19

99 18 17
                                    

double up!

Hari ini mereka melanjutkan pemotretan untuk bagian sampul, sebagai penutup majalah.

“Hari ini hanya akan ada satu tema saja ya,” kata Ansell pada Winter dan James.

“Cepat antar mereka ganti pakaian ya!” seru Ansell pada salah satu penata busana timnya.

Pemotretan kali ini, James dan Winter akan memakai baju kelulusan untuk wisuda. Dan lokasinya adalah lapangan utama universitas mereka. Yang ditengahnya dihiasi oleh air mancur beserta lampu dengan warna yang berbeda. Cukup senada warnanya dengan warna pakaian mereka.

Tak bisa dipungkiri, bahwa mereka cukup menarik perhatian beberapa mahasiswa yang menghentikan kegiatan mereka itu hanya untuk melihat proses pemotretan.

James dan Winter sekarang sudah berada di lapangan setelah mengganti pakaian.

“Sambil berjalan dari depan kamera ya, jika berkenan, boleh sambil berpegangan tangan.” Kata Ace yang mengarahkan keduanya untuk memulai pemotretan.

James dan Winter pun melakukan sesuai arahan dari Ace. Keduanya berpegangan tangan sambil berjalan perlahan menuju arah air mancur yang berada di tengah lapangan.

James menatap Winter, penuh dengan kasih sayang, Winter yang tak tahan melihatnya itu hanya bisa tertawa kecil.

“Oh iya, aku lupa mengatakannya karena kemarin,” ucap Winter.

James menghentikan langkah kakinya tepat berada tak jauh dari air mancur dan menatap Winter, Winter pun menghentikan langkah kakinya dan melakukan hal yang sama seperti James.

“Mengatakan apa?” tanya James.

“Terima kasih,” balas Winter.

James tersenyum, tidak bisa menahan senyumannya setiap melihat Winter, ia terlalu senang saat ini. James mengangkat kedua alisnya.

“Untuk?” tanya James.

“Selimutnya, kemarin.” Kata Winter.

James mengingat kembali, dan saat teringat, ia mengangguk dan tersenyum, “Sama-sama,” balasnya.

James pun sedikit menunduk dan berbisik, “Aku bisa melakukannya untukmu setiap hari,” katanya.

Kedua sudut bibir Winter terangkat, ia tak bisa menahan senyumnya.

“Semakin pandai ya?” tanya Winter.

James memiringkan sedikit kepalanya menatap Winter, “Semakin pandai apa?” tanya James.

Winter menggeleng masih dengan senyuman yang terukir di wajahnya, “Kata-katamu semakin pandai,” balasnya.

“Ada aku begitu?” tanya James.

Winter mengangguk, “Aku harus banyak-banyak belajar,” balasnya.

James tertawa kecil, lalu mengelus pelan rambut Winter dengan gemas, “Tidak perlu buru-buru, kita punya banyak waktu,” ucapnya

Dari sisi lain pun, Ace tak berhenti memotret mereka sambil tersenyum.

“Jika modelnya seperti ini terus, membantuku untuk tetap awet muda.” Kata Ace.

Ansell tertawa, “Memangnya kalau tidak seperti mereka, kau akan cepat tua?” tanya Ansell.

Ace mengangguk, “Iya, karena marah-marah, kau tau temperamenku tidak bagus.” Kata Ace sambil terkekeh.

“Tentu saja aku tau,” balas Ansell.

Ace pun lalu mengarahkan semua staff untuk berpindah lokasi. Mereka sampai di taman depan perpustakaan dengan lapangan yang dipenuhi rumput.

A Little SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang