09

145 37 22
                                    

“Jadwal syutingmu sudah keluar?” tanya Karina pada Winter yang sedang menyantap makanannya.

Hari ini, Karina memutuskan untuk mentraktir Winter makan di kantin. Bagaimanapun, Winter dan Karina berjanji jika mendapat pasangan akan mentraktir makan. Sejak dari sekolah menengah atas mereka membuat kesepakatan tersebut.

Winter mengangguk, “Sudah, tiga hari lagi.” Jawabnya.

“Kau sudah siap?” tanya Karina.

Winter pun menggeleng sebagai jawabannya. Jika ditanya seperti itu, Winter tentu akan menjawab tidak, karena ia belum pernah menjadi model, bagaimana bisa dikatakan sudah siap.

“Nanti kabari aku ya, dimana lokasi syutingnya, biar aku bisa mendukungmu.” Kata Karina.

Winter pun tersenyum, “Nanti akan ada yang di kampus,” ucapnya.

“Serius?” tanya Karina.

“Iya, sebagian besar lokasinya di sini, namanya juga untuk majalah kampus.” Kata Winter.

“Benar juga,” jawab Karina dengan suara kecil yang masih bisa didengar oleh Winter yang duduk di sebelahnya.

James dan kawan-kawan pun datang ke kantin yang langsung dilihat oleh beberapa orang. Karena Karina dan Winter sudah berada di kantin. Mungkin kabar mereka menjadi model majalah kampus sudah cukup tersebar luas.

“Jimmy!” panggil Karina dengan nada yang elegan tentunya.

Jimmy pun tersenyum melihat Karina, ia berjalan lebih dulu dari James, Hans dan Ray menuju meja Karina dan Winter.

Jimmy pun mengambil bagian duduk di sebelah Karina di bangku panjang, sebelum duduk Jimmy mengacak pelan rambut Karina.

Itu dilihat oleh Winter yang hampir tersedak saat makan.

“Wah,” hanya itu yang terucap oleh Winter.

James, Hans dan Ray pun sampai di meja Karina dan Winter yang sudah ada Jimmy di sana. Mereka bertiga duduk di bangku panjang yang berhadapan dengan Winter, Karina dan Jimmy.

“Mataku Jimmy!” seru James mengatakan itu pada Jimmy.

Hans tertawa, “Kau tak lihat? baru pertama kalinya James mengeluh setelah sekian lama kau berpacaran,” kata Hans.

Ray menggeleng, “Aku rasa ini sudah termasuk cepat, karena Jimmy pun belum lama juga berpacaran, sekian lama apanya?” tanya Ray.

“Tinggal menunggu kau untuk tak tahan saja,” ucap James menatap Ray.

Winter pun hanya diam-diam tersenyum dan lanjut menikmati sarapannya yang ditraktir oleh Karina.

“Kalian jika sudah ada pasangan, akan mengerti,” ucap Jimmy membalas perkataan teman-temannya.

James mengangguk. Hans pun mengangguk.

“Setidaknya kau harus menahan keluhan kami hingga aku, James dan Hans memiliki pacar.” Kata Ray yang langsung mendapat tepuk tangan dari Hans.

“Benar sekali! akan berapa lama itu?” ucap Hans.

“Berarti kau mengakui, tidak ada pesona sama sekali?” tanya Jimmy.

Hans terdiam, “Apa maksudmu?” tanya Hans tak terima.

“Kau tak dengar kalimat yang tadi kau katakan?” tanya Jimmy balik.

“Memangnya kalimatku tadi ada yang salah?” tanya Hans lagi.

James yang berada di sebelah Hans itu menepuk pundak Hans.

“Memang kalimat yang kau susun itu sedikit salah,” ucap James mengingatkan.

“Apanya yang salah?” tanya Hans begitu tak mengerti.

A Little SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang