10

122 33 27
                                    

Tiga hari kemudian.

James dan Winter sudah sampai di sebuah ruang rapat di studio foto milik Ansell. Hari ini kebetulan baik Winter maupun James sudah menyelesaikan kelas mereka.

James dan Winter satu kelas untuk semester pertama ini. Jadi mereka memiliki jadwal yang sama. Seperti Hans dan Karina.

“Bagaimana? Apakah studio milikku bagus?” tanya Ansell sambil membawa nampan berisikan tiga gelas teh.

Ansell meletakkan nampan berisi gelas tersebut di atas meja. Dan membagi rata kepada James dan Winter serta miliknya.

“Kalian sudah tidak ada kelas lagi? atau setelah ini akan lanjut?” tanya Ansell.

James dan Winter menggeleng, James pun membuka mulutnya, “Tidak, kami sudah selesai kelas untuk hari ini.”

Ansell mengangguk.

“Aku mengerti jadwal kalian, jadi untuk hari pertama syuting ini, kita ambil beberapa foto saja dulu. Karena aku tau kalian lelah.” Kata Ansell.

Terlihat di studio ini, banyak sekali orang yang berlalu-lalang melakukan kesibukan dan pekerjaan mereka masing-masing yang sesuai dengan keahlian mereka.

Benar-benar sangat ramai, seperti lokasi-lokasi syuting yang biasa mereka lihat.

“Tolong benarkan bagian belakang di sana!”

“Sudah terlihat sama?”

Ok,

“Sudah siap?” tanya Ansell yang sambil membantu para staffnya.

Sementara Winter dan James hanya duduk saja di tempat mereka, tak bergerak sedikit pun. Karena bingung ingin membantu seperti apa. Dengan kesibukan yang benar-benar terlihat tidak rapi di mata mereka ini, sepertinya akan kacau jika mereka berusaha membantu.

Jadi keduanya pun memutuskan untuk tidak memberikan beban bagi orang lain. Hanya duduk diam dan sesekali membantu mengangkat barang yang dijatuhkan pekerja di sini.

Setidaknya itu yang mereka anggap bisa untuk mereka lakukan. Dan sudah pasti tidak salah.

“Sudah siap!” seru salah satu pekerja Ansell.

“James Winter!” panggil Ansell.

Ansell pun berjalan menuju tempat dimana mereka duduk.

“Kalian pergi ke ruang ganti pakaian ya, segera.” Kata Ansell.

Keduanya pun pergi ke ruangan yang bersebelahan itu. Sudah ada penata rias dan di dalam ruangan itu ada pula tempat untuk mengganti pakaian. Pakaian yang sudah dipilih oleh tim busana mereka.

Setelah kurang lebih tiga puluh menit bersiap-siap, mereka pun keluar dengan baju pertama yaitu denim. Dengan make up yang cukup sederhana. Benar-benar sederhana sampai tidak begitu nampak jika mereka mendandani wajah mereka. Sangat natural dan nyaman dilihat.

Kaki James berhenti melangkah saat melihat Winter yang baru saja keluar dari ruangan itu. Dengan memakai dress denim yang senada dengannya.

Benar-benar cantik. Begitu pikir James.

Baik James maupun Winter, mereka pun berjalan menuju Ansell yang tersenyum puas melihat keduanya.

Ansell pun bertepuk tangan, diikuti yang lain.

“Bagaimana? Aku tidak salah memilih 'kan?” tanya Ansell pada karyawan yang sudah seperti keluarga baginya itu.

“Wah, benar-benar cocok,” kata Ace selaku fotografer sambil tertawa kecil.

A Little SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang