07

140 41 64
                                    

“Kita akhiri kelas pada hari ini, sampai jumpa minggu depan.” Kata seorang dosen yang sedang mengajar itu, ia menutup laptopnya dan keluar dari kelas.

“Aku suka dosen seperti dia,” kata Karina tanpa sadar.

“Tapi kau ada Jimmy?” balas Hans.

Karina langsung melempar potongan penghapus yang tadi ia pisahkan. Ia harus sedikit bermain agar tidak mengantuk.

“Maksudku, dosen yang langsung keluar begitu kelas selesai,” ucap Karina membenarkan.

“Memangnya kenapa?” tanya Hans.

“Jadi kita sebagai mahasiswa tidak perlu sungkan dan menunggu dosen untuk keluar kelas terlebih dahulu. Begini kan, karakter kita tetap menjadi sopan.” Kata Karina.

Hans mengangguk, “Benar juga, pikiranmu selama kelas ada manfaatnya juga ya,” kata Hans.

Winter dan James hanya tertawa kecil mendengar perdebatan kecil mereka itu.

James pun menepuk lengan Winter dengan pelan, “Apa setelah ini kau ada kelas lagi?” tanya James.

Winter menggeleng, “Tidak ada, mau bicara?” tanya Winter.

James mengangguk, benar-benar sepemikiran dengan James.

“Kalian ingin pergi kemana?” tanya Hans yang tadinya masih berdebat kecil dengan Karina.

“Mau berbicara sebentar, di kantin.” Kata James.

Winter pun mengambil tas ambin yang ia pakai hanya di sebelah kanannya saja. Winter pun berdiri, “Ayo,” katanya.

Mereka berdua pergi lebih dulu, dengan beberapa mahasiswa yang memotret mereka sedikit, James dan Winter pun tau itu, tetapi mereka memutuskan untuk tidak mempermasalahkan apapun.

“Wah, lihat mereka, jika tau begini, harusnya kau dan Jimmy yang naik ke panggung,” ucap Hans.

Karina sekali menepuk punggung Hans dengan pelan, “Kau gila? aku mau berpacaran diam-diam saja, tidak ingin sampai publik yang mengamati.” Kata Karina.

Hans pun menjentikkan jarinya, “Akhirnya, diakui juga, benar 'kan? sudah berpacaran, habisnya Jimmy tak ingin berkata apapun padaku.” Kata Hans.

Karina menutup mulutnya, “Jadi, tadi kau memancing?” tanya Karina.

“Tidak, kau 'kan bukan ikan.” Jawab Hans.

Karina terkekeh, “Tidak salah, tapi tidak juga benar.” Katanya.

Karina berdiri lebih dulu, diikuti oleh Hans. Mereka berdua pun keluar dari kelas, menuju kantin. Bukan ingin menguping pembicaraan James dan Winter, tetapi Ray, Jimmy dan Felix sudah berada di kantin.

“Kenapa lama sekali?” tanya Ray saat melihat batang hidung Hans dan Karina yang baru masuk kantin.

“Ray! aku mendapat sebuah berita bagus,” ucap Hans yang langsung berlari kecil untuk duduk di sebelah Ray.

“Apa?” tanya Ray.

“Ternyata Jimmy, anak ini sudah berpacaran,” kata Hans memberitakan hal tersebut pada Ray dan Felix yang belum mengetahuinya.

“Tau dari?” tanya Ray.

“Pasangannya,” kata Hans menatap Karina yang baru saja duduk.

Ray menutup mulutnya tak percaya, ia menatap Karina, “Kau sungguh termakan umpan Hans?” tanya Ray.

Karina memelas, “Dia berbicara benar-benar membuat orang tak menyadari jika dia sedang memancing orang lain berbicara.” Katanya.

Jimmy melihat Karina yang sudah duduk itu, ia menggeserkan botol air mineral dingin pada Karina.

A Little SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang