16

62 18 30
                                    

“Sangat susah ya? Jika tau begitu, kami seharusnya membantu tadi,” ucap Hans yang melihat James dan Winter baru sampai di hadapan mereka.

James menggeleng, “Tidak susah,” balasnya.

“Lalu kenapa lama?” tanya Felix.

Winter menatap Felix lalu tersenyum kecil, “Tadi aku tertidur,” ucapnya menjawab pertanyaan Felix.

Hans mengangguk-anggukkan kepalanya, itu artinya James tidak tega untuk langsung membangunkan. Pasti hanya menunggu saja, hal itu sudah tidak perlu dipastikan dengan pertanyaan lagi.

“Aku sudah pesankan kesukaanmu,” ucap Karina menggeser satu piring ke arah Winter.

“Baru aku pesan, masih panas.” Kata Karina.

Winter tersenyum senang, “Terima kasih,” katanya lalu duduk di sebelah Karina.

James pun sudah mengirim pesanan makanannya kepada Hans untuk dipesan lebih dulu.

Sekitar dua puluh menit selesai makan ditambah dengan mengobrol sebentar, mereka membayar makanan mereka masing-masing.

“Winter, ada yang salah,” kata Karina mengecek isi tasnya.

“Kenapa?” tanya Winter.

“Dompetku kemana?” gumam Karina mulai sedikit panik.

Winter pun melepas tas dari bahu Karina dengan pelan. Ia mencarinya dengan lebih teliti.

“Sebentar,” kata Winter.

Winter pun pergi membayar pesanannya dan Karina lebih dulu. Setelah itu, Winter menghampiri James.

“James, aku temani Karina mencari sesuatu, kau duluan saja ke kelas berikutnya.” Kata Winter.

James mengangguk. Setelah itu, Winter dan Karina pun keluar dari kantin sambil melihat selama perjalanan mereka sampai ke ruang konferensi. Winter menyalakan lampu ruangan dan mencari di sekitar tempat duduk mereka.

“Tidak ada di sini,” ucap Winter yang sudah mencari dengan teliti.

“Di sini juga tidak ada,” kata Karina yang mencari di sekitar tempatnya berjalan masuk dan keluar.

“Kau tidak ingat menaruhnya dimana?” tanya Winter lagi, memastikan.

Karina menggeleng, “Tidak, seingatku aku hanya berada di ruangan ini dan langsung ke kantin.” Jawabnya.

“Ruang CCTV saja,” ajak Winter yang disetujui oleh Karina.

Mereka berdua pun pergi ke ruang CCTV dan petugasnya pun memperlihatkan rekaman CCTV pada hari itu di sekitar jamnya pada saat itu.

“Oh itu,” ucap Karina.

Karina bernapas lega, “Untung saja,” ucapnya melihat bibi yang melakukan bersih-bersih di ruangan yang menyimpannya.

Winter tersenyum melihat rupanya dompet Karina disimpankan. Karena jika hilang entah kemana, Karina tidak bisa menjelaskan apa-apa pada orang tuanya. Sudah kesekian kalinya ia melupakan dompetnya.

Winter pun tak sengaja melihat suatu kejadian melalui rekaman CCTV yang masih berjalan itu. Ia melihat James yang berdiri secara pelan-pelan hingga menyelimutinya.

Karina menyenggol lengan Winter, “Romansa apa ini yang sedang aku lihat?” tanya Karina.

Winter tersenyum saja.

Keduanya pun hendak keluar dari ruangan.

“Terima kasih banyak Pak,” ucap Karina dan Winter lalu keluar dari ruangan tersebut.

A Little SweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang