnya?” tanya Ray lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Sweet
FanfictionKeseharian yang dipenuhi dengan hal-hal kecil membuat James perlahan menyadari perasaannya. bahasa baku start : 22 September 2023 end : -