13

160 34 28
                                    

"Kalian jika butuh saran, katakan saja." Kata Sky.

"Kalian mengirimi kami pesan juga boleh, tetap berkomunikasi saja," lanjut Summer.

Keduanya mengangguk paham.

Setelah itu, mereka pun berpisah. Sky dan Summer masih ada kencan lain. Jadi tidak bersama-sama dengan Winter dan James.

Winter pun beranjak lebih dulu kursinya dan hendak membayar. Tetapi hal itu dihentikan oleh James dengan cepat.

"Jangan, aku saja," kata James.

Mengingat yang makan hari ini, tidak hanya mereka berdua, tetapi ada Sky dan Summer. Bukan karena alasan, tetapi bagian Sky dan Summer tidak menjadi bagian yang harus Winter bayar.

James memberikan satu kartu kepada pelayan di kasir bagian depan.

"Ini, untuk meja nomor 13," ucapnya.

"Tadi sudah dibayar," ucap pelayan tersebut.

Baik Winter maupun James, mereka saling menatap. Tak mengerti, beberapa detik kemudian mereka tersadarkan. Pasti Sky dan Summer yang membayarnya.

"Ah, begitu ya, terima kasih." Ucap James.

Mereka berdua pun keluar dari restoran. Winter mengambil ponselnya dan mengirimi Summer pesan untuk mengatakan terima kasih. Begitu juga James yang ia lakukan dengan mengirim pesan pada Sky.

"Tunggu," ucap James saat Winter hendak melangkahkan kakinya.

James berjongkok untuk mengikat tali sepatu Winter di depan restoran. Beberapa pasang mata melihat mereka dengan tersenyum. Winter yang hanya terdiam menunggu James menyelesaikan ikatan tali sepatunya itu.

"Sudah," ucap James.

Winter tersenyum, "Terima kasih," ucap Winter.

Keduanya pun naik taksi untuk kembali ke rumah masing-masing, dalam satu taksi dengan mengantar Winter lebih dulu ke rumahnya.

Rumah mereka tidak begitu jauh, tapi tidak dalam satu perumahan yang sama. Mereka pun sampai di rumah Winter.

Winter memberikan uang kepada James, untuk membagi membayar taksi.

"Tidak perlu, untuk pertemuan berikutnya saja," kata James.

Winter menggeleng, ia sudah cukup sering membiarkan James membayar ongkos taksi. Winter langsung memberikan uangnya ke tangan James langsung dan menutupnya dengan tangan James yang satu lagi.

"Terima saja, aku masuk dulu," ucap Winter.

James mengangguk, "Bye," ucapnya.

Winter tersenyum sambil melambai-lambaikan tangannya pada James yang menurunkan kaca mobil. James juga melambaikan tangannya sedikit. Itu tampak dari luar oleh Winter.

Winter pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam teras rumahnya dan sebelum itu membuka sepatunya. Sejenak ia terdiam.

James tidak mengikat tali sepatunya begitu erat, sehingga Winter yang memiliki kebiasaan langsung melepas sepatunya itu tidak merasa ada keanehan. Karena Winter saat mengikat tali sepatu, akan seperti ini juga.

Sontak saja, kedua sudut bibir Winter terangkat ke atas. Ia tersenyum, rasanya cukup senang, ada orang lain yang mengikatkan tali sepatunya, terlebih itu adalah James.

Kaki Winter melangkah untuk masuk ke dalam rumahnya setelah meletakkan sepatunya di rak sepatu depan rumahnya itu. Ia melepas tasnya dan langsung duduk di sofa yang sangat empuk itu.

Di sisi lain, James yang sudah sampai di depan rumahnya itu, tak lupa untuk membayar ongkos taksi dan langsung masuk ke rumahnya.

Keesokan harinya, di hari yang terbilang memiliki cuaca yang bagus ini. Beberapa orang sudah banyak mengerumuni para staff pemotretan yang lokasi pemotretan ditentukan di sekitar perpustakaan umum universitas mereka.

A Little SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang